Usaha Bisa Ditiru, Tapi Kadar Rezeki Tidak Bisa Ditiru

Edu Syariah

Nasehat Dhuha Selasa, 2  November 2021 | 26 Rabiul Awal 1443 H | Oleh : Ust Sarwo Edy, ME

Klikbmi, Tangerang – Pernahkah kita melihat pedagang sayuran yang berjualan berdampingan dengan pedagang sayuran lainnya yang ada di pasar? Atau para ojek pengkolan yang bergerombol di satu tempat? Jika kita berpikir singkat, apakah mereka akan mendapatkan rezeki berupa penghasilan yang cukup jika keadaannya seperti itu?

Atau pernahkah kita berpikir ada penulis buku yang menulis buku tentang kiat-kiat sukses berdasarkan pengalamannya, atau ada yang menyebarkan resep-resep makanan dan atau ada yang menyebarkan ilmu-ilmunya melalui seminar-seminar offline maupun online, Apakah mereka tidak takut tersaingi?

Jawabannya adalah masing-masing hamba sudah Allah tetapkan rezekinya. Maka dari itu selalu ingatlah, bahwa masing-masing hamba sudah Allah tetapkan rezekinya. Jadi jangan sampai merasa iri terhadap rezeki orang lain, apalagi sampai menggunakan cara yang haram dengan berpikir untuk menyaingi usaha yang orang lain geluti. Karena secanggih dan sehebat apapun usaha kita dalam memfotocopy usaha orang lain, jika Allah menetapkan rezeki kita biasa-biasa saja, maka sudah pasti sampai kapan pun rezeki yang kita dapatkan akan tetap biasa-biasa saja.

Allah pasti membagi rezeki dengan adil. Allah SWT berfirman:

إِنَّ رَبَّكَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ إِنَّهُ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيرًا بَصِيرًا

“Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.” [QS. Al Isra’: 30]

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” [HR. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash]

Dari hal di atas, dijelaskan bahwa kesuksesan kita mendapatkan rezeki dalam berusaha ada “invisible hand” (tangan tak terlihat) yaitu kuasa Allah. Selain ikhtiar jasmani, kita perlu ikhtiar rohani dengan bertaqwa kepada Allah, dengan kuasa Allah, Allah akan mengadakan bagi kita jalan keluar dan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Allah berfirman : “Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya.” (QS At-Talaq: 2-3)

Walaupun kadar rezeki sudah diatur oleh Allah, kita tetap diperintahkan untuk ikhtiar. Dalam sebuah hadits yang panjang para sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah tentang permasalahan tersebut:
“Wahai Rasulullah, Kalau begitu apakah tidak sebaiknya kita berserah diri kepada takdir kita dan meninggalkan amal-usaha?”
Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang berbahagia, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang berbahagia. Dan barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang sengsara, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang sengsara.”
Kemudian beliau melanjutkan sabdanya: “Beramallah! Karena setiap orang akan dipermudah! Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang berbahagia, maka mereka akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang bahagia. Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang sengsara, maka mereka juga akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang sengsara.” (H.R. Muslim)

Hadits di atas menunjukkan bahwa setiap muslim diperintahkan juga untuk berusaha untuk mendapatkan rezeki. Hal tersebut karena takdir seorang hamba akan mengarah sesuai dengan apa yang ia perbuat.

Kesimpulannya, ada beberapa yang perlu kita lakukan (antara usaha dan rezeki) :

  1. Menyeimbangkan usaha dan doa
  2. Tidak iri dengan orang lain jika ada yang lebih baik
  3. Selalu menggunakan cara yang halal dalam berusaha ataupun bersaing
  4. Tidak takut dengan adanya saingan
  5. Selalu ikhtiar yang maksimal dengan terus berinovasi dan berusaha yang terbaik
  6. Tidak hanya meningkatkan usaha, tapi juga meningkatkan ibadah
  7. Tidak khawatir jika belum mendapatkan rezeki yang kita inginkan dari usaha kita, tapi khawatir jika dalam usaha kita tidak ada nilai ibadah dan nilai akhiratnya.

Wallahu a’lam bish-showaab

Mari terus ber-ZISWAF (Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BSI eks BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888. (Sularto/Klikbmi)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *