Pandeglang, klikbmi.com – Edukasi dan literasi mengenai koperasi di Acara Hari Jadi Desa Girijaya ke-41, Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang mendapat sambutan antusias dari para tamu undangan, Senin 28 Agustus 2023. Mengangkat tema diskusi ekonomi syariah acara tersebut dihadiri oleh Kepala Desa Girijaya Tedi Setiadi, puluhan guru dan ustad. Meliputi SD Wanagiri, SD Girijaya 1 & 2, SMP 4 Saketi, Pondok Pesantren Darul Ulum serta warga desa lainnya. Pengunjungnya lebih dari 80 orang.
Pematerinya adalah Direkur Bisnis dan Pemberdayaan Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) Casmita. Didampingi Manajer Area 06 Raidi Amra, Manajer Cabang Saketi Dian Ricko Prayoga.
Acaranya bisa dibilang hidup dan meriah. Selain karena Hendra OB yang membawakan acara ini dengan ciri khasnya, peserta yang ikut acara dengan penuh semangat. Dalam presentasinya, Direktur Bisnis dan Pemberdayaan Kopsyah BMI Casmita menjelaskan bahwa Kopsyah BMI bukan sekedar koperasi simpan pinjam semata, lebih dari itu yakni sosial dan pemberdayaan.
Dikatakannya, Koperasi BMI Grup terdiri dari 3 koperasi primer. Termasuk Kopsyah BMI yang bergerak di sektor simpan pinjam dan pembiayaan syariah, Kopmen BMI bergerak di sektor riil dan Kopjas BMI bergerak di sektor jasa.
Casmita mengajak yang hadir untuk menyimpan uang di Kopsyah BMI agar bermanfaat bagi anggota-anggota yang lain. Termasuk di lembaga pendidikan. “Jika Bapak Ibu menyimpan di BMI yang memanfaatkan uangnya adalah warga desa kita sendiri, termasuk anak didik kita. Kalau kalau semuanya menjadi anggota dan menabung di BMI, yang akan mendapat manfaat adalah anggota dan warga Desa Girijaya,” jelasnya.
Casmita menerangkan Koperasi BMI memiliki metode atau model khusus. Model khusus ini disebut dengan Model BMI Syariah. “BMI berkembang dan menjadi manfaat bagi banyak orang karena kita mengenal 5 instrumen dan 5 pilar. 5 instrumen ini adalah sedekah, pinjaman, pembiayaan, simpanan dan investasi untuk menciptakan 5 pilar kesejahteraan yakni ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan spiritual,” jelasnya.
Dalam pemaparannya, Casmita juga mengenalkan Produk Simpanan Cendikia Syariah (Sicerah) Kopsyah BMI yang membantu orang tua dalam mempersiapkan biaya pendidikan anak tanpa terbebani dengan dana yang besar ketika perlu.
”Sicerah juga difasilitasi oleh kartu digital sebagai alat pembayaran non tunai untuk jajan di kantin atau pedagang sekitar sekolah,” paparnya.
Tidak hanya urusan belanja di kantin, kartu ini telah terintegrasi di BMI Mobile. ”Nanti yang memegang kartu simpanan anak sekolah dan menjadi anggota adalah orang tua siswa. Termasuk mengatur limit belanjanya, bisa Rp10 ribu, Rp20 ribu, sesuai dengan kebijakan orang tua siswa,” jelas Casmita
Setelah sosialisasi oleh Casmita, Dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Banyak pertanyaan yang muncul dari peserta yang hadir. Setelah tanya jawab selesai, para peserta pun semakin yakin dan mendukung ekonomi syariah beroperasi di desa mereka.
Guru SMP 4 Saketi Eri Kusdinar menyambut baik, Kopsyah BMI bisa beroperasi di beberapa sekolah lewat SICERAH. Ia berkeyakinan dengan hadirnya BMI, peserta didiknya bisa memahami koperasi dan pentingnya menabung untuk masa depan. Sebelumnya, pihak sekolah sanksi saat mengelola simpanan sekolah secara mandiri. Namun setelah mengenal BMI, pihaknya berminat untuk mencoba simpanan Sicerah.
”Jangan berhenti di siswa saja pak, melainkan juga ajak orang tuanya jadi anggota BMI. Saya punya harapan, ekonomi orang tua peserta didik saya juga bisa terangkat dengan menjadi anggota Kopsyah BMI,” paparnya.
Hal senada diungkapkan Kepala Desa Girijaya Tedi Setiadi. Baginya hadirnya Kopsyah BMI didesanya beriringan jalan dengan banyaknya warga yang mulai mandiri dengan usahanya dan juga kegiatan sosial dari Kopsyah BMI yang bisa dirasakan mereka. ”Saya mengajak semuanya untuk mengenal apa itu konsep ekonomi syariah, bukan sekadar akad-akad saya, tapi efek bagi sosialnya juga harus ada. Inilah alasan kami mengundang BMI menjadi pembicara di sini,” tandasnya. (togar/humas)