Klikbmi, Tangerang – Usai istirahat dan makan siang, peserta diklat asisten manajer (asmen) Kopsyah BMI dihibur oleh Manajer Diklat Kopjas BMI Sehnuri. Beragam hadiah diberikan untuk menyemangati asmen Kopsyah BMI yang dengan semangat mengikuti kegiatan diklat dari pagi.
Yayat Hidayatullah, Direktur Operasional Kopsyah BMI memulai sesi kedua dengan bertanya siapa yang ngantuk, namun tak terlihat satu pun peserta yang mengantuk. Ia melanjutkan sesi dengan berdialog dengan beberapa peserta.

Sebagai Direktur Operasional ia menunjukkan keakraban dengan asmen yang sedang mengikuti diklat dengan penuh semangat. Yayat berbicara soal pembentukan kelompok atau rembug pusat yang merupakan urat nadi operasional Kopsyah BMI.
Seperti kita tahu Kopsyah BMI memiliki model layanan yang berbeda dengan koperasi lain. Model khas ini disebut dengan Model BMI Syariah. Kegiatan sosial dan pemberdayaan di Kopsyah BMI dilakukan melalui kelompok yang disebut dengan rembug pusat. Sebelum terbentuknya rembug pusat terlebih dahulu dilakukan pendidikan perkoperasian yang dimulai dengan proses Pertemuan Umum (PU).
PU merupakan langkah pertama yang dilakukan untuk memperkenalkan Kopsyah BMI kepada aparat desa atau kecamatan dan juga tokoh masyarakat. “Pada forum PU ini dihadirkan pejabat pemerintah dan tokoh masyarakat. Pada pertemuan ini kinerja Kopsyah BMI disampaikan oleh pengurus, pengawas dan pengelola Kopsyah BMI kepada pejabat dan tokoh masyarakat setempat yang hadir” ujar Yayat.
Selanjutnya sosialisasi tingkat RT dilakukan dengan kegiatan STAR (Sosialisasi Tingkat RT), lanjut dengan Uji Kelayakan (UK), Latihan Wajib Kumpulan (LWK) dan Uji Pengesahan Kumpulan (UPK). Semua proses ini merupakan bentuk pendidikan perkoperasian bagi anggota Kopsyah BMI. Setelah semua proses berjalan barulah pengelolaan rembug pusat.
Baca lebih detail di Buku Model BMI Syariah : https://klikbmi.com/resensi-buku-model-bmi-syariah-buku-panduan-simpan-pinjam-dan-pembiayaan/
Untuk membuat suasana diklat lebih interaktif, ia memanggil 6 peserta untuk memainkan peran sebagai Kepala Desa, Manajer cabang, Ketua RT, Tokoh Masyarakat, Asisten Manajer, dan Sekdes. Mereka diminta mempraktekkan bagaimana cara mereka menjelaskan program Kopsyah BMI kepada pejabat dan tokoh masyarakat. Kunci keberhasilan dalam membangun rembug pusat memang dimulai dari pemahaman tentang koperasi yang baik dalam hal ini Kopsyah BMI.
Lebih lanjut Yayat menekankan pentingnya teknik negosiasi yang harus dipunyai oleh seluruh asmen Kopsyah BMI. Dengan teknik negosiasi yang tepat maka proses penyampaian informasi Kopsyah BMI kepada pihak lain akan berjalan baik menuju deal.
Inti dari materi yang disampaikan Yayat adalah bahwa kunci keberhasilan pemberdayaan anggota melalui Kopsyah BMI adalah pengelolaan rembug pusat yang baik yang dimulai dari berjalannya PU sampai LWK yang berjalan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). (Sularto/Klikbmi)