Sahabat, Janganlah Mengkhianati Amanah Ya!

Info ZISWAF

Nasehat Dhuha Jumat, 6 Agustus 2021 | 27 Dzulhijjah 1442 H | Oleh : Ust Sarwo Edy, ME

Klikbmi, Tangerang –  Tema kita kali ini adalah pentingnya menjaga amanah. Seseorang tidak bisa dipegang amanahnya sehingga lurus lisannya dan dia tidak lurus lisannya sehingga lurus hatinya. Ungkapan sederhana tapi akan sarat makna. Ada 3 point yang saling berkaitan dan berhubungan. Jika kita simpulkan secara sederhana, Bahwa sebuah amanah akan bisa diandalkan bagi orang-orang yang lurus lisannya (Siddiq/Jujur) dan orang yang jujur hanya dimiliki oleh yang lurus hatinya.

Jujur dan amanah memang seakan-akan tidak bisa terlepas satu sama lain. Karena kedua-duanya saling mendukung. Dan itu semua bersumber dari hati yang baik dan bersih. Bahkan Rasulullah SAW menjadikan jujur dan amanah ini dua dari tiga ciri-ciri orang yang bukan munafik.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tanda-tanda munafiq ada tiga; jika berbicara dusta, jika berjanji mengingkari dan jika diberi amanat dia khianat”.(HR. Bukhari).

Secara umum, setiap manusia diamanahkan oleh Allah SWT sebuah tanggung jawab. Tanggung jawab untuk menjadi kholifah fil ardhi. (Kholifah di muka bumi). Agar bumi bisa dikelola dengan baik dan tidak rusak. Allah berfirman di dalam surat Al-Baqarah ayat 30 yang berbunyi :

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.

Yang jadi pertanyaan adalah bagaimana agar bumi bisa dikelola dengan baik dan tidak rusak?

Salah satunya adalah menjadikan amanah sebagai tanggung jawab yang harus dipenuhi.

Beberapa amanah yang akan dipertanggung jawabkan:

1.         Amanah Badan

Amanah paling sederhana adalah badan. Setiap manusia minimal akan dimintai pertanggung jawaban dalam pemakaian badan yang “dipinjamkan” oleh Allah.

Dari Abu Barzah Al-Aslami, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ

“Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai: (1) umurnya di manakah ia habiskan, (2) ilmunya di manakah ia amalkan, (3) hartanya bagaimana ia peroleh dan (4) di mana ia infakkan dan (5) mengenai tubuhnya di manakah usangnya.” (HR. Tirmidzi)

2.         Amanah Keluarga

Anak dan istri merupakan amanah dan tanggung jawab seorang kepala keluarga. Baik tidaknya seorang makmum tergantung bagaimana pengelolaan seorang imam. Dan Allah memerintahkan agar menjaga diri seorang mukmin beserta keluarganya dari api neraka. Allah berfirman di dalam surat At-tahrim ayat 6 yang berbunyi :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا

Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka

3.         Amanah Seorang Pemimpin

Pemimpin disini tidak hanya sebuah jabatan. Pemimpin disini lebih luas pembahasannya. Sama halnya dengan amanah keluarga, Amanah seorang pemimpin bisa kita artikan apa yang dikelola dan menjadi tanggung jawabnya. Seorang tukang becak bertanggung jawab atas becaknya. Seorang guru bertanggung jawab atas murid dan kelasnya. Seorang yang diamanahi memegang uang umat bertanggung jawab atas uangnya. Jadi semakin luas cakupan yang diamanahkan kepadanya, makanya semakin besar tanggung jawabnya.

Dari Abdullah bin umar radiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْإِمَامُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى أَهْلِ بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَعَبْدُ الرَّجُلِ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“ketahuilah Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang di pimpin, penguasa yang memimpin rakyat banyak dia akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, setiap kepala keluarga adalah pemimpin anggota keluarganya dan dia dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, dan isteri pemimpin terhadap keluarga rumah suaminya dan juga anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawabannya terhadap mereka, dan budak seseorang juga pemimpin terhadap harta tuannya dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadapnya, ketahuilah, setiap kalian adalah bertanggung jawab atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari)

Semoga kita semua diberi kekuatan agar bisa menjalankan amanah dari segala yang menjadi tanggung jawab kita dengan baik. Aamiin.

Wallahu A’lam Bish-Showaab.

Mari terus ber-ZISWAF (Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888. (Sularto/Klikbmi).

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *