Nasehat Dhuha Kamis, 22 Juli 2021 | 12 Dzulhijjah 1442 H| Oleh : Sularto
Klikbmi, Tangerang – Sahabat BMI Kliker yang dimuliakan Allah SWT, tema kita hari ini adalah mengapa kita kadang malas beribadah? Pertanyaan ini akan sering muncul jika kita ingin selalu lebih baik. Kita memang harus terus bermuhasabah, memperbaiki diri. Koreksi diri dan melakukan perbaikan, karena kita punya tugas dan tanggung jawab untuk selalu beribadah. Rasa malas, bahkan hingga depresi atau tertekan saat berniat untuk beribadah bisa dialami oleh siapa pun karena berbagai faktor. Dalam Islam, ibadah wajib sehari-hari seperti sholat lima waktu pun kadang dapat terasa sangat berat dikerjakan.
Allah SWT dalam Alquran menyebut: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah Aku.” (51:56).
Banyak anak yang dipaksa melaksanakan sholat lima waktu oleh orang tua mereka. Perasaan negatif, seperti kesal dan kurangnya motivasi beribadah, berasal dari kurangnya pemahaman saat menunaikan sholat.
Alat ukur kemalasan ita dalam beribadah dapat dilihat dari sholat kita. Sholat harus kita pahamkan pada diri kita untuk menyembah Allah SWT, dan untuk mencapai keridhaan-Nya. Ketika kita menyadari bahwa kita sedang malas sholat, maka terlihat kurangnya kualitas sholat dan kurangnya koneksi dengan Allah SWT. Sholat merupakan hubungan fisik, spiritual, dan emosional antara Allah dan hamba-Nya. Ini adalah bentuk komunikasi antara Allah SWT dan kita sebagai umat Muslim.
Ketika sholat, kita berseru kepada Allah SWT, mengakui kemahakuasaan-Nya, serta mengakui kelemahan dan ketidakmampuan, dan meminta petunjuk. Sebagai contoh, saat berbicara tentang lima rukun Islam, sholat, meskipun sangat penting, adalah rukun yang kedua, bukan yang pertama. Pilar pertama adalah “La ila ha ilallah”. Ketika melaksanakan ibadah tanpa niat dan pemahaman yang jelas, itu akan terasa hampa. Bahkan, hanya mengetahui definisi dari ayat-ayat Alquran yang dibaca saja tidak cukup. Sadaf menuturkan ada perbedaan besar antara mengetahui dan memahami sesuatu.
Mengetahui hanyalah menyadari keberadaan fisiknya atau makna permukaannya. Namun, memahami itu berarti melampaui makna permukaannya. Memahami berarti menginternalisasinya dan memahami pengetahuan tersebut serta mampu menerapkannya.
Paling tidak ada lima penyebab utama seseorang malas melakukan ibadah Kepada Allah SWT, mari kita hindari kelima hal ini :
Pertama, bergelimang dengan perbuatan dosa dan maksiat. Penyebab utama seseorang malas dalam beribadah adalah karena orang tersebut bergelimang dengan perbuatan dosa dan maksiat. Terkhusus dosa kecil yang sering diremehkan dan dilupakan kebanyakan manusia. Padahal salah satu sebab lesu, malas, dan meremehkan ibadah dan ketaatan. Orang yang terus menerus hidup dalam kebiasaan seperti inibakan mendapatkan murka dari Allah SWT. Salah satu bentuk murka Allah tersebut adalah dengan dilenyapkannya manisnya iman dan Allah tidak akan mengkaruniakan kepadanya kelezatan dalam ketaatan.
Inilah murka Allah yang akan menimpa orang yang bergelimang perbuatan dosa dan maksiaat. Selanjutnya orang tersebut tidak mampu untuk mengerjakan ketaatan dan ibadah, padahal sebenarnya semua itu menjadi jalan untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Allah ta’ala berfirman dalam QS, Asy-Syura:30:
قَالَ اَوَلَوْ جِئْتُكَ بِشَيْءٍ مُّبِيْنٍ – ٣٠
Yang artinya : “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri.” (QS, Asy-Syura:30)
Oleh sebab itu, sudah seharusnya sebagai kaum muslim kita menjauhi perbuatan maksiat dan dosa-dosa kecil sering dianggap remeh.
Kedua, tidak pernah memahami urgensi ibadah. Penyebab orang malas untuk beribadah yang kedua adalah karena mereka meluakan urgensi ibadah. Di antara bentuk kelalaian seseorang karena ia lupa bahwa ia adalah seorang makhluk yang lemah. Padahal sebenarnya hanya Allah-lah yang membuat ia menjadi kuat dan bisa mengerjakan ibadah. Sebagai seorang muslim, dia seharusnya mengetahui serta memahami bahwa beribadah kepada Allah menjadi inti untuk mendapatkan bantuan dan pertolongan dari Allah ta’ala.
Allah Ta’ala berfirman dalam QS, Al-Ankabut:69
وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ ࣖ – ٦٩
yang artinya : “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaannya) kami, benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS, Al-Ankbut:69)
Ketiga, melupakan Kematian. Melupakan kematian adalah salah satu penyebab seseorang malas melakukan ibadah. Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk memperbanyak mengingat kematian agar lebih rajin dalam beribadah. Allah berfirman dalam QS. Ali Imran:185:
كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَاِنَّمَا تُوَفَّوْنَ اُجُوْرَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَاُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ – ١٨٥
Yang artinya : “Tiap-tiap berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu.” (QS. Ali Imran:185).
Kematian menjadi salah satu obat bagi orang yang panjang angan-angan, orang yang keras hatinya dan mereka yang banyak dosa. Oleh sebab itu Rasulullah Shallallahu Alain wassalam Bersabda “perbanyaklah mengingat penghancur kenikmatan”
Keempat, tidak tahu besarnya pahala suatu ibadah. Penyebab lainnya seseorang malas melakukan ibadah adalah karena mereka tidak mengetahui besarnya pahala yang akan diperoleh karena suatu ibadah. Ketidaktahuan inilah yang membuat orang tersebut malas dalam beribadah. Sebaliknya, apabila ia mengetahui pahala besar di balik ibadah yang dilakukan maka ia akan semakin rajin dalam beribadah.
Kelima, berlebih-lebihan dalam hal yang mubah. Alasan kelima seseorang malas melakukan ibadah adalah karena ia berlebih-lebihan dalam melakukan suatu mubah. Yaitu dalam hal makanan, minuman, pakaian, dan kendaraan serta yang lainnya. Hal yang demikian ini membuatnya malas untuk melakukan ibadah dan lebih berkeinginan untuk istirahat dan tidur. Berlebih-lebihan dalam melakukan sesuatu yang mubah seperti makanan dan minuman bisa menjadi salah satu penyebab kerasnya hati.
Dengan hati yang keras tersebut membuat manusia menjadi tidak ingat kepada sang penciptanya. Ibnu Al Qoyyim Rohimahullah berkata “banyak mengkonsumsi makanan adalah sebuah penyakit yang akan menimbulkan keburukan, banyak makan dapat menjerumuskan anggota badan untuk melakukan maksiat, dan berat untuk melakukan ketatan. Maka cermatilah keburukan ini”
Mari kita terus kelola semangat beribadah, karena hanya dengan mengingat Allah SWT hati akan mejadi tenang, dan di situlah kita akan merasakan setiap hembusan nafas nikmatnya ibadah. Semoga Allah menjaga iman dan takwa kita untuk selalu beribadah kepada-Nya.
Mari terus ber-ZISWAF (Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888. (Sularto/Klikbmi).