3 Hal Sederhana Yang Membuat Kita Menjadi SDM Hebat

Info ZISWAF

Nasehat Dhuha Sabtu, 29 Mei 2021 | 17 Syawal 1442 H | Oleh : Sularto

Klikbmi, Tangerang –  BMI Kliker di manapun berada, tak terasa bulan syawal telah berjalan 17 hari. Kita juga sudah kembali bekerja pada pekerjaan kita masing-masing. Yang pedagang sudah kembali bekerja sebagai pedagang, yang ASN juga telah kembali bekerja, yang bekerja pada perusahaan swasta juga telah kembali bekerja. Kita pengelola Koperasi BMI atau karyawan Koperasi BMI juga telah kembali bekerja. Tema kita kali ini adalah 3 hal sederhana yang membuat kita bisa menjadi SDM hebat bagi tempat kita bekerja.

Materi ini disarikan dari motivator Sukses Mulia Jamil Azzaini, 3 hal sederhana yang membuat kita hebat di tempat kerja kita antara lain adalah : rajin, expert dan komunikatif (grapyak dalam Bahasa Jawa). Dalam bekerja kita harus menjadi pribadi atau SDM sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Sabda Rasulullah :  “Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil dan siapa yang bersusah payah mencari nafkah untuk keluarga maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza Wajalla (H.R. Ahmad).

Karyawan malas merupakan benalu bagi perusahaan. Di satu sisi, perilaku mereka jelek seperti datang terlambat, datang ke kantor lalu baca koran, atau pura-pura sibuk tanpa ada hasil. Untuk menjadi SDM hebat haru kita mulai dari meningkatkan kerajinan dan meninggalkan kemalasan.  Rajin bisa diartikan berangkat paling pagi dan pulang paling larut. Tetapi lebih dari itu untuk lebih rajin dalam pekerjaan kita harus melakukan beberapa hal  antara lain : Pertama, meninjau sasaran besar kita, tinjaulah sasaran besar  kita dalam bekerja di  tempat kerja kita sekarang. Sasaran ini bisa berupa ingin mengerjakan lebih banyak hal pada divisi yang kita ada di dalamnya.

Saatnya kita  meninjau diri sendiri atau muhasabah, tanya pada diri sendiri apakah   kita saat ini telah rajin berorientasi pada penyelesaian pekerjaan atau belum? Kedua, agar lebih rajin kita juga harus menjunjung tinggi etika bekerja. Untuk menjadi rajin,  kita harus menjunjung tinggi etika bekerja. Ingat,  kita digaji untuk bekerja, bukan untuk malas-malasan. Jika kita bertanggung jawab atas hal ini maka kita tidak akan terpikir untuk malas dan tidak berkontribusi lebih baik. Dengan beretika,  kita tidak punya alasan untuk malas atau bahkan bolos bekerja. Ketiga, untuk lebih rajin manfaatkan waktu mencoba teknik 5 menit  yang berarti. Berapa pun beratnya pekerjaan kita, coba teknik 5 menit untuk mulai mengerjakannya. Sebagai contoh, tugas  kita adalah membuat laporan transaksi harian atau mingguan. Mulailah mengerjakan laporan itu dalam lima menit. Setelah lima menit,  kita bisa rehat sejenak. Dengan memulai maka bahkan waktu 30 menit tidak akan terasa. Jika menerapkan teknik ini,  kita akan terpesona karena akan terus menyelesaikan laporan tersebut. Dengan demikian, malas hilang dan tugas tidak seberat yang dibayangkan.

Keempat agar lebih rajin, kita harus merinci pekerjaan besar  kita. Rinci pekerjaan besar  kita menjadi beberapa pekerjaan kecil, lalu selesaikan pekerjaan kecil itu terlebih dahulu. Dengan mengerjakan pekerjaan kecil,  kita tidak akan stres membayangkan beratnya pekerjaan tersebut.  Kita pun bisa menjadi lebih produktif karena memaksimalkan waktu kerja kita. Kelima, agar lebih rajin kita harus tahu persis tugas pokok dan fungsi kita. Melaksanakan kewajiban  kita terlebih dahulu. Bekerja di mana pun,  kita harus memiliki prinsip seorang karyawan baik, yaitu melaksanakan dulu kewajiban  kita yang umumnya tertuang dalam deskripsi pekerjaan (job description) kita.

Setelah melaksanakan semua pekerjaan kita sesekali,  kita boleh ngobrol dengan teman kita. Namun, daripada membuang-buang waktu seperti itu,  kita lebih baik menyelesaikan pekerjaan lain yang tenggat waktunya masih lama. Dengan demikian,  kita tidak akan terbebani tenggat waktu. Tenaga  kita tidak terkuras karena misalnya begadang untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Dengan menerapkan lima cara di atas, tanpa terasa  kita akan menjauhi teman-teman kerja yang malas. Dan tentunya,  jika menerapkannya secara konsisten,  kita akan memiliki kebiasaan rajin sehingga menjadi pribadi hebat yang banyak disukai dalam lingkungan kerja.

Aspek Kedua, selain rajin kita juga haruslah expert dalam pekerjaan kita. Kita haruslah menjadi seorang yang ahli, seorang yang terbaik di bidang yang ditekuni. Apa untungnya? Banyak. Pertama, semakin percaya diri. Orang-orang yang tidak percaya diri biasanya fokus pada kelemahan bukan pada keahliannya. Harga diri dan juga harga tawar orang yang expert semakin tinggi dan mahal. Ia akan lebih leluasa mengambil keputusan. Ketahuilah, orang-orang yang gelisah dan mudah panik adalah orang yang tidak mempunyai keahlian atau kalau punya keahlian, itu hanya rata-rata. Seorang yang semakin expert membuktikan bahwa orang itu termasuk orang yang mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepadanya. Wajar bila berbagai nikmat akan ditambah kepada orang itu. Dan tentu hal terbaik yang diperoleh seorang expert adalah menjadi sumber inspirasi kebaikan bagi generasi setelahnya. Dia menjadi bahan cerita untuk generasi penerus. Dan ketahuilah, pemberi contoh kebaikan yang beriman akan selalu mendapat kiriman pahala tiada henti walau ia sudah terbujur kaku di dalam bumi. Masih tidak mau menjadi expert?

Selain rajin dan expert. Karyawan hebat haruslah memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Dalam sebuah organisasi perusahaan, komunikasi efektif memiliki peran yang sangat penting, karena bermanfaat untuk: meningkatkan produktivitas, mengatasi atau menghindari konflik, membantu mengembangkan potensi setiap karyawan, dan mampu membentuk suasana kerja yang kondusif dan professional. Di dalam sebuah perusahaan, keberhasilan tim kerja sangat ditentukan oleh pola komunikasi yang terbentuk antara pemimpin dan para anggota timnya. Komunikasi yang efektif dapat menyampaikan semua informasi penting yang harus diketahui oleh semua anggota tim. Informasi tersebut bisa berupa instruksi kerja, target perusahaan, peran yang harus dijalankan oleh masing-masing anggota tim, sampai masalah yang dihadapi oleh anggota tim. Dengan komunikasi yang efektif, maka langkah setiap anggota tim kerja dapat lebih terarah dalam melaksanakan tanggung jawabnya masing-masing untuk menuju tujuan yang sama, yang dikehendaki oleh perusahaan. Langkah awal dalam membentuk komunikasi efektif di dalam tempat kerja adalah dengan mengembangkan kepercayaan di dalam setiap tim kerja. Jika masing-masing anggota tim kerja dapat percaya satu sama lain, maka komunikasi akan menjadi lebih terbuka. Dengan komunikasi yang lebih terbuka, maka setiap anggota tim akan menjunjung tinggi kejujuran. Kejujuran inilah yang dapat meningkatkan integritas, baik personal maupun kelompok. Integritas yang baik dapat membuat suasana kerja menjadi lebih kondusif. Selain itu, jika di dalam sebuah tim kerja sudah terjalin komunikasi yang efektif, maka waktu kerja akan semakin efektif dan efisien.

Salurkan sedekah melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BNI Syariah) a/n  Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888 .(Sularto/Klikbmi)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *