Belajar Dari Ibu Wulan Tentang Keikhlasan Dan Kepasrahan

Edu Syariah

Nasehat Dhuha Senin 13 Juni 2022 | 13 Dzul Qaidah 1443 | Oleh :  Sarwo Edi, ME

Klikbmi, Tangerang – “Mama, saya jajan dulu ya” ujar seorang anak meminta izin kepada mamanya. Hal itu lantaran ia mendengar suara pedagang yang memakai motor dengan suara khas lewat depan rumahnya.

Anak laki-laki tersebut bernama Ahmad Kurniawan. Saat ini ia berusia 3 tahun 6 bulan. Ia merupakan anak kedua dari Ibu Wulan.

Wulan Sholehah adalah nama lengkapnya. Ia adalah salah satu anggota Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia Cabang Jayanti. Tepatnya ia merupakan anggota rembug di kumpulan Putri Ayu yang beralamat di Kp. Hauan Rt. 01/05 Ds. Tobat Kec. Balaraja Kab. Tangerang.

Ia yang menjadi anggota Kopsyah BMI sejak 2021 ini bercerita bahwa kondisi anaknya sekarang lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya. Tepatnya sejak lahir, anaknya sudah menderita penyakit Hirschsprung. Yaitu penyakit yang berhubungan dengan kondisi usus besar yang menyebabkan kesulitan mengeluarkan tinja.

“Setelah lahir, langsung saya bawa ia pulang. Tapi beberapa hari di rumah sepertinya anak saya mengalami kelainan. Yaitu perut kembung dan belum buang air besar. Akhirnya hari keempat saya larikan ke rumah sakit. Seharian saya keliling rumah sakit di Tangerang tapi tidak ada yang mau menerima dengan alasan tidak ada dokternya”. Ujarnya menceritakan awal diketahui penyakit anaknya.   

Pada saat itu seakan ia sudah patah harapan untuk kelanjutan hidup anaknya. Hingga di sore harinya, tiba-tiba seorang bapak-bapak dengan seragam karyawan di rumah sakit siloam internasional menghampirinya dan menganjurkannya untuk dibawa ke Rumah Sakit Harapan Kita (HARKIT) Jakarta.

“Saya sudah pasrah pada saat itu, tapi tiba-tiba ada bapak-bapak dengan seragam karyawan rumah sakit siloam mendatangi kami dan menganjurkan untuk dibawa ke RS. Harapan Kita Jakarta”. Lanjutnya

“Kami sudah nggak sanggup lagi. Pada saat itu saya hanya bisa pasrah dan berdoa. Ya Allah, Kalau misalkan milik saya, sembuhkanlah . Kalau misalkan bukan milik saya, bukan rezeki saya, saya ikhlas”. Lanjutnya sembari bersedih mengingat perjuangan pada masa itu.

Ketika sesampainya di RS. Harapan Kita Jakarta, mereka langsung bertemu dengan dokternya dan langsung ada tindakan untuk anaknya. Mereka bersyukur sembari berharap-harap cemas. Bersyukur karena langsung ada tindakan. Berharap-harap cemas dengan keadaan anaknya. 

Ambulan Kopsyah BMI Yang Setia Menemani Keluarga Ibu Wulan

“Pas di ruang operasi, suami saya dipanggil. Kata dokter, anak kami ada dua masalah. Pertama, penyempitan usus. Kedua, pelipatan usus. Kalau pelipatan usus sudah dibenerin sama dokter. Kalau penyempitan harus dikasih minum susu khusus biar melebar. Ternyata setelah observasi, masih kembung. Akhirnya dokter memutuskan untuk operasi kedua”. Tambah ibu yang saat ini berumur 32 tahun ini.

Prosesnya tidak sebentar. Anaknya pun harus dirawat di ruang seruni (Khusus bayi) selama 1,5 bulan. Karena panik dan pikiran yang sudah kemana-mana ditambah dengan keharusan untuk mengurusi anaknya dengan ekstra, pada saat itu ia memutuskan untuk berhenti kerja.

Di operasi kedua, tindakannya adalah usus anaknya dikeluarin di samping perut dan memakai kantong kolostomi untuk mengeluarkan tinjanya. Setelah setahun dari operasi kedua, mereka ingin ada tindakan operasi ketiga. Akan tetapi, terhalang dengan awal masa-masa covid. Selain itu dana yang dimiliki juga habis.

“Pada saat itu kami sudah kehabisan dana untuk biaya operasional anak kami dari habis lahiran sampai operasi kedua. Saya sudah kemana-mana tapi tidak dapat pinjaman. Hingga akhirnya saya menceritakan keadaan yang sebenarnya kepada Pak Sandi Sumantri (Manajer Cabang Jayanti pada saat itu) dan meminta solusi pembiayaan ringan untuk biaya-biaya yang tidak dicover BPJS”. Terangnya menceritakan awal meminta bantuan kepada Kopsyah BMI.

Alhamdulillah, atas arahan Ketua Pengurus Koperasi BMI melalui Manajer ZISWAF Kopsyah BMI (Pak Casmita), Menindak lanjuti keadaan tersebut, Kopsyah BMI membantu operasionalnya berupa ambulans BMI untuk transportasi ke rumah sakit selama dibutuhkan dan Pinjaman Qordhul Hasan (Pinjaman tanpa ada tambahan).

“Alhamdulillah, saya mendapat bantuan dari Kopsyah BMI dalam bentuk ambulans (gratis) dan pinjaman tanpa ada tambahan senilai 20 juta. Saya merasa terbantu sekali. Sebab dulu sebelum dapat bantuan ambulans, saya harus memakai grab bolak balik RS. Harkit Jakarta dengan biaya yang lumayan. Dan itu kadang seminggu sekali, kadang dua minggu sekali”. Terangnya sembari bersyukur mendapat bantuan dari Kopsyah BMI.

Mulai saat itulah, mereka memakai ambulans BMI untuk operasi ketiga, operasi keempat dan juga kontrol-kontrolnya.  Di operasi ketiga, usus anaknya dibuang karena kata dokter sudah tidak berfungsi. Pada saat itu tinjanya masih dikeluarkan di samping perut dan memakai kantong kolostomi. Terakhir, di operasi keempat, Alhamdulillah buang air besar sudah melalui anus.

“Terima kasih kepada yang nolongin saya, Kopsyah BMI, Pak Sandi, Pak Wahyu dan Sopir ambulans karena mau direpotin. Kadang juga memesan ambulansnya mendadak. Susah diungkapkan dengan kata-kata”. Tambahnya sembari berterima kasih kepada semua pihak dari BMI yang telah membantunya.

 Saat ini anaknya sudah dalam proses pemulihan dan penambahan gizi. Setiap bulan sekali ia masih kontrol ke dokter anak dan dokter bedah untuk melihat perkembangannya. “Alhamdulillah, sekarang anak saya tinggal pemulihan dan penambahan gizi. Walaupun sudah banyak biaya yang dikeluarkan dan juga terjual kontrakan 4 pintu. Yang penting anak saya sehat” pungkasnya.

Pasangan Ibu Wulan Dan Suami

Dari kisah ini banyak hikmah yang bisa kita ambil. Beberapa diantaranya adalah anak merupakan kado terindah bagi pasangan suami istri. Tidak sedikit dari para orang tua yang berjuang sekuat tenaga demi menyelamatkan hidup dan masa depan anaknya. Harta, tenaga, waktu dan pikiran rela berkurang dan kadang dihabiskan untuk anaknya.

Akan tetapi, perlu adanya juga sifat ridha dengan apa yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Karena kita semua tahu bahwa sebaik apapun skenario yang ingin manusia harapkan, maka skenario Allah lah yang terbaik (Yang mengandung hikmah di dalamnya). Maka konsep terbaik adalah IDT (Ikhtiar, Do’a dan Tawakkal). Allah berfirman di dalam Surat Al-Baqarah ayat 216 yang artinya :

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”.

Wallahu a’lam bish-showaab

 Mari terus ber-ZISWAF (Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BSI eks BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888. (Sularto/Klikbmi)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *