BMI Buka Gerai Sayuran Segar di GTG

BMI Corner

وَٱلْبَلَدُ ٱلطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَاتُهُۥ بِإِذْنِ رَبِّهِۦ ۖ وَٱلَّذِى خَبُثَ لَا يَخْرُجُ إِلَّا نَكِدًا ۚ كَذَٰلِكَ نُصَرِّفُ ٱلْءَايَٰتِ لِقَوْمٍ يَشْكُرُونَ

Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur. (Al Araf : 58)

TANGERANG– Kawasan Gerai Tangerang Gemilang (GTG) yang terletak di Jalan Raya Serang, Cikupa, Tangerang belum lama dipasangi tenda berwarna merah. Di dalamnya terpajang rapi hasil tani segar di dua sisinya. Mulai dari cabai merah, mentimun, pakcoy, chaisin, kangkung, hingga telur bebek. Minggu (28/2), BMI membuka gerai perdana sayur mayurnya di sana. Hasil pertanian tersebut berasal dari petani yang juga anggota Koperasi BMI.

Manajer Pemberdayaan Kopsyah BMI Muhammad Suproni mengatakan, sayur mayur yang dijual masih segar, karena dipetik langsung dari lahannya. Seperti cabai dan mentium yang dibawa langsung dari lahan anggota di Kecamatan Mekarbaru, sementara sayuran lain didatangkan dari Kecamatan Rajeg yang hanya berjarak 30 menit dari Kawasan GTG.

HIJAU DAN MENYEHATKAN : Gerai Sayur BMI di depan Minimarket GTG Cikupa, Tangerang, siap melayani kebutuhan sayuran hijau dan sehat untuk anggota dan masyarakat.

“Anggota sudah memanennya pukul 06.00 WIB, baru setelah jam 08.00 barang sudah ada di GTG. Jadi sayur mayurnya masih segar sekali,” jelas pria yang akrab disapa Roni tersebut.

Suproni mengatakan, gerai sayur mayur merupakan buah dari proses pendampingan BMI kepada anggota mulai dari budidaya sampai dengan menyediakan pasar untuk meningkatkan kesejahteraan petani lokal. Selain pasar, koperasi pun memberikan harga yang lebih baik. Koperasi membelinya dengan harga yang jauh lebih tinggi dari tengkulak.

PROKES NOMOR SATU : Protokol kesehatan menjadi peraturan ketat di gerai sayur BMI. Seperti saat membungkus sayuran sebelum dijual ke pembeli.

“Semisal harga cabai, jika di tengkulak dihargai Rp20 ribu per Kg, BMI membelinya Rp30 ribu per Kg. Dengan begitu semangat para petani anggota BMI untuk berproduksi lebih giat lagi dan memberikan hasil pertanian yang berkualitas dan segar, baik kepada anggota dan masyarakat” terangnya.

Di sisi lain, sambung Roni, seiring dengan kesadaran masyarakat akan makanan dan gaya hidup lebih sehat, permintaan sayur-mayur pun meningkat. “Terutama di pasar modern dan kota, permintaan sayur mayur segar juga naik, karena masyarakat mencari produk yang baik, sayur yang bersih. ,” kata dia.

DIJAMIN SEGAR : Sayur mayur di Gerai BMI dijamin segar karena dipetik pada pagi hari dan langsung dari lahan pertanian anggota.

Di gerai sayur BMI, Roni dibantu dua stafnya, Dedi Suhaemi dan Suhri Gozali Lubis. Protokol kesehatan (prokes) tetap menjadi pedoman pelayanan. Seperti peraturan memakai masker dan sarung tangan plastik baik saat penimbangan hingga pengemasan sayuran. Sayur yang sudah ditimbang dikemas dengan plastik bening. Bak gerai di supermarket, sayur mayur yang dikemas di tata rapi, tak lupa disematkan logo Sayur BMI di tiap kemasan sayur.

AMAN DAN HIGIENIS : Sebelum dikemas, prokes juga dilakukan saat penimbangan sayuran dengan menggunakan masker dan sarung tangan plastik.

“Jadi tidak banyak tangan yang bercampur, prokes tetap kami patuhi mulai dari awal hingga ke tangan pembeli,” jelasnya.

Selain di GTG, sambung Roni, gerai sayur mayur akan dibuka di Minimarket Kopmen BMI di Pakuhaji. Dirinya berharap ke depan Koperasi BMI menjadi wadah para anggota terus mengejar mimpi bersama, melanjutkan dan mengembangkan program pertanian dan pemberdayaan anggota menuju kehidupan yang lebih baik dan penuh berkah khususnya untuk sub sektor pertanian hortikultura.

Salah satu pembeli Andini Ekasari mengaku gerai sayur mayur BMI membantu anggota untuk mendapatkan sayuran segar yang beragam dan menyehatkan, seperti bayam merah misalnya.

“Selain harganya yang tak berbeda jauh dari pasar tradisional, gerai juga menawarkan kualitas sayur-mayur yang segar dan bersih. Saya pun suka dengan cara pengemasan sayurnya, pokoknya murah dan higienis,” ujar wanita yang juga menjabat Manajer Litbang Kopsyah BMI itu seraya menunjukkan tiga kantong plastik besar berisi sayur BMI.

PETANI BMI HARUS SEJAHTERA

Presiden Direktur Koperasi BMI Kamaruddin Batubara mengatakan, sejak awal, program pemberdayaan adalah memberikan pembiayaan ini adalah untuk memberdayakan petani agar terlepas dari tengkulak yang nyata-nyata merugikan petani. Selain itu, gerai BMI dibuat untuk memperluas pasar petani anggota.

“Koperasi juga memberikan akses pasar hasil pertanian salah satunya gerai sayur BMI, dan BMI akan terus memperluas pasar tidak hanya di GTG, namun juga bisa merambah ke pasar-pasar strategis lainnya,” jelas penulis Best Seller Buku Model BMI Syariah terbitan Kompas Gramedia itu.

INOVASI PERTANIAN : Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar dan Presiden Kopsyah BMI Kamarudin Batubara panen sayuran kol di Desa Blukbuk, Kronjo, Kamis (13/2/2020).

BMI juga terus memacu inovasi di bidang pertanian. Seperti pada awal 2020 silam, BMI sukses memanen kol di Desa Blukbuk, Kronjo, Tangerang, Kamaruddin mengatakan, ini sebagai terobosan yang cemerlang, karena dilakukan di daerah yang sulit air dan pada musim kemarau. Selain pertanian, BMI tengah membangun pilot project pemberdayaan anggota lewat itik petelur. Dan kesemuanya untuk pemberdayaan anggota.

“Saya ingatkan kembali, tujuan berkoperasi adalah menjadikan anggota sejahtera. Maka dari itu petani anggota Kopsyah BMI harus sejahtera. Tidak boleh ada alasan mereka tidak dapat dilayani, buktinya di pasar-pasar kebutuhan sayur-mayur tersaji banyak. Itu artinya jika dikelola baik maka semua akan berjalan baik,” pungkasnya. (gar/KLIKBMI)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *