SERANG-Koperasi Benteng Mikro Indonesia (BMI) terus mengedukasi warga Banten mengenai makna koperasi yang baik dan benar. Selama dua hari berturut-turut (10-11/11), dua pertemuan dihelat di dua tempat yakni Desa Kandangsapi, Kecamatan Cijaku, di pelosok selatan Kabupaten Lebak dan Desa Harjatani, Kramatwatu di ujung utara Kabupaten Serang, Banten.
Pertemuan Umum (PU) menjadi upaya awal BMI untuk menghimpun anggota koperasi. Dalam pertemuan tersebut, perwakilan BMI mengenalkan secara total bagaimana pola pembentukan rembug pusat dan cara berkoperasi yang baik dan benar serta mengajak mereka menjadi bagian dari Kopsyah BMI. Di Desa Harjatani, PU BMI diikuti oleh 33 peserta. Potensi anggota di sana terbilang besar. Dari dua RW, jumlah kepala keluarganya mencapai 5.000 jiwa.
Sementara di Desa Kandangsapi, Kecamatan Cijaku, Lebak, PU dihelat dengan memboyong 30 peserta. Jumlah warga yang dihimpun datang dari 5 RW dari 2.200 kepala keluarga. Semua peserta mengikuti PU dari awal hingga akhir agenda dengan antusias. Selain memberi edukasi, penyerahan santunan kepada anak yatim menjadi agenda penting dalam acara tersebut.
Manager Operasional Kopsyah BMI, M Fadlillah mengatakan, PU menjadi satu dari sekian indikasi yang telah dilakukan koperasi yang baik dan benar. Dari dua pertemuan, masyarakat yang sebelumnya awam mengenai koperasi kini mulai memahamai karakter dan jatidiri koperasi BMI.
”Seperti di Kandangsapi Cijaku, misalnya. Masih ada warga yang mengatakan perlukah membuka rekening sama seperti bank lainnya untuk menjadi anggota koperasi. Lalu adapula yang menanyakan bagaimana benefit menjadi anggota Kopsyah BMI,” jelas pria yang akrab disapa Fadil tersebut.
Di Harjatani, Fadil menjelaskan tentang tata cara menjadi anggota Koperasi BMI. Di depan para peserta PU, Fadil mengatakan BMI bukan sekedar usaha koperasi simpan pinjam semata. Sejumlah layanan yang diberikan, keseluruhannya diperuntukkan untuk kesejahteraan anggota.” BMI bukan sekedar koperasi simpan pinjam dan melihat anggota sebagai nasabah semata. Merujuk pada pesan Presiden Koperasi BMI Bapak Kamaruddin Batubara bahwa koperasi yang baik adalah mendudukan anggota sebagai pemilik, pengguna dan pengendali,” jelasnya.
Para anggota Koperasi BMI, sambung Fadil, juga mendapat benefit pemasaran digital. Mereka yang sudah menjadi anggota bisa mendapatkan akses ekonomi digital baik lewat komunitas medsos BMI, anggota dan Doit BMI. ”Jadi bapak-ibu semua, ini juga yang membedakan kami dengan koperasi lainnya, para anggota BMI juga dapat mengikuti berbagai pelatihan dan pengembangan usaha yang diadakan BMI. Para anggota juga mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan dirinya lewat pendidikan perkoperasian,” paparnya di hadapan para peserta PU, Selasa (10/11) lalu.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Pengawas Operasional Koperasi BMI Didi Budiharta juga mengatakan skema pelayanan BMI berdasar pada lima instrumen antara lain : sedekah, pinjaman, pembiayaan, simpanan dan investasi untuk membangun ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan spiritual menjadi langkah yang tepat. Instrumen ini menunjukkan bahwa BMI adalah koperasi yang benar dan yang membedakan dengan koperasi lainnya. Mandiri, berkarakter dan bermartabat.
”Di sisi lain, Koperasi BMI sudah banyak menerima penghargaan bahkan penghargaan tertinggi diberikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia pada saat Hari Koperas Nasional (Harkopnas) di ICE BSD yaitu penghargaan Satya Lencana Wira karya pada Juli 2018,” paparnya kepada peserta PU di Harjatani, Kramatwatu.
Secara legalitas, Direktur Operasional Koperasi BMI Yayat Hidayatullah menjelaskan bahwa Kopsyah BMI merupakan Koperasi yang sudah memiliki ijin lengkap dan resmi baik itu Nomor Induk Berusaha (NIB) dari Pemerintah maupun Nomor Induk Koperasi (NIK) dari Kementerian Koperasi dan UKM.
Secara nasional, Koperasi BMI memilik reputasi sebagai koperasi pemberdayaan yang tak pernah absen menghelat kegiatan sosial dan pemberdayaan. Seperti Hibah Rumah Siap Huni, Hibah Sanitasi Mesjid,Musholla dan Pesantren (SANIMESRA), Gerakan 1000 Sajadah dan Al Quran (Geser Dahan), Santunan Yatim dan duafa, Bantuan pengobatan, beasiswa pendidikan dan ambulan gratis bagi anggota dan dhuafa. ”Untuk pemberdayaan, kami juga menggelar Program Paket C bagi para anak anggota, Program keterampilan anggota, Program pemberdayaan bidang pertanian dan peternakan dan lain sebagainya,” jelasnya.
Di Desa Kandangsapi, PU dihadiri Manager Operasional Kopsyah BMI M Fadillah, Anggota Pengawas Operasional Kopsyah BMI Haji Machdiar, Manajer Area 12 Nashadi dan Manajer Cabang Malingping Imam Arif Akhmadi. Sementara, perwakilan daerah dihadiri Kasi Ekbang Kecamatan Cijaku Cecep Sujatna dan Kades Kandangsapi,Halimi.
Haji Machdiar mengatakan, hingga kini Koperasi BMI selalu menjadi benteng pertahanan bagi usaha mikro yang pelayanannya dengan jenis usaha simpan pinjam dan pembiayaan menggunakan sistem pelayanan pola syariah. Ia juga menyebut, Koperasi BMI selalu mengedepankan produk yang sesuai selaras dengan semangat Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).
”Secara nasional, Koperasi telah diakui secara nasional dan masuk kualifikasi Sehat dan Sangat Berkualitas. Kita juga memiliki Pengawas Syariah yang selalu membantu manajemen Kopsyah BMI menciptakan produk yang semangatnya bernafas syariah yang kita bangun. Jadi kepada para bapak-ibu, jangan ragu untuk bergabung menjadi anggota Koperasi BMI” ajak Machdiar.
Hal senada juga disampaikan Kasi Ekbang Kecamatan Cijaku dan Kades Kandangsapi Halimi. Keduanya mengapresisasi langkah BMI menggelar PU dan mampu menggairahkan warga masyarakat untuk berkoperasi yang baik dan benar. “Alhamdulillah Kopsyah BMI bisa hadir memberikan jalan bagi peningkatan ekonomi di sini. Dengan PU BMI, warga kami yang mayoritas adalah petani sawit semakin tercerahkan untuk meningkatkan taraf ekonominya, ” ujar Kasi Ekbang Cijaku Cecep Sujatna.
Sementara, Manajer Area 12 Nashadi mengatakan, persyaratan menjadi anggota BMI sangat mudah, hanya dengan membayar simpanan pokok Rp 10 ribu dan simpanan wajib perdana Rp 5 ribu. Anggota sudah bisa mengakses produk dan jasa koperasi seraya beribadah.” Koperasi BMI juga melakukan pemberdayaan lewat Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf (ZISWAF). Implementasi ini mengajak para anggota BMI sebagai sosok yang memiliki kemandirian yang berkarakter dan bermartabat,” tandasnya. (gar/KLIKBMI)