Nasehat Dhuha Minggu, 13 Juni 2021 | 3 Dzulka’dah 1442 H | Oleh : Ust Sarwo Edy,ME
Klikbmi, Tangerang – Setiap manusia hidup dianugerahi dengan indra-indra serta anggota-anggota tubuh yang bertujuan untuk membantu mereka dalam mengarungi kehidupan ini. Dan pastinya setiap orang ingin memiliki bagian-bagian tubuhnya berfungsi dengan baik dan benar. Dari tangan, kaki, telinga, mata, mulut, hidung bahkan anggota tubuh yang ada di dalam seperti jantung, hati, paru-paru, usus dan serta bagian tubuh lainnya. Akan tetapi, Allah tidak ingin dengan anugerah yang dimiliki manusia ini digunakan semena-mena dan semaunya saja. Oleh karena itu, Setiap langkah, gerakan dan atau penggunaan anggota tubuh itu akan dipertanggung jawabkan di akhirat kelak. Hal tersebut sesuai sabda Nabi, dalam riwayat dari Abu Barzah Al-Aslami berkata, Rasulullah SAW bersabda:
لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أربع : عن عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ
“Dua kaki seorang hamba tidak akan bergerak (pada hari kiamat) sehingga dia ditanya tentang umurnya, kemana dihabiskan, tentang ilmunya apakah yang telah dilakukan dengan ilmunya, tentang hartanya dari mana diperolehi dan kemana dibelanjakan dan tentang tubuh badannya untuk apa digunakannya.” (HR. At-Tirmizi).
Salah satu bagian tubuh yang sering disalah gunakan oleh seseorang adalah mulut. Mulut adalah sarana seseorang untuk berinteraksi dengan yang lain. Mulut yang dalam fungsinya dibantu dengan lidah yang tak bertulang ini memang ringan untuk digunakan (berucap). Tidaklah berat seseorang untuk mengucapkan hal baik atau hal buruk dan jujur atau bohong. Semuanya tergantung dari pemilik mulut tersebut. Dalam tausiyahnya Ustadz Hendri Tanjung, Ph.D (Ketua Pengawas Syariah Kopsyah BMI) yang tayang di youtube BMI News dengan judul Berkah Ramadhan: 7 Ajaran Ekonomi Islam #Jujur. Jujur adalah ajaran Ekonomi Islam yang ketiga. Beliau menggambarkan jujur adalah Benar dalam berkata, benar dalam berbuat, benar dalam berfikir, benar dalam perbuatan dan benar dalam tindakan. Beliau mengutip dari Surat At-Taubah ayat 119 yang berbunyi :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.
Simak juga video youtube : Ajaran Ekonomi Is#Jujur https://www.youtube.com/watch?v=20bdmoe3rFA
Beliau melanjutkan, bahwa ayat di atas yang menggambarkan tentang berkumpulnya orang-orang yang bertaqwa dengan orang-orang yang jujur (benar) di syurga dikarenakan sebuah kejujuran akan membawa kepada kebaikan, dan kebaikan akan membawa seseorang ke syurga. Sebaliknya, perkataan dusta akan membawa kepada kejahatan dan kejahatan akan membawa ke neraka. Hal tersebut beliau kutip dari sabda Rasulullah SAW,
عَنْ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْد رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا ، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhuma, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai pendusta (pembohong). (HR. Bukhari dan Muslim)
Sekali lagi ! Dari hadist di atas, beliau menggaris bawahi sebab-akibat dari dua hal yang saling bertolak belakang ini, yaitu Jujur dan Dusta. Bahwa dengan kejujuran akan membawa seseorang kepada kebaikan dan sebuah kebaikan akan mengantarkan seseorang ke surga. Sebaliknya, dusta akan membawa seseorang kepada kejahatan dan kejahatan itu sendiri akan mengantarkan seseorang ke neraka. Di akhir video, beliau mengingatkan para pemirsa BMI News via Youtube agar selalu mengupayakan jujur menjadi tabi’at kita dan sikap kita dalam berbuat, dalam bertindak dan dalam berfikir. Jujur adalah salah satu sikap yang berkaitan dengan akhlak seseorang. Maka pelajaran jujur biasanya diajarkan oleh orang tua mereka dimulai dari seorang anak ketika bisa membedakan yang baik dan jelek. Dan karena jujur juga bisa menentukan nilai seseorang.
Setenang apapun seseorang bisa mengatasi tekanan jika berbohong, dalam urusan hati, pasti seseorang yang berkata bohong akan selalu gelisah atas kebohongannya. Dari Al Hasan bin ‘Ali, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيبُكَ فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ
“Tinggalkanlah yang meragukanmu pada apa yang tidak meragukanmu. Sesungguhnya kejujuran lebih menenangkan jiwa, sedangkan dusta (menipu) akan menggelisahkan jiwa” (HR. Tirmidzi dan Ahmad, hasan shahih)
Seperti yang kita ketahui bahwa kejujuran adalah korelasi yang selaras antara hati, ucapan dan perbuatan. Dan semuanya itu bersumber dari hati. Oleh karena itu jika apa yang kita katakan atau yang kita perbuat tidak sama dengan apa yang di hati maka yang terjadi adalah kegelisahan jiwa. Rasulullah SAW bersabda,
أَلَا إِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ, وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ؛ أَلَا وَهِيَ القَلْبُ
“Sesungguhnya, di dalam badan ini terdapat segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh badan, dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh badan. Sesungguhnya, ia adalah hati.” (HR Bukhari dan Muslim).
Selain amanah, tabligh dan fathonah, Jujur merupakan salah satu 4 Sifat wajib Nabi yang harus kita teladani dalam keseharian kita. Dan jujur merupakan sifat orang mukmin. Sebaliknya, Dusta adalah tanda-tanda dari orang munafik. Karena memperlihatkan hal yang berbeda dengan menyembunyikan kebenaran yang ada di dalam hati. Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Tanda orang munafik ada tiga; apabila berkata ia berbohong, apabila berjanji mengingkari, dan bila dipercaya mengkhianati.”(HR. Bukhari)
Kejujuran Membawa Keberkahan
Tidak ada yang lebih baik dalam sebuah transaksi ataupun interaksi yang akan membawa keberkahan selain sebuah kejujuran. Dari sahabat Hakim bin Hizam, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا – أَوْ قَالَ حَتَّى يَتَفَرَّقَا – فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِى بَيْعِهِمَا ، وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا
“Kedua orang penjual dan pembeli masing-masing memiliki hak pilih (khiyar) selama keduanya belum berpisah. Bila keduanya berlaku jujur dan saling terus terang, maka keduanya akan memperoleh keberkahan dalam transaksi tersebut. Sebaliknya, bila mereka berlaku dusta dan saling menutup-nutupi, niscaya akan hilanglah keberkahan bagi mereka pada transaksi itu” (Muttafaqun ‘alaih).
Mungkin ada kalanya kebohongan atau dusta akan menguntungkan kita (pada saat itu). Tapi yang pasti akan berakhir pada kerusakan (hilangnya keberkahan). Sebaliknya, mungkin ada kalanya kejujuran terasa pahit (pada saat itu). Tapi yang pasti akan berakhir pada keberkahan. Wallahu A’lam Bish-Showaab.
Mari bersedekah untuk orang tua kita, salurkan sedekah melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888 .(Sularto/Klikbmi)