Klikbmi.com, Tangerang – Sebagian besar barang yang dijual di toko online merupakan barang impor, sehingga lebih menguntungkan produsen asing daripada produsen lokal. Bahkan hal ini telah mempengaruhi defisit perdagangan nasional kita. Demikian diungkapkan Manager Fintech Office BI, Miftahul Choiri. Lebih lanjut Choiri mengatakan bahwa toko online yang ada saat ini seperti Tokopedia, Shopee dan Bukalapak ternyata menjadi salah satu pemicu depresiasi rupiah karena banyak menjual produk impor.
” BI itu Concernya kemana? Tentu ke Nilai tukar rupiah. Kalau dari Tokopedia, Bukalapak, Shopee yang menjual 90 persen barang impor, sehingga melemahkan nilai tukar rupiah kita, ” Ujar Miftahul Choiri. Menurut Choiri, supaya e- commerce tidak lagi berkontribusi terhadap pelemahan rupiah, maka sektor UKM perlu didorong menjadi substitusi impor dan menjadi pemain di industri digital.” UKM harus Go Online, harus diadu produk lokal dan impor ” Ujar Miftahul Choiri.
Sementara itu, ekonom INDEF , Bima Yudhistira mengatakan bahwa 93 persen barang yang dijual di marketplace adalah barang impor. ” Produk lokal hanya 7 persen, ” Ujar Bima sebagaimana dilansir dari duta.co.id.
Menurut Bima, toko online selama ini berkontribusi meningkatkan impor barang konsumsi . ” Kita tahu bahwa toko online di Indonesia saat ini disuntik dana investasi asing hingga menjadi unicorn atau decacorn. Investor asing bisa masuk ke perdagangan ritel online karena kebijakan liberal Pemerintah kita, yang membuka kepemilikan 100 persen investasi asing di 95 usaha, salah satunya bidang ritel online. Dengan banjirnya investasi asing, maka defisit perdagangan akan tercipta dan akan memicu defisit neraca berjalan (CAD) dan secara laten memperlemah nilai tukar rupiah kita, ” Ujar Bima Yudhistira.
Sementara itu Wakil Presiden Direktur Koperasi BMI, Radius Usman di Gading Serpong, Tangerang mengatakan bahwa selama ini Koperasi BMI telah memberikan pendampingan dalam akselerasi pemasaran produk kepada anggota koperasi. ” Terutama di tengah masa pandemi ini, kita support anggota untuk memanfaatkan teknologi digital lewat e-commerce. Sekarang produk UKM dan anggota binaan kami sudah bisa diakses di berbagai toko online yang ada, mulai dari berbagai varian makanan, masker dan APD, berbagai kerajinan dan batik khas Tangerang, hasil konveksi, sampai hasil pertanian berupa cabai merah keriting hasil produksi petani binaan kita, ada di di toko online ” Ujar Radius.
Selanjutnya Radius mengatakan bahwa untuk menampung dan memasarkan seluruh produk UKM dan anggota Koperasi BMI yang saat ini telah memanfaatkan teknologi e-commerce, maka saat ini Kopmen BMI tengah mengembangkan marketplace sendiri. ” Saat ini kami terus berinovasi dan tengah mengembangkan marketplace sendiri. Nantinya kami akan mendukung upaya untuk mengurangi produk impor dan menjadikan produk UKM dan anggota kami sebagai substitusi impor. Seluruh produk UKM dan anggota koperasi BMI nanti akan di tampilkan di marketplace kami sendiri dengan harga yang sangat kompetitif sehingga bisa bersaing di pasaran sekalipun dengan melawan produk impor, ” Ujar Radius Usman.
Sementara itu Presiden Direktur Koperasi BMI, Kamaruddin Batubara mengatakan bahwa saat ini Koperasi BMI tengah berjuang keras untuk melewati masa masa sulit akibat pandemi ini. ” Berulangkali saya menegaskan bahwa inilah ujian sesungguhnya bagi semangat kemandirian anggota koperasi. Saat ini peran anggota sebagai pemilik, sebagai pengguna dan sebagai pengendali betul betul kita harapkan. Semua sektor tidak terkecuali koperasi, terkena imbas pandemi corona ini. Sebagai milik anggota, tentu Koperasi sangat tergantung dari sikap dan komitmen anggota untuk menjaga dan mempertahankan eksistensi koperasinya dengan meningkatkan partispasinya, ” ujar Kamaruddin.
Koperasi BMI tidak akan pernah meninggalkan anggota di saat sulit seperti ini, bahkan selalu hadir saat suka dan duka. “Contoh di saat pandemi ini, kita upayakan ada pendampingan pemasaran lewat e-commerce. Ini terus ditingkatkan kapasitasnya sehingga riak nya sudah keliatan bagus. Marketplace yang sedang dikembangkan pun itu berbasis produk anggota dan UKM lokal. Kita ingin produk UKM dan anggota kita menjadi tuan di negeri sendiri dengan marketplace sendiri. Jadi perlahan lahan kita akan kembali bangkit dan lepas dari ketergantungan produk impor nantinya. Kita harus bumi kan sistem ekonomi kerakyatan untuk mewujudkan pemerataan ekonomi yang mensejahterakan, ” tegas Kamaruddin Batubara.(AH/klikbmi).