Klikbmi, Tangerang – Praktik terbaik Koperasi Benteng Mikro Indonesia (BMI) lahir dari perjuangan panjang. Koperasi BMI yang yang merupakan ibu 2 anak, anak pertama Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) dan anak keduanya Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia (Kopmen BMI). Pengalaman panjang memasuki usia 17 tahun tentu bukan anak-anak lagi. Ada cerita yang bisa dibagikan untuk perbaikan menuju peradaban baru koperasi Indonesia.
Pengalaman panjang ini lalu melahirkan tiga buku yang ditulis oleh Ketua Pengurus Koperasi BMI sekaligus Presiden Direktur Koperasi BMI, Kamaruddin Batubara. Kamaruddin Batubara selalu menekankan perjuangan meraih kesejahteraan berkoperasi adalah cita – cita mulia. Kesadaran bahwa belum banyak praktik terbaik koperasi Indonesia yang mampu membawa pada perubahan kesejahteraan yang signifikan bagi anggota dan masyarakat, Koperasi BMI merasa harus berbagi pengalaman dengan koperasi lain dan dengan segenap unsur yang terkait dengan perkoperasian di Indonesia.
Salah satu cara untuk memberikan informasi tentang apa yang dilakukan oleh Koperasi BMI saat ini adalah dengan menuliskan pengalaman dan gagasan baru melalui 3 buku yang sudah terbit. Buku pertama, berjudul Pengalaman Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia Dalam PEMBIAYAAN MIKRO TATA AIR DAN SANITASI. Buku ini adalah Karya Kamaruddin Batubara dan Irsyad Muchtar, pimpinan Majalah Peluang. Buku ini diterbitkan oleh Penerbit PT Berkah Dua Visi, yang diterbitkan pada September 2018.
Buku kedua dan ketiga nyaris terbit bersamaan, walaupun Buku Kedua berjudul MODEL BMI SYARIAH (Buku Panduan Simpan, Pinjam dan Pembiayaan) ditulis terlebih dahulu oleh Kamaruddin Batubara. Buku Model BMI Syariah, terbit pada bulan Januari 2020 oleh Pt Elex Media Komputindo dan bias diperoleh di Toko Buku Gramedia.
Buku ketiga merupakan buku yang sinergi dengan lahirnya Kopmen BMI berjudul SEJARAH KOPI RINDOE BENTENG (Mengukir Sejarah Kopi Melalui Wakaf Menuju Ekowisata Di Tangerang). Buku ketiga ini ditulis Bersama akademisi Dr Hamdani,SE,MM,MPd, MAk, Ketua Program Studi S1 Manajemen, FEB Universitas Muhamadiyah Tangerang. Buku inio diterbitkan oleh Penerbit Yayasan Insan Tangerang, Januari 2020.
Buku kedua ditulis dari pengalaman 16 tahun praktik syariah yang terjadi di Kopsyah BMI. Maka tidak ragu lagi buku yang berbekal pengalaman empiris ini harus dibagikan sebagai salah satu praktik terbaik koperasi Indonesia untuk menciptakan peradaban baru. Arah baru koperasi Indonesia yang menempatkan bisnis dan sosial sebagai 2 keping mata uang yang perlu dijalankan bersama dalam berkoperasi.
Buku ketiga tentang sejarah Kopi Rindoe Benteng juga sarat akan makna, membangun koperasi haruslah dengan cita-cita besar untuk membuat perubahan. Perubahan dari ketiadaan dan kekurangan menuju pada keberlimpahan dan kemakmuran bersama. Kesejahteraan adalah tujuan dari semua bisnis yang dikelola oleh koperasi.
“Peradaban baru koperasi Indonesia harus segera kita wujudkan, koperasi kita tidak boleh lagi coba – coba, kami mencoba berbagi pengalaman dengan semua unsur perkoperasian Indonesia, karena setidaknya praktik yang kami telah lakukan ini betul-betul telah memberikan manfaat pada peningkatan kesejahteraan masyarakat banyak dan sekaligus sebagai bentuk pemerataan pendapatan masyarakat. Kami berharap tiga buku yang lahir dari rahim Koperasi BMI ini bermanfaat bagi terciptanya peradaban baru koperasi Indonesia” ujar Kamaruddin Batubara sambil menutup pembicaraan. (Sularto/Klikbmi.com)