Palu, Klikbmi.com – Seharian penuh Presiden Direktur Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara menjadi narasumber di depan 45 pengurus koperasi se-Kota Palu, Sulawesi Tengah di Hotel Palu Golden, Rabu 2 Agustus 2023. Agenda bertajuk Bimbingan Teknis Manajemen Risiko Dalam Pengelolan Koperasi Simpan Pinjam ini mengupas Model BMI Syariah lebih dalam. Sekaligus multiplier effect-nya bagi kemajuan koperasi dan kesejahteraan bersama.
Agenda ini berlangsung hingga Jumat 4 Agustus 2023. Selain oleh presdir, agenda bimtek juga diisi oleh Direktur Keuangan Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) Makhrus pada Kamis, 3 Agustus 2023.
Acara dibuka langsung oleh Asda 3 Sekretariat Kota Palu Imran Lataha. Dalam sambutannya, ia berharap, para peserta bisa menguatkan lagi manajemen pengelolaan serta memitigasi risikonya.”Kita ingin para pengurus koperasi di Palu bisa mengupgrade dirinya dalam pengelolaan keuangan agar lebih professional dan melayani kebutuhan anggota,” jelasnya.
Kambara menjelaskan Model BMI Syariah merupakan perpaduan nilai solidaritas, individualitas, kolektivisme dan semangat untuk saling tolong-menolong dan gotong royong dari pemikiran Bung Hatta diseimbangkan dengan penerapan nilai syariah. Model BMI Syariah merupakan modifikasi dengan lima instrumen pelayanan model BMI Syariah melalui sedekah, pinjaman, pembiayaan, simpanan dan investasi. Dan 5 pilar berupa pilar ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan spiritual” paparnya.
”Selain mendorong kesejahteraan ekonominya, Kopsyah BMI mendorong anak-anak anggota minimal lulus SMA atau SMK. Kopsyah BMI mendorong agar anggota memiliki akses air bersih dan sanitasi yang sehat dan anak-anaknya tidak stunting,” jelasnya.
Kambara menjelaskan, Model BMI Syariah punya karakteristik melayani anggota. Hal ini juga ditunjukkan dengan sistem keanggotaan yang dijalankan. Anggota terdiri dari anggota umum, anggota rembug dan anggota khusus. Anggota rembug adalah masyarakat umum yang tergabung dalam rembug pusat dan merupakan yang paling banyak. Anggota umum adalah masyarakat yang tidak tergabung dalam rembug pusat. Anggota khusus adalah anggota yang menjadi pengelola Kopsyah BMI yang diangkat oleh pengurus.
”Karena BMI menerima anggota yang unbankable (tidak tersentuh perbankan) agar ekonominya meningkat, masyarakat mikro yang membutuhkan. Mengapa Koperasi BMI besar karena terus mengajak masyarakat menjadi anggota BMI. Karena tujuan koperasi adalah mencari benefit memberikan banyak manfaat ,” penerima Satyalancana Wirakarya dari Presiden RI Tahun 2018.
Kendati demikian, harus ada komitmen membangun ini. Seperti Pengurus dan pengawas harus kompeten di bidangnya masing-masing. Kemudian pengurus dan pengawas bekerja sesuai office hours (jam kantor), fokus hanya bekerja di koperasi.
”Jadi menjadi pengurus harus serius, kalau sampingan hasilnya pasti nyamping. Hal ini yang mungkin bikin koperasinya tidak maju-maju,” terang Kambara.
Kambara juga menjabarkan empat kultur kerja Model BMI Syariah yakni Shidiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), fathanah (cerdas, inisiatif dan kreatif) serta tabligh (transparan) dijaga betul. Inilah sifat – sifat Rasulullah SAW yang dipegang oleh sistem ini. Konsepsi ajaran ekonomi Islam yang diterapkan pada Model BMI Syariah.
”Ada 7 konsep Model BMI Syariah antara lain : fokus pada keuntungan dunia akherat (QS Al Qashas : 77), tidak zalim (QS At Tur : 47), jujur (QS Al Ahzab : 23-24), amanah (QS An Nisa:58, Al Ahzab:72), peduli yang tidak mampu (QS Al-Baqarah : 83, 215, Al Maun :4-7, Am Nisa :36), senantiasa bersyukur (QS Ibrahim:7) dan qonaah atau merasa cukup (QS Hud :2),” jelasnya.
Setiap ingin membuka cabang pelayanan, sambung Kambara, Kopsyah BMI akan berkoordinasi ke tingkat Dinas Koperasi, kemudian kecamatan hingga desa. Setelah itu, kemudian dilanjutkan dengan Pertemuan Umum (PU), Latihan Wajib Kumpulan (LWK), Uji Kelayakan (UK), Ujian Pengesahan Kumpulan (UPK), Rembug Pusat (RP) yang kesemuanya ini bermuara pada pendidikan perkoperasian. ”Inilah yang menjadi pembeda Kopsyah BMI dengan yang lain,” paparnya.
Inti dari Model BMI Syariah adalah kepercayaan (bisnis harus diawali dari rasa saling percaya) dan tanpa agunan mengacu QS Al Baqarah 280, 282 & 283. Pinjaman bagi orang yang tidak mampu dengan akad Qordul Hasan (Fatwa MUI No. 19/DSNMUI/IV/2001 tentang Qardh). Kemudian, pembiayaan dibagi dalam 2 model yaitu produktif dan investasi. Pembiayaan produktif antara lain : mikro mitra usaha, mikro mitra mandiri, dan mikro mitra ternak dan tani. Sedangkan pembiayaan investasi meliputi mikro tata griya, mikro mitra cendikia, mikro tata sanitasi, mikro tata air, pembiayaan umroh, Mikro Multiguna dan pembiayaan rumah tanpa DP.
”Semangatnya jangan simpan pinjam, tapi pemberdayaan dan sosial. Kalau hanya simpan pinjam, apa bedanya kita dengan bank keliling,” papar penulis tiga buku Peradaban Baru Koperasi Indonesia.
Kambara menjelaskan Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) berupaya terus untuk mengenalkan Zakat, infak, sadaqah dan wakaf (ZISWAF) ke tengah-tengah masyarakat secara langsung agar tujuan pemerataan ekonomi umat terus berjalan sebagaimana dalam QS Al-Hasyr:7 yang artinya “ …. supaya harta itu jangan beredar diantara orang-orang kaya saja diantara kalian….”.
Kopsyah BMI adalah lembaga yang sudah memiliki izin mengelola ZISWAF. Selayaknya masyarakat dapat menyalurkannya melalui lembaga resmi agar dapat terasa manfaatnya oleh masyarakat karena di buat dalam bentuk kegiatan untuk kemaslahatan umat juga fasilitas umum baik Rumah sakit, Sekolah, Beasiswa, 10 Ambulance, sanitasi masjid mushola dan pesantren, sanitasi dhuafa, Penyerahan hibah Rumah Siap Huni (HRSH) untuk anggota dan masyarakat yang kini jumlah mencapai 417 unit dan kita punya panti rehabilitasi ODGJ yang pengelolanya digaji oleh BMI. ”Kita bantu orang lain, Allah SWT pasti bantu kita,” tandas Kambara.
Sementara Kepala Dinas Koperasi UMKM dan Tenaga Kerja Kota Palu Setyo Susanto berharap, para pengurus koperasi se-Kota Palu yang menjadi peserta, bisa menduplikasi Model BMI Syariah dalam pengelolaannya koperasinya. ”Saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Kamaruddin Batubara telah membagikan pengalamannya dalam membangun Koperasi BMI. Dengan harapan, ilmu ini bisa mendorong koperasi di Palu menjadi lebih profesional, mandiri, punya agenda sosial dan memberdayakan anggotanya,” tandasnya. (togar/humas)