Nasehat Dhuha Selasa, 7 Desember 2021 | 2 Jumadil Awal 1443 H | Oleh : Ust Sarwo Edy, ME
Klikbmi, Tangerang – Nasi sudah menjadi bubur. Begitulah peribahasa yang artinya perbuatan yang sudah terlanjur dan tidak dapat diperbaiki lagi. Dengan kata lain menjelaskan keadaan yang telah disesali. Penyesalan yang hanya akan hadir di akhir. Dan umumnya kata-kata yang muncul dari sebuah penyesalan adalah “kenapa dulu tidak seperti ini?” dan juga “coba dulu seperti ini”. Inilah tema nasehat dhuha kita hari ini. Hari kedua bulan Jumadil Awal kembali ingatkan tentang maha pentingnya sedekah.
Hidup di dunia hanya sekali. Kesempatan itulah yang kadang disesali oleh orang yang akan meninggal dunia dan meninggalkan dunia. Salah satu penyesalan terbesar manusia ketika mau meninggal diabadikan di dalam firman Allah Surat Al-Munafiqun ayat 10 yang berbunyi :
وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ
Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?”
Sedekah adalah ibadah yang diperintahkan oleh Allah yang sebagian orang menganggap “tidak masuk akal”. Khususnya dari feedback yang dijanjikan oleh Allah. Kenapa? Mari kita contohkan : Jika seseorang ingin sembuh dari penyakit, maka kita harus banyak minum vitamin, obat herbal, berolah raga dan juga langkah-langkah yang lainnya. Akan tetapi Rasulullah melalui wahyu-Nya juga menjadikan sedekah sebagai penyembuh penyakit.
Begitulah hal-hal lainnya yang menjadi manfaat dari sedekah dan itu kadang “tidak masuk akal”. Perlu kita ketahui Allah lah yang memberi manfaat dan mudharat. Dan Allah lah yang memberi obat dari segala masalah itu. Begitu pulalah manfaat-manfaat dari sedekah yang diperintahkan oleh Allah. Pasti ada hikmah yang terkandung di dalamnya.
Dan begitulah kadang kebanyakan manusia. Jika hanya mengandalkan logika, maka sedekah bukanlah amalan yang utama bagi mereka. Karena kebanyakan dari manfaat-manfaatnya “tidak masuk akal”.
Seandainya orang yang bersedekah itu tahu :
- Bahwa sedekahnya itu sampai di tangan Allah sebelum sampai ke tangan si penerima sedekah, pastinya orang yang bersedekah akan lebih senang dengan pemberiannya daripada orang yang mengambil manfaat dari pemberiannya (Ibnu Qayyim rahimahullah).
- Bahwa manfaat sedekahnya untuk dirinya jauh lebih besar daripada manfaat yang didapat oleh penerima sedekah. Tentunya dia akan memperbanyak sedekahnya melebihi keinginan si penerima untuk mendapatkannya.
- Bahwa dia lebih butuh pahala sedekahnya daripada butuhnya si penerima terhadap sedekahnya, pastinya tangannya menjadi lebih ringan dalam memberi daripada si penerima dalam menerima sedekahnya.
Begitulah manusia dengan segala keterbatasan dan kekurangannya, yang hanya bisa mengetahui sebatas yang bisa diketahuinya, yang hanya bisa melihat sebatas yang bisa dilihatnya, yang hanya bisa mendengar sebatas yang bisa didengarnya, yang hanya bisa merasakan sebatas yang bisa dirasakannya, dan yang hanya bisa berpikir sebatas yang bisa dipikirkannya. Maka Allah menambah dari kekurangan-kekurangan tersebut dengan ilmu-ilmu agar manusia bisa mengetahui, melihat, mendengar, merasakan, berpikir lebih dari batasan-batasan tersebut dengan Al-Qur’an dan juga melalui hadist Nabi.
Ketika kita mencari rezeki, kita tidak tahu berapa rezeki yang akan kita dapat dari usaha kita pada hari tersebut. Akan tetapi kita tetap selalu semangat karena kita yakin bahwa hasil hanya ada di akhir hari tersebut. Seperti itulah seharusnya ketika kita bersedekah, kita tidak tahu berapa pahala dan manfaat-manfaat yang akan kita dapatkan dari sedekah tersebut. Karena kita yakin bahwa kesempurnaan dari balasan Allah itu ada di akhir.
Semoga kita tidak termasuk dari orang-orang yang akan menyesal (seperti di dalam surat Al-Munafiqun ayat 10) di akhir hayat kelak. Aamiin
Wallahu a’lam bish-showaab
Mari terus ber-ZISWAF (Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BSI eks BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888. (Sularto/Klikbmi)
Masya Allah, luar biasa ilmunya