Kupang, Klikbmi – Rapat Anggota Tahunan (RAT) ke-12 Coop TLM berlangsung meriah di La Cove Resto dan Bar milik Coop Tanaoba Lais Manekeat (TLM) Indonsia di Pantai Wisata Lasiana, Kelurahan Lasiana, Kota Kupang, Jumat (2/6). Dimulai pukul 16.00 WITA acara ini benar-benar menjadi pesta anggota Coop TLM.
Acara ini adalah hari kedua yang berisi pengesehan hasil RAT. RAT ini merupakan hari kedua dan menjadi acara puncak RAT ke-12 Coop TLM Indonesia. Total peserta 2 hari sebanyak 10.000 lebih anggota ikut menyemarakkan acara ini. Pada hari kedua, peserta yang hadir langsung sebanyak 1000 lebih peserta sementara melalui zoom lebih daro 4000 peserta.
Tamu-tamu penting hadir pada RAT kali ini, tercatat Deputi perkoperasian,Ahmad Zabadi dan para kepala dinas baik 3 propinsi maupun 16 kabupaten wilayah operasional Coop TLM. Gubernur Gubernur NTT Viktor Laiskodat terliat antusias membersamai RAT ini sampai malam hari.
Tamu undangan lain adalah Kamaruddin Batubara, Presiden Direktur Koperasi BMI Grup. Ia terlihat gagah dengan pakaian adat NTT. Ia diundang karena spin off sebagai keputusan penting Coop TLM terinsiprasi dari model spin off Koperasi BMI Grup.
Spin off adaah strategi operasional yang digunakan oleh koperasi untuk memecah dan mengembangkan koperasi.
Kepada redaksi, Kambara mengungkapkan kekagumannya dengan gelaran RAT Coop TLM Indonesia. Dan ia sangat mendukung model spin off yang akan dikembangkan oleh Coop TLM Indonesia. “Ini acara RAT luar biasa, dan tentu langkah spin off yang akan dikembangkan oleh TLM ini sebagai langkah koperasi mewujudkan konglomerasi koperasi. Menuju peradaban baru koperasi Indonesia” ujarnya singkat.
Zabadi di awal sambutannya mengatakan karena koperasi ini milik anggota, RAT yang digelar Coop TLM benar-benar menunjukkan jika RAT ini adalah pestanya anggota Coop TLM.
Ia sangat memberikan apresiasi kinerja TLM dengan raihan NPL sebesar 0,39 %. Ia lalu menyoroti bahasan RAT yang memutuskan spin off, ia katakana spin off sebagai upaya menjadi konglomerasi koperasi di masa depan.
Lebih lanjut ia juga menghargai perjuangan gerakan koperasi yang telah menjaga UU PPSK yang menjadikan koperasi masih pada ranah pemberdayaan, bukan berubah menjadi bisnis keuangan semata-mata.
Ia juga menekankan Kemenkopukm terus mengawal RUU perkoperasian yang saat ini telah berusia lebih dari 30 tahun. “Undang-undang koperasi saat ini telah berusia lebih dari 30 tahun dan telah usang, sudah tidak relevan lagi dengan perkembangan jaman” ujarnya.
Ia katakan RUU perkoperasian bertujuan untuk menciptakan ekosistem kelembagaan koperasi yang kuat. “Ini sebagai langkah untuk melindungi anggota koperasi, koperasi, mitra koperasi dan masyarakat” ujarnya lagi.
Menutup sambutannya Zabadi menegaskan kembali spin off sebagai langkah menuju konglomerasi koperasi di masa depan.
Viktor Laiskodat dalam sambutannya menegaskan koperasi berdiri untuk menolong orang miskin yang ingin keluar dari kemiskinannya. “Tidak semua orang miskin ingin keluar dari kemiskinannya, ini bisa dibuktikan saat penerima bantuan orang miskin digelar, banyak orang mengaku miskin” terang gubernur Laiskodat.
Dalam sambutannya ia menegaskan perlunya membangun NTT dengan kebangggan, ia tegaskan banyak potensi NTT yang belum termanfaat dengan baik.
Ia yakin melalui spin off koperasi inilah jalan menuju kemakmuran orang miskin menjadi orang-orang kaya baru. “ Jangan bantu orang miskin, tapi buat ia lebih pintar untuk memberdayakan mereka” ujar Laiskodat. (Sularto/Klikbmi)
Spin-off Koperasi merupakan cara terbaik dalam mengembangkan Koperasi yang sudah ada