وَالَّذِينَ صَبَرُوا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً وَيَدْرَءُونَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ أُولَٰئِكَ لَهُمْ عُقْبَى الدَّارِ
Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik), (Surat Ar-Ra’d : 22)
Klikbmi, SAKETI – Rumah pasutri Atman (56) dan Enah (54) menjadi sasaran program hibah rumah siap huni (HRSH) Kopsyah BMI di Pandeglang, Banten. Berlokasi di Desa Parigi, Kecamatan Saketi, BMI menghelat peletakan batu pertama pembangunan HRSH kepada non anggota tersebut, Selasa 26 Oktober 2021.
Suasana sejuk menyelimuti acara siang itu, maklum Desa Parigi berada tepat di lereng Gunung Pulosari. Kumandang Azan yang dilantunkan tetangga Atman menjadi pembuka acara. Secara bergantian, Pjs Kades Parigi Mu’min Salim, Manajer Area 06 Sukirman dan Manajer Cabang Saketi Dian Ricko melakukan peletakan bata pertama simbolis tanda berlangsungnya pembangunan HRSH BMI.
Acara juga disaksikan Manajer Pemberdayaan Anggota Kopsyah BMI Suproni dan staf Zuhri Gozali Lubis. Rona bahagia terpancar dari wajah Atman dan Enah. Mimpinya untuk mendapatkan rumah baru akhirnya terkabul. ”Terima kasih Koperasi BMI, kami tak bisa ngasih apa-apa pak, Cuma doa saja agar BMI semakin sukses dan terus membantu warga seperti kami,” katanya.
Jika di lihat dari lereng kaki Gunung Pulosari, desa yang identik perkebunan cengkeh itu hampir tak terlihat karena ditutupi rimbunan batang pohon. Hampir setiap hari, desa berpenduduk 1.000 KK itu ditutupi kabut. Hujan kerap datang dengan tiba-tiba. Sayang, suasana adem itu nyatanya menjadi kegelisahan bagi Keluarga Atman.
Setiap beranjak tidur, mata Atman harus terus berjaga. Tangannya dengan gesit menyiapkan ember-ember untuk menampung lubang-lubang dari atap rumahnya yang terbuat dari daun rumbia. Sementara, untuk di dapur, Atman menyerah. ”Atap di dapur sudah bocor pak, ya sudah air kayak selokan saja, saya nggak bisa menampungnya lagi,” ujar Atman.
Kondisi ruang tengah rumah Atman pun serupa. Kayu dan bambu saling menyangga. Jika hujan, air menggenangi lantai rumah tersebut. Itu sudah dirasakan mereka selama 30 tahun. Kemiskinan membuat Atman dan Enah tak berdaya.
Keduanya hanya seorang buruh pemetik cengkeh yang mendapat upah rata-rata Rp13 ribu sehari, terkadang Rp5.000 mereka ambil. Uang tersebut mereka gunakan untuk membeli beras dan sayur.
Sebagai perwakilan warga, Pjs Kades Parigi Mu’min Salim, mengucapkan banyak terima kasih, ia juga sudah berpesan kepada para jarok, RW dan RT untuk mendukung operasional BMI saat berada di lapangan. ”Tidak ada koperasi yang seperti BMI, sampai membuat rumah bagi warga kami. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada BMI atas kepeduliannya, sampai datang jauh-jauh hingga ke atas gunung ini. Segera, dalam waktu dekat, kami kumpulkan para RT dan RW untuk mendorong operasional BMI di Parigi,” jelasnya.
Di sela acara peletakan batu pertama, Manajer Area 06 Sukirman mengatakan HRSH tidak hanya berangkat dari semangat berkoperasi yang bergotong royong menolong mereka yang tidak mampu, namun juga didasari oleh pengamalan QS Al Maidah ayat 2 yang berbunyi: “Tolong menolonglah kamu dalam kebajikan dan taqwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran,”.
Sesuai dengan pesan bung Hatta, sambung Sukirman, bahwa jati diri Koperasi adalah mengajari anggota untuk mandiri dan peduli terhadap orang lain. Salah satunya dengan pemberian HRSH kepada non anggota.
”Di koperasi kita tidak hanya diajari bagaimana cara menabung, tapi juga bagaimana diajari bersedekah, bukan kasih pinjaman saja , koperasi ini milik bersama. Karena pembangunan rumah Ibu Enah berasal dari Infaq anggota BMI yang kami kumpulkan Rp2.000 setiap minggu,” paparnya.
Sementara Manajer Pemberdayaan Anggota Kopsyah BMI Suproni mengatakan, melalui Model BMI Syariah, BMI terus mempraktekkan cara bagaimana koperasi fokus memberikan manfaat sebanyak banyaknya terhadap anggota dan masyarakat,” ujarnya.
” Hibah Rumah Siap Huni ini sebagai bukti pembeda BMI dengan lembaga keuangan lainnya. Kita tunjukkan bahwa koperasi, memberikan manfaat tidak hanya bagi anggota tapi juga masyarakat luas,” terang pria yang akrab disapa Roni tersebut.
Di depan para tamu, Roni mengajak warga Desa Parigi yang hadir ikut menggiatkan kegiatan bersedekah melalui Koperasi BMI. ”Mari selalu bersedekah, berinfaq, karena dalam rejeki kita, ada bagian dari rejeki orang lain yang harus kita bantu. Semakin sulit kondisi kita seharusnya semakin gencar kita bersedekah, agar Allah mudahkan urusan kita nantinya. Dalam QS Ar Rad ayat 22 dan Ali Imran 134 Allah berfirman, yang intinya bersedekahlah dalam keadaan lapang ataupun sempit, ” ujarnya.
Terpisah, Presiden Direktur Koperasi BMI Kamaruddin Batubara mengatakan, HRSH merupakan bentuk pemberdayaan anggota melalui rumah gratis itu juga memiliki landasan teologis yang kuat. Sesuai perintah Allah dalam Alquran Surat Al Baqarah ayat 261 yang artinya:
“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui,”.
”Program HRSH adalah salah satu bukti konkret bahwa Kopsyah BMI senantiasa hadir untuk memberi solusi dan menebar manfaat. Dengan Model BMI Syariah, kami berkoperasi dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan ekonomi, meningkatkan taraf pendidikan anggota dan anak anggota, menjaga kualitas kesehatan anggota dan keluarganya, menumbuhkan jiwa sosialnya dan meningkatkan praktik spiritualnya,” singkatnya.
(Togar Harahap/Klik BMI)