Kebahagiaan Keluarga Asal Ciawi Bogor Setelah Diajak BMI Membeli Kebutuhan Material Rumahnya yang Ambrol
Nasehat Dhuha Jumat, 10 Juni 2022 | 10 Dzul Qaidah 1443 | Oleh : Togar Harahap
Bogor, Klikbmi.com – Jarum jam menunjuk pukul 8 malam. Cuaca sedang tak bersahabat. Langit mulai gelap. Termasuk di atas Kampung Cibolang RT 03, RW 05, Desa Telukpinang, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor. Gerimis kemudian mulai turun. Beberapa saat kemudian menyusul hujan yang sangat deras.
Kecemasan pun terlihat di sebagian wajah-wajah penghuni desa. Maklum, banyak rumah warga yang berada di tepi tebing yang curam. Seperti yang terlihat pada wanita bernama Nenah ini. Rumah Nenah pun sama, berada di ketinggian dengan lereng yang sedikit curam.
Tak lama suara seperti bangunan rubuh terdengar tak jauh dari telinganya. Suara itu datang dari ruangan belakang. Saat air langit mengguyur deras, wanita 43 tahun itu duduk di ruang tamu. Matanya lekat memperhatikan salah satu dindingnya dapurnya. Dinding itu menganga. Melebar terpisah. Kondisi dinding yang seperti itulah yang membuat Nenah terduduk lesu.
”Saya langsung panggil suami sama anak-anak buat keluar, takut rumah kami ambrol ke bawah,” ujar Nenah, Kamis 9 Juni 2022.
Beruntung hujan pun reda. Dapurnya aman. Bayangan ketakutan itu belum sepenuhnya sirna ketika hujan kembali mengguyur dua hari setelah kejadian. Apalagi dinding yang terbelah belum dibenahi sama sekali. Masih menganga lebar. “Teu gaduh artos (Nggak ada duit) pak,” tukas Nenah menjelaskan alasan sudah dua minggu rumahnya yang hampir ambrol belum diperbaiki.
Nenah memiliki usaha berjualan baju. Baju yang diperolehnya dari grosir, ditawarkan kepada tetangga-tetangganya. Tidak banyak yang dibeli tunai, rata-rata dicicil. Kehadiran Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) di Ciawi awal 2020 lalu, menjadi angin segar bagi usahanya.
Ia menjadi anggota Kopsyah BMI dan masuk ke dalam Rembug Pusat Argentina. Pembiayaan dari BMI digunakannya untuk menambah modal. Namun, tak banyak laba yang ia peroleh dari usahanya tersebut. Setidaknya, bisa membantu asap dapur selagi Rahmat, suaminya belum mendapat panggilan membangun rumah. Kendati rumahnya roboh, Nenah masih berusaha hadir ke rembug untuk menunaikan komitmennya. ”Namanya tanggung jawab, Insya Allah saya jalani pak,” terang Nenah.
Rahmat bekerja sebagai buruh bangunan. Penghasilannya mencapai Rp100 ribu-Rp150 ribu, namun tidak setiap hari didapatkannya. Uang jasa itu diterimanya jika ada yang memanggil, jika tidak. Rahmat bekerja serabutan. ”Apa saja pak selagi halal,” terangnya.
Musibah yang menimpa Nenah pun sampai ke Kopsyah BMI. Nenah mempersilahkan Ahmad Abdul Riat, Manajer Cabang Ciawi saat mampir ke rumahnya. Di sana, Riat melihat kerusakan yang dialami. Setelah pamit, Riat meminta doa Nenah dan keluarga agar ada Jalan dari Allah SWT untuk membantu kesusahannya.
Hingga suatu hari, Nenah mendapat panggilan untuk datang ke Toko Bangunan di Ciawi. Di sana, Riat sudah menunggu. Di depan toko, para pegawainya sudah mengangkut bahan material ke dalam mobil. Nenah dan suami masih kebingungan, ternyata kehadirannya di sana untuk menyaksikan bahwa bantuan BMI tidak mengada-ada. Rahmat pun memilih semua kebutuhan rumahnya. Baik hebel, semen, pasir dan kebutuhan untuk Rumah Nenah dibayar kontan oleh BMI.
”Ada apa ini pak, saya tanya ke Pak Riat kok tiba-tiba mengeluarkan uang. Ya Allah, saya kaget pak, saya ternyata diajak BMI untuk beli bahan bangunan buat rumah saya. Ya Allah, terima kasih banyak BMI,” pungkas Nenah.
Kini Nenah, bisa tidur dengan nyenyak. Lubang di dapurnya sudah mulai diperbaiki. Nenah tak risau lagi jika hujan mengguyur kampungnya. Hatur Nuhun Koperasi BMI.
Dalam beberapa sesi acara, Presiden Direktur Koperasi BMI Group Kamaruddin Batubara menjelaskan bahwa tujuan berkoperasi adalah meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Gerakan berkoperasi harus didasari oleh semangat kekeluargaan dan gotong royong dengan konsep taaawun (saling tolong menolong dalam kebaikan).
“ Dengan kekeluargan dan gotong royong apapun bisa kita lakukan. Termasuk melewati masa masa sulit akibat pandemi. Terlebih fungsi dan peran anggota di koperasi adalah sebagai pemilik, pengguna dan pengendali. Itu harus dipahami dan diimplementasikan sehingga koperasi akan kuat dan berhasil melewati masa sulit ini sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan anggota nya,” ujar pria yang karib disapa Kambara itu.
Kambara menjelaskan bahwa sikap kita sebagai insan koperasi harus selalu merasa cukup (qanaah) terhadap rejeki yang Allah berikan. ”Bagaimana bisa membantu sesama, jika sikap kita selalu merasa kekurangan. Maka bersyukurlah dan qanaah, sehingga kita bisa membantu orang lain. Itulah esensi berkoperasi, saling tolong menolong dalam kebaikan,” tambahnya.
Niat yang terlahir dari hati orang-orang yang Qanaah ketika melakukan aktivitas pencarian dunia bukan didasarkan pada penumpukan kekayaan untuk ia nikmati sendirian, namun benar-benar didasarkan pada ibadah.
Orang-orang Qanaah akan mencari harta dan dunia untuk membekali dirinya agar lebih kuat dalam beribadah. Ia berpikir, bukankah Allah lebih mencintai mukmin yang kuat dibanding mukmin yang lemah?! Hartanya kemudian ia gunakan untuk menjauhkan diri, keluarga dan umat dari kekufuran. Semoga Allah SWT selalu memberkahi kita sifat Qanaah dan jauh dari kekufuran, amin ya rabbal alamin.
Mari terus ber-ZISWAF (Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BSI eks BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888.
(Togar Harahap/Klikbmi)