Klikbmi, Tangerang – Kamaruddin Batubara, Presiden Direktur Koperasi BMI Grup di hadapan 87 asmen Kopsyah BMI yang mengikuti diklat asmen angkatan II di Hotel Istana Nelayan membawakan materi Sirkuit Ekonomi Indonesia.
Pada kesempatan ini ia menerangkan pengertian koperasi mulai dari hakekat koperasi sampai dengan bisnis Koperasi BMI Grup. Ia menerangkan bahwa Koperasi BMI Grup terdiri dari 4 koperasi, 1 koperasi sekunder dan 3 koperasi primer.
Koperasi Sekunder Benteng Madani Indonesia (Koperasi Sekunder BMI) mensinergikan dan menjadi penghubung Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI), Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia (Kopmen BMI) dan Koperasi Jasa Benteng Mandiri Indonesia (Kopjas BMI).
Ketiga koperasi primer ini bersama-sama memenuhi kebutuhan anggota. “Kebutuhan anggota koperasi tentu sangat banyak. Kebutuhan terhadap simpan pinjam serta pembiayaan syariah atau kebutuhan terhadap keuangan dilayani oleh Kopsyah BMI. Kebutuhan sektor riil dilayani oleh Kopmen dan Kopjas BMI” ujar Kambara.
Ia menerangkan filosofi koperasi digali dari pemikiran Bung Hatta dan implementasi surat Al Maidah ayat 2. “Bung Hatta berpesan koperasi tidak menghendaki orang luar biasa untuk mengemudikannya, di mana-mana koperasi diusahakan oleh orang biasa saja yang bekerjasama di atas beberapa sifat tertentu yakni jujur dan setia kawan” tegas penulis Buku Model BMI Syariah ini.
“Berkoperasi ini ada dalilnya ya teman-teman, mari kita lihat Al Maidah ayat 2, dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Koperasi dibangun dengan konsep tolong – menolong dan kekeluargaan” ujarnya lagi.
Melalui paparannya Kambara memberikan pemahaman bahwa bisnis Koperasi BMI Grup melayani semua kebutuhan anggota dan menciptakan sirkuit ekonomi yang bisa dikatakan baru. “Kita percaya koperasi bisa memenuhi semua kebutuhan anggota. Saat ini BMI Point salah satu unit bisnis Kopmen BMI telah ada di Jawa dan Sumatera. BMI Point ini akan menjadi akselerator bisnis berbagai wilayah. Produk dari Semarang bisa dipasarkan di Jambi. Produk asal Sumatera bisa dipasarkan di Cirebon. Dan inilah yang kita sebut sirkuit ekonomi yang baru. Koperasi harus maju tanpa harus membuat lembaga usaha berbentuk PT” ujar Kambara menyakinkan asmen bahwa koperasi tidak kalah besar dengan bentuk usaha lain.
Ia kembali menekankan prinsip dan jatidiri koperasi agar asmen Kopsyah BMI semua memahami koperasi yang sebenar-benarnya. Ia meminta membuka UU Koperasi No. 25 Tahun 1992 lalu menunjukkan asas koperasi yakni kekeluargaan. “Alhamdulillah saya menjadi bagian dari Pokja UU Perkoperasian yang baru. Insyallah asas koperasi yang tercantum di UU yang baru kekeluargaan dan gotong-royong. Inilah konsepsi Al Maidah ayat 2” tegas Kambara.
Kambara kembali menekankan Koperasi BMI Grup harus punya orientasi untuk menciptakan sirkuit ekonomi Indonesia. Ekonomi berputar-putar oleh, untuk dan dari anggota Koperasi BMI Grup. “Misalnya ada anggota pengin punya rumah, pembiayaan bisa dengan tanpa dp yang dibiayai oleh Kopsyah BMI. Pembangunannya oleh Divisi Konstruksi Kopjas BMI dan bahan bangunannya dari Toko Bangunan Kopmen BMI” tegasnya lagi.
Menutup materi sirkuit ekonomi Indonesia, Kambara mengajak semua peserta bekerja dengan kejujuran dan mencanangkan cita-cita yang tinggi untuk memajukan BMI. (Sularto/Klikbmi)