Nasehat Dhuha Jumat, 10 Desember 2021| 5 Jumadil Awal 1443 H | Oleh : Ustadz Achmad Nasution, ME
Klikbmi, Tangerang – Dewasa ini, banyak kasus tentang anak yang melukai orang tuanya, murid mencaci gurunya, menggunjing satu sama lain, memfitnah dan lain sebagainya, na’udzubillah sungguh kejadian yang memilukan hati. Maka pada kesempatan kali ini kita akan membahasnya agar kita mengerti dan dapat melaksanakan sebagaimana mestinya.
Ada tiga cara untuk menghormati orang lain;
Pertama: Akhlaq, hormatilah orang lain itu karena akhlaqnya. Dalam sebuah hadits riwayat Ibnu Majah disebutkan;
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا قَالَ فَأَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الْأَكْيَاسُ
“Ya Rasulullah, Mu’min yang bagaimanakah yang paling utama?” beliau menjawab: “Orang yang paling baik akhlaknya.” Dia bertanya lagi; “Orang mukmin yang bagaimanakah yang paling bijak?” beliau menjawab: “Orang yang paling banyak mengingat kematian, dan yang paling baik persiapannya setelah kematian, merekalah orang-orang yang bijak.” HR. Ibnu Majah, dalam kitab Sunan Ibnu Majah no: 4249
Di dalam hadits tersebut di atas menunjukkan bahwa orang yang berakhlak adalah orang mu’min yang paling utama, maka sudah seharusnya bagi kita untuk menghormatinya. Diantara hikmah dan pelajaran yang dapat diambil dari orang-orang yang berakhlak adalah sikap rela berkorban, jujur, sopan, santun, tawakal, adil, dan sabar.
Kedua: Ilmu, hormatilah orang lain itu karena ilmunya. Disebutkan dalam sebuah hadits riwayat Tirmidzi;
إِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ حَتَّى الْحِيتَانُ فِي الْمَاءِ وَفَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ إِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
“Sesungguhnya orang berilmu itu akan dimintakan ampunan oleh (makhluq) yang berada di langit dan di bumi hingga ikan di air, keutamaan orang yang berlilmu atas ahli ibadah laksana keutamaan rembulan atas seluruh bintang, sesungguhnya ulama adalah pewaris pada nabi dan sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanya mewariskan ilmu, maka siapa yang mengambilnya berarti ia telah mengambil bagian yang banyak.” HR. At-Tirmidzi, dalam kitab sunan Tirmidzi no: 2606
Betapa mulianya orang-orang berilmu, sampai-sampai (makhluk) yang ada di langit dan di bumi memintakan ampunan untuk orang yang berilmu. Dan juga orang berilmu adalah pewaris para ulama dan ulama adalah pewaris para Nabi. Sudah sepatutnya kita menghormati orang yang berilmu.
Ketiga: Umurnya, hormati orang lain karena umurnya (lebih tua). Karena pada dasarnya menghormati orang yang lebih tua adalah sebuah perintah, bahkan ada ”ultimatum”terkait akan hal ini, dalam sebuah hadits riwayat Ahmad disebutkan;
قَالَ لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يُوَقِّرْ الْكَبِيرَ وَيَرْحَمْ الصَّغِيرَ وَيَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَى عَنْ الْمُنْكَرِ
“Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang lebih besar dan tidak menyayangi yang lebih kecil serta tidak menyuruh kepada kebaikan dan melarang yang mungkar.” HR. Ahmad, dalam kitab Musnad Ahmad no: 2214
Pelajaran yang dapat kita ambil dari hadits tersebut di atas bahwa ada ultimatum dari Nabi bagi orang yang tidak menghormati orang yang lebih tua yaitu tidak diakui dalam golongannya berarti keluar dari ummat Nabi.
Dari pembahasan tersebut di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa, kita tidak memiliki alasan untuk tidak menghormati orang lain. Jika kita bertemu dengan orang lain maka sudah sewajarnya bagi kita untuk menghormatinya karena pada kenyataannya apa yang kita perbuat maka sejatinya akan kembali kepada diri kita sendiri. Jika kita menghormati orang lain maka orang lainpun akan menghormati kita, namun perlu diingat jangan pernah minta dihormati apalagi gila hormat karena itu akan menjerumuskan kita pada lubang kesombongan dan keangkuhan. Untuk itu mari kita hormati orang lain, dan jangan pernah minta [gila] akan kehormatan. Barang siapa menanam kebaikan maka dia akan menuai kebaikan namun jika ia menanam keburukan maka ia akan mendapatkan keburukan pula.
Wallahu a’lam bi-s shawab.
Mari terus ber-ZISWAF (Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BSI eks BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888. (Sularto/Klikbmi)