Lebak, Klikbmi.com – Jahroni begitu bahagia. Selasa, 19 Desember 2023 menjadi hari yang tak bisa dilupakan oleh Warga Kampung Cipasung, RT 23, RW 09, Desa Sukarendah, Kecamatan Warung Gunung, Kabupaten Lebak tersebut. Di pagi yang cerah itu, Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) menyerahkan hibah rumah siap huni (HRSH) ke 454 non anggota untuk bapak 10 anak tersebut.
Pembangunan rumah ini berasal dari donasi yang digalang oleh ZISWAF Kopsyah BMI Sejak Oktober 2023 lalu. Donasi berasal dari Ketua Umum Koperasi Simpan Pinjam (Kospin) Jasa Andi Arslan Djunaid sebesar Rp60 juta. Selain rumah baru, Jahroni juga mendapatkan hadiah berupa keperluan rumah tangga sebesar Rp4 juta seperti kasur, rice cooker, kipas angin, mesin cuci dari Pemilik Apotek Cahaya Farma H Abdul Aziz Dalimunthe.
Tenda penyerahan rumah gratis tidak hanya dipenuhi tamu undangan, melainkan juga anggota Kopsyah BMI dan puluhan tetangga Jahroni. Hadir dalam acara tersebut, Subekti sebagai Asisten Pimpinan Umum Kospin Jasa yang mewakili Andi Arslan Djunaid dan pemilik Apotek Cahaya Farma H Abdul Aziz Dalimunthe beserta istri.
Kemudian, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Banten Agus Mintono, Camat Warung Gunung Apip Saepudin, Kabid Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Asep Wahyudin, Danramil Warung Gunung Kapten ARM Abdul Rosyid serta Sekdes Sukarendah. Dan spesialnya, acara ini juga dihadiri oleh tamu dari jauh yakni Kabid Koperasi Dinkop Pasuruan Jawa Timur Titi Sulistyowati dan rombongan.
Pembangunan ini menambah semangat Jahroni untuk membesarkan 10 anaknya. Sebelumnya, rumah yang ditempati Jahroni lebih mirip disebut gubuk ketimbang rumah. Jahroni yang bekerja serabutan itu harus menempati rumah panggung berukuran 30 meter persegi. Rumah ini sudah lapuk dimakan usia. Di rumah tersebut, Jahroni harus tidur berimpitan dengan istri dan 10 orang anaknya.
”Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada Koperasi BMI, Kospin Jasa, Pak Aziz juga para donator atas bantuan yang besar ini. Semoga Koperasi BMI, Kospin Jasa, Pak Aziz dan semua yang membantu mendapatkan berkah dari Allah SWT amin ya rabbal alamin,” ucap Jahroni di depan para tamu undangan.
Sebelum acara di mulai, Presiden Direktur Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara berkesempatan mengisi acara Podcast Majalah Peluang dipandu Pimpinan Redaksi Majalah Peluang Irsyad Mukhtar di lokasi penyerahan HRSH. Hadir dalam acara tersebut, Direktur Bisnis dan Pemberdayaan Kopsyah BMI Casmita, Manajer ZISWAF Kopsyah BMI Andi, Manajer Area 05 Sandi Sumantri dan Manajer Cabang Warung Gunung Robiyatul Islamiyah.
Dalam sambutannya, Presiden Direktur Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara mengucapkan terima kasih kepada Ketua Umum Kospin Jasa Andi Arslan Djunaid (Kospin Jasa), pemilik Apotek Cahaya Farma H Abdul Aziz Dalimunthe, para donator dan seluruh anggota Koperasi BMI Grup.
”Ini merupakan rumah ke 174 dari infak. Rezeki Pak Sahroni ini besar sesuai dengan jumlah anaknya. Sebelumnya rumah ini viral di media sosial. Saat dilakukan survei oleh Kopsyah BMI, tim ZISWAF Kopsyah BMI merekam bagaimana atap rumah bocor, air hujan masuk ke dalam rumah Pak Jahroni. Dalam video itu, saya mendengar suara anak-anak Pak Jahroni menangis karena tidak ada lagi tempat untuk berteduh, dan BMI kemudian menggalang dana untuk bergotong royong membangun rumah Pak Jahroni dan sampai-sampai Pak Hendra OB menginap di rumahnya (saat membuat video penggalangan dana),” jelas pria yang akrab disapa Kambara tersebut.
”Sampai akhirnya terbangun seperti ini. Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ketua Umum Kospin Jasa Pak Andi Arslan Djunaid yang secara pribadi menyumbang Rp60 juta untuk pembangunan rumah ini. Pesan beliau ini merupakan bakti beliau untuk daerah kelahiran istrinya yang asli orang Rangkasbitung. Kemudian kepada Abang saya, senior saya juga, Pak Abdul Aziz Dalimunthe atas kepeduliannya yang ikut menyerahkan bantuan alat-alat rumah tangga untuk Pak Jahroni, beliau ini sering membantu acara sosial BMI. Mulai dari HRSH di Pandeglang dan juga kursi roda diberbagai acara BMI dan gotong royong seluruh anggota Koperasi BMI Grup, yang sampai sekarang kita telah membangun 454 rumah gratis untuk anggota dan non anggota,” tambahnya.
Kambara mengungkapkan, HRSH untuk Pak Jahroni adalah sedekah bersama-sama. Yang juga implementasi perintah Allah SWT dalam QS Al Baqarah ayat 261 :
“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui,” (QS Al Baqarah ayat 261)
Kemudian QS An Nisa ayat 36 :
“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri,” ( QS An Nisa ayat 36)
”Rumah ini adalah bentuk gotong royong kita untuk menolong saudara-saudara kita yang tak mampu. Gotong royong adalah semangat berkoperasi. Di Kabupaten Lebak, kita telah menyerahkan rumah gratis sampai 41 unit, dan secara keseluruhan BMI telah menyerahkan rumah gratis sampai 454 unit,” jelasnya.
Kambara menerangkan bahwa menjadi anggota Koperasi BMI hidupnya harus berubah dan ekonominya harus sejahtera. Perubahan itu dimulai dengan menabung. Kambara mengutip pesan Bung Hatta bahwa Insan koperasi harus dibiasakan untuk terus menerus belajar menabung, agar kelak bisa self help koperasinya. Hal ini sulit, namun perlu dijalankan.
Kopsyah BMI menjadikan menabung sebagai salah satu dari 5 instrument Model BMI Syariah yang terus menerus dikembangkan untuk membuat anggota semakin meningkat kesejahteraannya. Lima instrument ini adalah sedekah, pinjaman, pembiayaan, simpanan (tabungan) dan investasi.
”Yang butuh menabung adalah orang miskin. Kalau orang kaya, nggak perlu diajak menabung pasti menabung dari uangnya yang melimpah. Dan menabung itu harus dipaksa untuk membangun keluarga kita. Pendapatan kecil bisa cukup jika dikelola dengan benar, pendapatan besar akan kurang kalau dikelola tidak benar, itu ada di Buku Model BMI Syariah tulisan saya di halaman 43,” paparnya.
Koperasi harus mampu membuat produk yang ramah bagi mereka yang tidak terbiasa menabung. Dan koperasi juga perlu membuat program yang menarik dari keuntungan menabung di koperasi. Kopsyah BMI membuat Gerakan Menabung Seribu Sehari (Gemaseri) untuk membentuk budaya menabung bagi anggota BMI.
”Makanya dinamakan koperasi simpan pinjam. Kata Bung Hatta, menabung dahulu baru pinjam. Yang terjadi hari ini, yang ingin menjadi anggota koperasi mindsetnya cuma mau minjam,” terang Kambara.
Kambara juga mendorong anggota Kopsyah BMI untuk menabung, terus menyisihkan sebagian pendapatannya agar menjadi saving di kemudian hari.
“Karena orang susah itu untuk mendapatkan sesuatu haruslah menabung, kalau tidak dia mencicil. Menabung itu harus dipaksa. Kita bisa menyicil motor sebulan Rp700 ribu sampai Rp1 juta, mengapa waktu sudah lunas, kita berat menabung dengan jumlah yang sama setiap bulan? Bagi yang miskin, menabung bukan memikirkan untuk sebulan atau setahun ke depan, tapi juga kehidupan kita saat tua nanti. Kalau terlahir miskin biasa , kalau meninggal miskin baru celaka,” jelasnya.
Padahal kata Bung Hatta, kalau mau hidupnya berubah harus berkoperasi. Caranya bagaimana? Kita paksa menabung di koperasi, uang tabungan itu kita pinjam. Lantas ada yang bilang, bagaimana mau menabung sementara makan saja susah, itu karena kebanyakan makan.
”Kita selalu ribut, cuma urusan sebatas leher, kalau udah lewat dari leher ketahuan jadinya apa? Makanya paksa untuk menabung. Kalau anaknya mau sekolah, menabung. Kita ada produk simpanan cendikia syariah (Sicerah) supaya anak anggota bisa melanjutkan hingga bangku SMA. Kemudian kalau anak ibu pintar tapi kurang mampu dan masuk 10 perguruan tinggi favorit biar BMI yang biayai, mulai dari uang kuliah sampai biaya hidupnya,” papar Kambara dengan lugas.
Ajakan menabung di Kopsyah BMI terus digalakkan. Dana yang disimpan diberdayakan untuk mendukung pengembangan usaha anggota. Seperti perintah di QS Al Hasyr ayat 7 : agar harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu.
”Simpan dananya di koperasi, sehingga kita bisa membantu banyak orang. Sehingga kita bisa membangun banyak rumah gratis, karena cuma koperasi yang diberikan jalan untuk membantu banyak orang seperti tertuang di pasal 4 UU Nomor 25 Tahun 1992 bahwa fungsi koperasi adalah membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya,” terang Kambara.
Pencetus Model BMI Syariah menjelaskan Kopsyah BMI punya gerakan Gassiteru kepanjangan dari gerakan sedekah Rp3.000 seminggu. Rp1.000 untuk infak, dan Rp2.000 untuk wakaf. Dari wakaf Rp2.000 seminggu, BMI telah mengumpulkan Rp33,2 miliar.
”Kami telah menyerahkan 454 rumah gratis. Dan itu nilainya Rp31,5 juta sampai Rp60 juta untuk satu rumah. Kita punya gerakan Gassiteru, yang dari wakafnya mencapai Rp33,2 miliar. Inilah koperasi, gerakan gotong royong dalam QS Al Maidah ayat 2 untuk saling tolong menolong dalam kebaikan,” paparnya.
Kambara dalam sambutannya menerangkan bahwa wakaf menjadi antitesis atau lawan tanding dari kapitalisme. Bagaimana dengan gerakan berjamaah, anggota koperasi bisa menguasai faktor produksi. Kopsyah BMI memiliki cita-cita memiliki 100 hektar lahan produktif dan sekarang sudah memiliki 10,3 hektar . Terus kita bangun rumah sakit dan sekolah yang gratis dan bayar seikhlasnya dan Masjid. Kenapa kita bangun RS, agar orang miskin bisa dilayani tanpa harus bertanya dia punya BPJS atau umum. Dan memiliki lembaga pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi gratis dan seikhlasnya. ”Wakaf merupakan pembelaan dan jaminan sosial bagi fakir dan miskin. Artinya, wakaf bisa membuahkan kebermanfaatan bagi fakir dan miskin dari surplus wakaf yang dihasilkan,” terangnya.
Sementara Camat Warung Gunung Aep Saepudin mengatakan, ada tiga hal penting dari sambutan Kambara di HRSH Pak Jahroni. Yang pertama tausyiah diri, kemudian bisnis dan terakhir adalah Pembangunan ekonomi anggota. ”Kopsyah BMI bukan hanya menjadi jalan anggotanya berubah lewat simpan pinjam dan pembiayaan, melainkan juga jalan ibadah dengan program ZISWAF-nya, jadi beruntunglah menjadi anggota BMI, bagi yang belum segera mendaftar,” jelasnya.
Hal senada diungkapkan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Banten Agus Mintono. Ia menuturkan, BMI hadir untuk mengajak anggota berjuang meningkatkan ekonomi agar lebih baik. ”Karena melalui koperasi, masyarakat yang dahulu ekonominya rendah kini semakin meningkat. Tidak hanya ekonominya saja, tapi juga jiwa sosialnya ikut terangkat,” ungkapnya. (togar/humas)