HRSH Perdana BMI Di Tahun 2022
الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا مَنْ فِى الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَاءِ
“Orang yang menebar kasih sayang akan disayang oleh Allah Yang Maha Penyayang. Sayangilah yang di muka bumi, kalian pasti akan disayangi oleh Allah yang berada di atas langit” (HR. Tirmidzi)
Klikbmi, Tangerang – Koperasi BMI terus tancap gas melaksanakan tanggung jawab sosialnya. Setelah menutup Tahun 2021 dengan penyerahan rumah gratis ke 350 unit di akhir tahun 2021, Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) kembali melanjutkan pembangunan hibah rumah siap huni (HRSH) di tahun 2022.
Tepat di Hari Kamis, 20 Januari 2022, BMI meletakkan peletakan batu pertama HRSH perdana di tahun ini. di Kecamatan Rajeg. Bukan satu, melainkan dua sekaligus. Salah satu diantara rumah yang dibangun rata diterjang angin kencang.
Rumah yang roboh tersebut adalah milik anggota BMI bernama Tini. Tepat di tanggal 31 Desember 2021, Tini harus merasakan malam tahun baru yang kelam. Angin kencang disertai hujan lebat meratakan tembok rumah wanita 61 tahun tersebut yang hanya bata merah. Beruntung, tak ada korban jiwa dalam kejadian itu.
Tini yang hidup sendiri kemudian mengungsi ke rumah kerabat yang tak jauh dari rumahnya di Kampung Bolang RT 03, RW 06, Desa Sukasari, Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang. Mendengar kejadian tersebut, Kopsyah BMI bergerak ke lokasi dan mendapatkan persetujuan untuk dibangun lewat program HRSH. Tini sendiri hidup dari penghasilan menjadi kuli limbah. Upahnya yang hanya Rp30 ribu dipakainya untuk kebutuhan sehari-hari. Dengan penghasilan sebesar itu, sulit rasanya untuk membangun rumahnya kembali.
Dalam penyerahan HRSH, Tini yang masih berlinang air mata, mengucapkan rasa syukurnya kepada Allah SWT dan terima kasihnya kepada Kopsyah BMI yang langsung turun memberikan bantuan. ”Alhamdulillah, saya bersyukur banget dan terima kasih kepada BMI. Saya kira awalnya cuma survey saja, nggak tahunya dibangunkan rumah, Ya Allah, terima kasih kepada BMI,” ujarnya.
Peletakan batu pertama HRSH kepada Ibu Tini dihadiri oleh perangkat desa dan kecamatan. Diantaranya Sekretaris Kecamatan Rajeg Nurhanudin, Sekretaris Desa Sukasari Kholil beserta Babinsa, RT dan RW setempat. Sementara dari BMI yakni Manajer Area 02 Suhaemudin, Manajer Cabang Rajeg Johaeriyah dan Mitra Konstruki Khusnul. Penyerahan juga dihadiri langsung oleh sejumlah mahasiswa dari Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.
Sementara, Manajer Cabang Rajeg Johaeriyah mengatakan, kondisi rumah Ibu Tini sebelum musibah sangatlah tak layak. Rumahnya masih bilik bambu dan atap bocor di sana- sini, kondisi tersebut yang membuat BMI memasukkannya sebagai penerima HRSH yang akhirnya disetujui oleh Ketua Pengurus Kopsyah BMI Kamaruddin Batubara.
Dalam sambutannya, mengajak warga Desa Sukasari untuk bergabung menjadi anggota BMI. Ia mengatakan dengan menjadi anggota Kopsyah BMI berarti telah ikut beramal membantu sesama. ”Jadi mari bergabung dengan Kopsyah BMI, tidak harus minjam tetapi bisa juga menabung sekaligus membantu kawan-kawan anggota lainnya. Seperti Ibu Tini,” jelasnya.
Johaeriyah juga menyampaikan bahwa HRSH merupakan implementasi koperasi dalam mensejahterakan dan berbagi untuk anggotanya. Dikatakannya, pembangunan HRSH kepada anggota berasal dari dana kebajikan yakni 1 persen setiap pencairan pembiayaan. 50 persen dari 1 persen tersebut diperuntukkan untuk sosial pemberdayaan sementara 50 persen lagi dipakai untuk pengembangan diri.
”Sementara HRSH kepada non anggota, anggaran berasal dari infaq yang dikumpulkan dari anggota melalui celengan di rembug pusat,” paparnya.
Sementara, Sekcam Rajeg Nurhanudin menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Kopsyah BMI yang cepat tanggap membantu warganya yang terkena musibah. Menurutnya, koperasi BMI tetap konsisten peduli kepada anggota dan dhuafa di wilayah Rajeg dan sekitarnya.
“Saat kondisi pandemi sekalipun Kopsyah BMI terus membagikan rumah gratis. Ini lah koperasi yang sebenarnya. Kalau ada warga yang ingin ekonominya terangkat ayo bergabung bersama BMI,” terangnya.
Nurhanudin juga mengajak masyarakat setempat agar memilih BMI dibanding lembaga keuangan lainnya, karena BMI sudah memberikan kontribusi nyata baik di Desa dan kecamatan, karena ia menyaksikan langsung setiap kali BMI menjalankan kegiatan sosialnya
“Bukan hanya sosialnya yang bagus, tapi juga BMI mengangkat ekonomi anggotanya. Waktu saya berbincang dengan Pak Komar di HRSH Desa Daon (Kamaruddin Batubara, Presdir Koperasi BMI), bahwa BMI harus mengangkat ekonomi anggotanya jadi mandiri hingga ekonominya terangkat, jadi kurang bukti apalagi BMI?” paparnya.
Setelah peletakan batu pertama untuk rumah Ibu Tini selesai. Kopsyah BMI kembali menggelar agenda yang sama di Kampung Baru, RT 15, RW 003, Desa Pengarengan, Rajeg. Penerimanya adalah Ulfi, anggota Kopsyah BMI.
Sama halnya dengan Tini, kondisi rumah Ibu Ulfi jauh dari kata layak. Dinding bilik rumahnya sudah banyak yang lapuk. Atap rumahnya juga di tunjang oleh bambu. Bagian dapur rumahnya hanya ditutupi terpal plastik. Faktor ekonomi yang membuat Keluarga Ulfi tak mampu merenovasi rumahnya. Sang suami Rasman, hanyalah tukang urut yang sesekali menerima orderan. Sementara, Ulfi sendiri bekerja sebagai kuli limbah dengan penghasilan Rp30 ribu perhari.
Dalam peletakan batu pertama di rumah Ibu Ulfi, hadir Kasi Ekbang Kecamatan Rajeg Udin, Kepala Desa Pengarengan Sutia beserta babinsa, binamas dan RT RW setempat. Kades Pangarengan Sutia mengungkapkan kekagumannya kepada aksi sosial BMI. Dijelaskannya, baru Koperasi BMI yang terus gencar menunjukkan kontribusi sosialnya kepada masyarakat tak mampu diwilayahnya.”Saya angkat jempol kepada Koperasi BMI. Mewakili desa, saya terima kasih banget. Semoga ke depan BMI semakin jaya dan anggotanya semakin banyak,” singkatnya.
Terpisah, Presiden Direktur Koperasi BMI Kamaruddin Batubara, mengatakan, koperasi harus hadir di tengah masyarakat untuk memberdayakan dan melakukan pemerataan ekonomi. Oleh karenanya Model BMI Syariah yang menawarkan konsep yang komprehensif dan telah terbukti dapat dijadikan referensi dalam praktik berkoperasi yang benar.
Seperti diketahui, Model BMI Syariah yang bukunya diterbitkan Kompas Gramedia itu mengusung lima instrumen pemberdayaan yaitu sedekah, pinjaman, pembiayaan, simpanan dan investasi melalui pengembangan budaya menabung dan pemberdayaan Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf (Ziswaf) menuju kemandirian yang berkarakter dan bermartabat. Kelima instrumen itu ditujukan untuk memberi maslahat pada 5 pilar yaitu ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan spiritual yang sesuai dengan prinsip syariah.
“Melalui Model BMI Syariah Kami ingin menjadikan koperasi yang mandiri, berkarakter dan bermartabat untuk mensejahterakan anggota dan terus bergerak mengejar pemerataan ekonomi di tengah masyarakat, salah satunya program HRSH ini,” ujar Kamaruddin atau biasa disapa Kambara.
Program HRSH, sambung dia, mempertegas tema koperasi sebagai pemberdayaan menuju pada eksistensi Koperasi BMI sebagai pemimpin perubahan menuju peradaban baru koperasi Indonesia. Program Sanimesra merupakan upaya untuk memperkuat kohesivitas spiritual sebagai salah satu instrumen pemberdayaan.
(Togar Harahap/Klikbmi)