Realisasi BMI Membangun Kemandirian Desa Melalui Pasar Takjil Banyu Asih

BMI Corner Peluang Usaha

الدَّالُ عَلَى الْخَيْرِ كَفَاعِلِهِ

Orang yang menunjukkan (sesama) kepada kebaikan, ia bagaikan mengerjakannya. (HR Muslim)

MAUK– Kepala Desa Banyu Asih, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang Ahmad Hariri memberi ruang kerjasama kepada Koperasi BMI untuk ikut ambil bagian dalam Pasar Takjil Ramadhan. Hal itu diutarakannya dalam silaturahmi Direktur Operasional Koperasi BMI Yayat Hidayatullah, Manajer Kopsyah BMI Cabang Mauk Endang Samdawi dan Manajer Bisnis Kopmen BMI Tarto di kantor desa setempat, Rabu (7/4).

Hariri berharap, kehadiran BMI bisa ikut berpartisipasi dalam agenda Ramadhan ini. Di sisi lain, BMI lewat divisi usaha Migros Kopmen BMI mendapat ruang seperti stand kebutuhan sembako dan usaha kuliner anggota yang terjangkau bagi pengunjung pasar tersebut.

Diketahui, pihak desa telah menyiapkan 20 lapak pedagang. Para pedagang juga di beri atribut khusus yakni topi caping petani. Kesemua pedagang takjil merupakan warga Banyu Asih. Selain itu, ada tim desa yang mengawasi Quality Control pada panganan yang dijual.

“Saya yakin dengan partisipasi dari BMI maka kebutuhan warga akan sembako yang murah bisa dipenuhi. Untuk tempat dan waktunya, ini tergantung kesiapan BMI. Sebenarnya kalau tempat ada tiga opsi. Namun, tempatnya jelas harus ramai dan dekat jalan raya,” jelasnya.

Hariri menjelaskan Pasar Takjil Ramadhan tidak hanya sebagai wahana bagi pedagang dan pembeli yang sama-sama membutuhkan kudapan untuk berbuka puasa, melainkan juga sebagai sarana rekreasi murah meriah sembari menunggu waktu berbuka. Dengan begitu, sirkulasi pendapatan warga selama Bulan Puasa berputar. Ini pun sejalan dengan program BMI sebagai koperasi yang mendorong kemandirian desa.

Baca juga : Beras BMI Beras Sehat Dan Memberdayakan, Beras Terbaik Di Muka Bumi. https://klikbmi.com/beras-bmi-beras-sehat-dan-memberdayakan-beras-terbaik-di-muka-bumi/

“Saya yakin kolaborasi dengan BMI tidak berhenti pada agenda takjil saja. Kami masih menyiapkan sejumlah program Bumdes kami seperti air minum isi ulang dan ini bisa dikerjasamakan bisa saja lewat branding dengan pola bagi hasil. Termasuk event lainnya. Tentu kami membutuhkan peran BMI di sini,” jelasnya.

Mengadopsi semangat ber-ZISWAF BMI, sambung Hariri, Pasar Takjil Banyu Asih memakai tagline Belanja Sambil Bersedekah. Pasar juga menyediakan takjil gratis kepada masyarakat kurang mampu dan anak yatim piatu.
“Jadi dengan berbelanja di sini, maka tidak hanya mendorong ekonomi warga tapi juga ikut beribadah. Kami juga menyiapkan voucher makanan gratis kepada anak yatim setiap Hari Kamis selama kegiatan berlangsung,” katanya.

Saat dihubungi, Camat Mauk Arief Rachman Hakim mengatakan akan memberikan kesempatan yang luas kepada BMI dalam memberdayakan ekonomi masyarakat Banyu Asih lewat Pasar Takjil Ramadhan. Tidak hanya pada desa Banyu Asih, kolaborasi ini bisa dilakukan di desa se-kecamatan Mauk lainnya.

“Lewat Kolaborasi Desa Banyu Asih dengan BMI, tentunya kami berharap bisa membantu pemulihan dampak ekonomi di saat pandemi. Tentunya, momentum ini bisa mengingatkan masyarakat mengenai New Normal dan prokes kesehatan dalam aktivitas ekonominya,” jelasnya.

Poster Pasar Takjil Ramadhan Banyu Asih, Mauk, Tangerang

Ia berharap kegiatan tersebut terus dilakukan hingga menjelang lebaran untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam hal ketersedian stok pangan, pengendalian harga serta pemulihan ekonomi di tengah pandemi. Harapannya kolaborasi desa dan BMI dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya.

Baca Juga : Beras BMI Beras Berkualitas Dengan Harga Terjangkau.https://klikbmi.com/beras-bmi-beras-berkualitas-dengan-harga-terjangkau/

“Kita pengennya agenda ini jadi pilot project dan bisa jadi contoh untuk desa-desa lain. Justru kami tidak hanya di Desa Banyu Asih saja, tapi juga ke spot-spot desa lain. Seperti Ngopi di pinggir sawah, ini tentunya perlu dikolaborasikan bersama,” jelasnya.

Sementara Direktur Operasional Koperasi BMI Yayat Hidayatullah mengatakan Pasar Takjil Ramadhan Banyu Asih menjadi momentum yang baik bagi BMI. “Jika selama ini gaungnya BMI sebagai koperasi simpan pinjam dan pembiayaan syariah, nah di momentum ini kita membangun bahwa BMI pun bisa berkolaborasi dengan desa membangun kemandirian desa,” terangnya.

Di sisi lain, sambung Yayat, peluang kerjasama BMI dan Desa Banyu Asih akan memberikan dampak ekonomi yang luas, salah satunya potensi kuliner desa tersebut yakni telur asin dan Timun Suri.

Bagi Manajer Kopsyah BMI Cabang Mauk Endang Samdawi, desa Banyu Asih menyimpan banyak potensi ekonomi desa. Secara keanggotaan, sebanyak 543 warga setempat sudah menjadi anggota BMI. ” Pasar Takjil Ramadhan Banyu Asih menjadi peluang bagi BMI untuk promosi ke tengah warga,” paparnya.

Hal senada diungkapkan Manajer Divisi Migros Kopmen BMI Tarto. Dijelaskannya, peluang Pasar Takjil Ramadhan Banyu Asih sangat besar salah satunya dengan membuka stan sembako. Dengan begitu, kebutuhan warga akan bahan pokok selama ramadhan hingga lebaran bisa terlayani.

“Kami berharap dukungan dari Pak Kades Ahmad Hariri untuk bisa mensosialisasikan program ini ke masyarakat,” terangnya.

Di sisi lain, ia menyambut baik keinginan desa untuk menjajaki peluang kerjasama pengelolaan Bumdes air isi ulang. Secara teknis, polanya bisa bagi hasil lewat branding BMI di kemasannya. Ajakan itupun langsung direspon positif Ahmad Hariri.

KOPERASI MOTOR KEMANDIRIAN DESA

Terpisah, Presiden Direktur Koperasi Benteng Mikro Indonesia Kamaruddin Batubara mengatakan, hingga kini BMI terus bergerak menjadi koperasi lokomotif pembangunan desa. Peran Pemerintaha Desa tidak sekedar sebagai pintu pembuka kerja BMI, melainkan juga mendompleng kinerja BMI dalam pemberdayaan warga.

Tonton Podcast : Koperasi BMI, Koperasi Pemberdayaan dan Sosial https://www.youtube.com/watch?v=Ix47x50DtR8

”Bagi BMI, kolaborasi desa dan koperasi akan menjadi motor edukasi ekonomi syariah lewat skema Model BMI syariah kepada warganya. Saya mengucapkan apresiasi kepada Kades Banyu Asih lewat ajakan kolaborasi bersama membangun kemandirian desa lewat program ini,” jelasnya.

Kesejahteraan masyarakat menjadi titik demarkasi bahwa Program BMI dan Desa dalam membangun kemandirian desa ternyata berjalan saling beriringan. ”Artinya dari sisi pembangunan ekonomi, warga desa yang mampu bisa menyimpan tabungannya di BMI, dan dikelola oleh BMI dan diberikan lagi kepada warganya dalam bentuk pembiayaan. Jadi arah Koperasi BMI sudah sejalan yakni menuju kemandirian ekonomi yang dimulai dari desa,” tandasnya.

(gar/KLIKBMI)


Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *