Rizki Kita Telah Ditakar, Tidak Akan Tertukar

Info ZISWAF

Nasehat Dhuha Jumat, 26 Maret 2021 | 17 Hari Menuju Ramadhan 1442 H | Oleh : Ust Sarwo Edy, ME

Klikbmi, Tangerang – Adakah di antara kita yang terlalu memikirkan besok apa yang akan kita makan sehingga melupakan yang menjadi kewajiban (Ibadah kepada Allah)? Jika itu yang terjadi, maka cobalah lihat bagaimana seekor burung yang ketika paginya keluar dalam perut kosong dan ketika sore kembali dalam keadaan perut kenyang. Hal itu sesuai sabda Nabi, Dari Umar RA bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda : Andai kata kalian benar-benar bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan memberi kalian rizki sebagaimana Dia memberi rizki kepada burung, yaitu keluar dengan perut kosong di pagi hari dan kembali dengan perut kenyang di sore hari (HR. Tirmidzi)

Dari hadist di atas, bisa kita simpulkan bahwa pentingnya sifat tawakkal. Dengan sifat tawakkal, Akan selalu ada ketenangan dalam hidup kita dan terhindar dari rasa cemas. Dan sifat tawakkal juga merupakan bukti keimanan kita bahwa rizki yang kita terima merupakan atas izin Allah dan menjauhkan sifat takabbur dalam diri kita.

Dari hadist di atas, kita juga belajar bahwa Allah hanya menyuruh kita untuk ikhtiar dengan bekerja semaksimal mungkin dengan kiasan “keluar di pagi hari”. Dan dilanjutkan dengan doa dan tawakkal dengan menyerahkan hasilnya sama Allah.  Allah berfirman di dalam surat Ar-Ra’d ayat 26

اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ ۚ وَفَرِحُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا مَتَاعٌ

Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).

Dari hadist di atas, kita juga belajar dari burung bahwa Allah akan memberi kita rizki sesuai kebutuhan kita dan bukan keinginan kita. Dimana “kenyang” merupakan kebutuhan seekor burung pada hari itu.

Tidak sedikit manusia yang hari-harinya dipenuhi oleh rasa khawatir terhadap rizki. Takut tidak bisa memenuhi kebutuhannya.

Terus, bagaimana agar hidup kita akan tenang perihal rizki? Selalu berkeyakinan bahwa Allah telah menjamin rizki setiap makhluk-Nya. Hal tersebut sesuai firman Allah yang termaktub di dalam surat Hud ayat 6 :

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).

Kesimpulannya, Setiap kita sudah punya wadah rizki masing-masing yang sudah tertulis di lauhil mahfudz. Terus jika rizki kita sudah ditakar. Apakah sebaiknya kita hanya diam saja dan menunggu hujan emas dari langit? Walaupun secara tersurat Allah menjanjikan rizki kita sudah tertakar, Tapi di dalam Al-qur’an, Allah tidak sekalipun menyuruh kita untuk diam dan tanpa melakukan apapun. Tapi dalam banyak ayat, Allah selalu menyuruh hamba-Nya untuk bekerja dan berikhtiar dalam menyambut rizki yang sudah disediakan oleh-Nya. Salah satu ayat yang berisi perintah untuk bekerja dan berikhtiar terdapat di dalam surat At-Taubah ayat 105 yang berbunyi :

وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

Dengan adanya keyakinan bahwa Allah telah menjamin rizki setiap makhluk-Nya. Kita akan terhindar dari rasa iri melihat rizki orang lain dan senantiasa bersyukur dengan apa yang kita punya.

Sungguh rizki setiap kita tidak ada yang tertukar. Iri terhadap rizki orang lain hanya akan menyebabkan kufur nikmat yang berakibat pada azab Allah yang bisa berupa musibah di dunia ataupun azab di akhirat kelak.

Jangan takut dan cemas karena urusan rizki. Fokuslah kepada ikhtiar maksimal yang diiringi dengan tujuan mendapatkan ridha-Nya. Dengan begitu, (Insya Allah) Allah akan mencukupkan rizki kita.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman : Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3).

Dan yang harus kita garis bawahi adalah bahwa rizki tidak hanya berupa uang. Rizki juga bisa berupa badan yang sehat, keluarga yang baik, anak yang sholeh dan sholehah, lingkungan yang baik dan teman-teman yang baik serta hal-hal baik lainnya.

Mari ikhtiar yang maksimal, baik dan benar, berdoa yang kuat serta tawakkal dan jangan lupa bersedekah. Dan akhirnya, serahkan ke Allah hasilnya. Wallahu a’lam bish-showab.

Mari salurkan sedekah kita melalui ZISWAF KOPSYAH BMI dengan No Rekening BNI Syariah 7 2003 2017 1 a/n Benteng Mikro Indonesia

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *