Klikbmi, Tangerang – Koperasi BMI meresmikan Gedung Kantor Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) Cabang 005 Kemiri sekaligus menyerahkan hibah rumah siap huni (HRSH) gratis unit ke 367 untuk Namsih, anggota Kopsyah BMI asal Desa Klebet, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang, Selasa, 28 Juni 2022.
Kemiri merupakan cabang 005 dari 100 cabang pelayanan Kopsyah BMI di Banten dan Jawa Barat. Selain peresmian Kantor Cabang dan HRSH, Koperasi BMI juga menyerahkan bantuan sanitasi lewat program Sanitasi Masjid Mushola dan Pesantren ZISWAF Kopsyah BMI kepada Majlis Ta’lim Al-Kalam, Kemiri.
Penandatanganan prasasti Kantor Kemiri dilakukan bersama Presiden Direktur Koperasi BMI Group Kamaruddin Batubara dan Deputi Perkoperasian Kementerian Koperasi dan UKM RI Ahmad Zabadi.
Hadir dalam acara tersebut, Staf Ahli Bidang Kemasyarakataan dan SDA Setda Kabupaten Tangerang Resmiyati Marningsih, Ketua Komisi II DRPD Kabupaten Tangerang Nasrulloh, Sekretaris Camat Kemiri Ahmad Jazuli, Kades Kemiri Jamaludin dan Kades Klebet Jamarudin.
Peresmian dipersiapkan matang dan meriah oleh panitia. Lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars BMI dibawakan langsung oleh tim paduan suara Koperasi BMI. Saat sesi potong pita, Divisi Mekanikal dan Elektrikal Kopjas BMI menunjukkan demo pembersihan kaca gedung Kemiri.

Aksi cukup berbahaya ini memukau semua yang hadir. Setelah demo pembersihan, tim yang juga panjat tebing professional itu ikut membentangkan spanduk ucapan selamat peresmian Kantor Kemiri yang disambut tepuk tangan tamu undangan. Termasuk puluhan jempol dari viewers Live Streaming di Laman Facebook dan Instagram Koperasi BMI.
Menyemangati dan memeriahkan acara tampak pengawas operasional dan pengawas syariah hadir pada acara ini. H Didi Budiharta (Ketua Pengawas Operasional Koperasi BMI) didampingi Bagus WD Wicaksono dan H Machdiar (Anggota Pengawas Operasional Koperasi BMI). Tidak mau kalah jajaran Pengawas Syariah juga ikut menyambut kedatangan para tamu undangan sekaligus menyaksikan kebahagiaan penerima rumah gratis dari Koperasi BMI.
H Hendri Tanjung (Ketua Pengawas Syariah Koperasi BMI) yang membuka acara dengan doa yang menyentuh. Doa agar program Hibah Rumah Siap Huni ini semakin membumi dan bermanfaat dan doa agar para tamu mendapatkan keberkahan rizki.
Dalam sambutannya, Presiden Direktur Koperasi BMI Group Kamaruddin Batubara mengatakan, peresmian kantor kemiri merupakan bukti sinergisitas Koperasi BMI Group dalam membangun Peradaban Baru Koperasi Indonesia. Perlu gerakan untuk membangun itu. Oleh presdir, sambutannya dalam peresmian diberi judul “Koperasi adalah Sebuah Gerakan”.


Kantor Cabang Kemiri merupakan kantor ke 4 yang dibangun oleh Koperasi Jasa Benteng Mandiri Indonesia (Kopjas BMI), setelah Kantor Cabang Sukadiri dan Pakuhaji dan Teluknaga. Sementara, semua bahan material bangunan dipasok langsung oleh Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia (Kopmen BMI).
”Pak Deputi, ini adalah gedung yang dibangun oleh Kopjas BMI dan bahan bangunannya dari Kopmen BMI. Ini bentuk sinergi bahwa Koperasi BMI konsisten membangun koperasi. Selain untuk kesejahteraan anggota juga untuk kesejahteraan masyarakat dan harus ber- impact pada perekonomian,” terang pria yang akrab disapa Kambara ini.
“Alhamdulillah, Pak Deputi datang, kami sebenarnya ditarget, tahun ini harus ada 450 rumah gratis dan sekarang sudah mencapai 367 unit, Insya Allah akan kami kejar. Mudah-mudahan tidak ada kendala, jika ekonomi terus membaik Insya Allah tercapai Pak,” ujar pria alumnus IPB University ini.

Saat menyapa para kades yang hadir, Kambara langsung membawakan pantun selamat datang kepada mereka.
Pak Tatang punya istri namanya Ibu Sumi Asal Kendari,
Punya burung kenari dikasih makan daun melinjo,
Selamat Datang di Kantor BMI Cabang Kemiri,
Untuk semua kepala desa se-kecamatan Kemiri dan Kronjo.”
”Cakeepppppp!!!!,” timpal para tamu yang hadir.
Bagi Kambara, sambutan khusus kepada para kades ini punya harapan tersendiri. Sejak 2005 beroperasi di Kemiri, Koperasi BMI dengan perangkat desa telah membuat gerakan membangun dan meningkatkan ekonomi bersama.
Salah satu contohnya, Kopsyah BMI telah membangun 14 rumah gratis (HRSH) di Kecamatan Kemiri. Masing-masing 7 untuk anggota dan 7 untuk non anggota.
Tidak berhenti di situ saja. Pekerjaan selanjutnya, adalah membangun sinergisitas membangun ekonomi desa bersama. Salah satu potensi desa yang memiliki peluang untuk dikolaborasikan adalah wisata bahari di Kemiri.

Kambara menjelaskan bahwa, prinsip koperasi itu untuk membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota. Prinsip ini bisa dijalankan di desa-desa karena setiap desa memiliki potensi yang unik.
”Seperti yang kita lihat bahwa di Kemiri punya pantai. Bagaimana kita bisa memiliki usaha untuk menggerakkan potensi wisata seperti di Desa Panglipuran, Bali. Bukan hal yang mustahil, jika di Kemiri terbangun desa wisata dengan berkolaborasi bersama Koperasi maka akan menjadi warisan untuk dikenang anak cucu kita,” paparnya.
Namun untuk membangun desa wisata itu tidak mudah, sambung Kambara. Perlu kunci untuk mengungkit potensi ini. Kunci itu adalah take and gift (memberi dan menerima). Bagaimana kontribusi BMI yang diberikan selama ini bisa dimaksimalkan semangat gotong royong bersama Koperasi BMI Group. Gotong royong adalah mencurahkan semua potensi anggota untuk menghidupkan koperasinya.

”Kalau bisa kita berkolaborasi, seperti minimarket koperasi misalnya, kebutuhan pangan warga Kemiri akan menjadi murah. Karena kita semangatnya melawan kapitalis yang sudah menyebar ke desa-desa dengan waralabanya. Ini baru langkah sederhana saja, butuh kecintaan yang besar anggota kepada koperasinya yakni belanja di toko sendiri. Karena maju atau tidaknya koperasi, semua bergantung oleh anggotanya. Pertanyaannya apakah kita sudah menjadi anggota koperasi yang benar,” terangnya.
Dan kolaborasi itu terbukti di Cabang Kemiri, lanjut Kambara, di tahun 2005, aset Kopsyah BMI di bawah Rp500 juta. Dan sekarang, asetnya naik hingga Rp16 miliar. Dan dari 14 rumah gratis yang dibangun BMI, tak ada satupun yang dirugikan.
Kambara juga menegaskan tentang ideologi Model BMI Syariah yang terdiri dari 5 instrumen dan 5 pilar membangun koperasi dan memberdayakan anggota. Tujuan dari membangun koperasi selain untuk kesejahteraan anggota juga untuk kesejahteraan masyarakat dan harus berimpact pada perekonomian.

Sementara, Deputi Perkoperasian Kemenkop UKM RI Ahmad Zabadi memberikan apresiasi terhadap upaya sosial yang dilakukan Koperasi BMI. Dengan peresmian Kantor Cabang Kemiri dan Penyerahan HRSH ke 376, tambah Zabadi, BMI membuktikan bahwa koperasi memberikan solusi bagi anggotanya, tidak hanya ekonomi, namun juga sosial dan problem hidup lainnya.
Ia sepakat bahwa koperasi seyogyanya tidak hanya melakukan pemberdayaan terhadap ekonomi anggota tetapi juga melakukan berbagai terobosan usaha di sektor produksi, sehingga dapat menjadi koperasi model di Indonesia.
Menurutnya, apa yang sudah dibangun Koperasi BMI Group, lewat usaha koperasi tidak hanya sekadar besar tetapi juga harus memiliki karakter serta jati diri yang berbeda dengan koperasi di negara lain.
“Koperasi BMI tidak hanya melakukan kegiatan ekonomi, melainkan juga membangun solidaritas sosial dan pemberdayaan masyarakat. Saya kira inilah model koperasi yang ideal untuk dikembangkan di Indonesia. BMI adalah role model Bisnis koperasi Syariah se-Indonesia ,” ujar Zabadi seraya menjelaskan program yang telah dijalankan Koperasi BMI dapat menjadi contoh dan direplikasi oleh koperasi syariah lainnya.

Terkait ide bahwa koperasi sebagai rumah bagi segala kebutuhan anggotanya dan juga motor pembangunan desa, Zabadi sepakat dengan ide besar yang dalam istilah lain ia sebut sebagai model sirkuit ekonomi di dalam koperasi.
“Kebutuhan akan rumah sakit, beras, bahan material bangunan, dan sebagainya, harusnya mampu disediakan koperasi termasuk membangun sinergisitas antara anggota,” tandasnya.
Penerima HRSH ke 376 adalah Ibu Namsih warga Desa Klebet Kampung Klebet Rt. 001/003, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang. Ibu Namsih tinggal bersama suaminya Jasmani. Dan dua anaknya, salah satu dari putranya adalah anak dengan kebutuhan khusus.

Suami Namsih bekerja sebagai pedagang cilok keliling dengan pendapatan bersih sebesar Rp. 30 ribu per hari, sedangkan Namsih sendiri bekerja sebagai buruh jahit lap dengan penghasilan sebesar Rp 50 ribu per minggu. Dengan kondisi itu, Namsih masih harus membiayai putranya yang berkebutuhan khusus dan merawat ibunya yang sudah sakit-sakitan.
Kondisi rumah Namsih jauh dari kata layak dan nyaman. Atapnya berdinding bilik yang usang dan berlubang. Rumahnya ditopang tiang kayu yang sudah keropos. Berlantaikan tanah, keadaan dapurnya sudah miring yang tinggal menunggu waktu untuk roboh.
Total biaya pembangunan Hibah Rumah Siap Huni sebesar Rp55 juta. Sebesar Rp53, 5 juta yang berasal dari Koperasi BMI. Sementara, sisanya yakni Rp1,5 juta merupakan infaq Keluarga Namsih.
(Togar Harahap/Klikbmi)