Bu Nita Yang Mendapat Berkah Dari Do’a Ibu

Edu Syariah

Nasehat Dhuha Jumat, 30 September 2022 | 4 Rabiul Awal 1444 H | Oleh : Ustadz Sarwo Edy, ME

Klikbmi, Tangerang – “Beli apa Pak?” tanya seorang ibu kepada seorang pembeli yang datang ke warungnya. Pembeli itu pun menjawab kalau dia ingin membeli sembako. Ibu itu bernama Nasita. Ibu yang kerap dipanggil Nita ini sehari-hari berjualan di warung yang berlokasi di Kp. Bojong, Desa Pagedangan Udik, Kecamatan  Kronjo, Tangerang. Warungnya memang berada di pinggir sungai. Tapi jalan depan warungnya terbilang cukup ramai karena sering dipakai oleh orang-orang lewat, sehingga warungnya tetap ramai pembeli.

Saat ini warung yang sudah berdiri sejak 2007 itu memang menjual beragam kebutuhan. Dari sembako, token listrik hingga kebutuhan pertanian. “Alhamdulillah, saat ini bisa berjualan kebutuhan rumah tangga. Dari jajanan anak, sembako, token listrik hingga kebutuhan pertanian seperti pupuk dan obat-obatan sudah ada di warung kami” ujar ibu 43 tahun ini.

Siapa sangka warung yang menyatu dengan rumah tinggal itu dulunya hanyalah rumah bilik kecil yang sepertinya hanya layak untuk ditinggali. “Tahun 2007 setelah beberapa bulan menikah, Saya bersama suami berkomitmen untuk hidup mandiri. Kami merasa sudah lama merepotkan orang tua. Hingga akhirnya dengan uang Rp 3 juta kami memberanikan diri untuk membangun rumah. Pada saat itu rumah yang kami tinggali maaf seperti kandang” ujarnya menceritakan kondisi awal warungnya.

Tidak cuma rumah yang sederhana, karena keterbatasan dana yang mereka miliki, rumah itu juga dibangun di atas tanah PU (Pemerintah) yang sewaktu-waktu bisa digusur dan diambil alih oleh pemerintah.

Ujian tak kunjung usai, tidak berselang lama setelah ia tinggal di rumah baru, suaminya kena PHK dari pabrik, sementara ia hanyalah ibu rumah tangga. Hingga akhirnya ia pun memutuskan berjualan depan rumahnya.     

Bu Nita Di Warungnya Yang Menjual Sembako Dan Beragam Produk Pertanian

“Di awal-awal kami tinggal di rumah, kami seakan lagi diuji oleh Allah. Suami saya di PHK, sementara saya hanya ibu rumah tangga karena sudah resign dari pabrik. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk berjualan di depan rumah. Itupun cuma makanan anak kecil, ciki-cikian dengan modal Rp 50 ribu”terangnya menceritakan awal perjuangan tinggal di rumah sendiri.

“Setelah beberapa bulan kemudian, pas hamil anak pertama, datanglah kabar kalau ada Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (red : Kopsyah BMI). Pada saat itu ada lembaga keuangan yang lain juga. Tapi saya yakin BMI ini akan membuat hidup saya semakin berkah. Dan saya lihat pelayanannya juga bagus. Makanya saya lebih memilih BMI dibanding lainnya” lanjutnya menceritakan alasan ia memilih Kopsyah BMI.

Ia pun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Setelah ia menjadi anggota Kopsyah BMI, pada tahun pertama ia mendapat pembiayaan senilai Rp 1,5 juta. Uang yang didapat itu ia gunakan untuk modal jualan sembako di warungnya.  “Tahun pertama, saya mendapat pembiayaan sebesar Rp 1,5 juta. Uang yang saya dapatkan itu untuk modal sembako. Mulai saat itulah saya jualannya tidak cuma makanan anak, tapi ada sembako juga” ujarnya bersyukur dapat permodalan dari Kopsyah BMI.

Tahun demi tahun terlewati, hingga saat ini banyak perkembangan yang sudah mereka rasakan. “Alhamdulillah, rumah kami yang dulu seperti kandang, sekarang sudah dengan tembok yang kokoh. Yang dulunya hanya jualan makanan anak, sekarang sudah bisa jualan bermacam kebutuhan rumah tangga hingga kebutuhan pertanian. Yang dulunya hanya bisa membangun rumah di atas tanah PU, sekarang sudah akan merealisasikan rumah impian di tanah yang kami beli sendiri” terang ibu dengan 3 anak ini.

Ia merasa peningkatan demi peningkatan yang ia alami tidak terlepas dari doa ibunya. Ia pun mengingat kembali bagaimana jika kehidupannya tanpa doa ibu. “Sedih mengingat perjuangan saya. Dulu saya nggak punya apa-apa. Saya selalu bilang ke orang tua bahwa saya tidak minta apa-apa. Saya hanya minta doa ibu dan bapak agar rumah tangga rukun, usaha maju dan yang penting berkah” tambahnya dengan mata berkaca-kaca.

Ia mengakui bahwa dalam segala aktivitasnya tidak pernah lepas dari doa ibu. “Dalam segala aktivitas yang saya  jalani tidak terlepas dari meminta doa ke ibu. Saya kalau mau apa-apa minta doa ke ibu. Saat ini saya udah nggak punya siapa-siapa selain ibu. Bapak sudah tidak ada 5 tahun yang lalu” tambahnya.

Selain selalu meminta doa ke ibu, dalam setiap aktivitasnya ia selalu ingin ada bakti kepada orang tuanya. “Selain doa yang mustajab, kita sebagai anak harus berbakti kepada orang tua semampunya. Orang tua adalah harta segalanya. Tidak bisa dibanding-bandingkan” terangnya.

Salah satu bakti yang sudah ia lakukan adalah berwakaf atas nama orang tua dan mertua. Ia juga akan umroh bersama ibu dan mertuanya dan juga akan membadalkan haji untuk bapaknya yang sudah meninggal. Selain itu, ia juga berharap bisa mengajak orang tua dan mertuanya ikut di rumah barunya nanti.

Sama halnya dengan harus selalu menyertakan Allah dalam segala aktivitas, Kita juga perlu menyertakan doa orang tua dalam segala kehidupan. Banyak dalil yang menyebutkan derajat orang tua setelah Allah SWT dalam hal ketaatan (kepada perintah yang baik). Bahkan Rasulullah SAW sendiri pernah menyatakan bahwa Ridha Allah terletak pada ridha orang tua.

Hal itu menandakan bahwa kedudukan orang tua sangat penting di kehidupan kita. Salah satu yang pasti adalah perihal doa. Doa orang tua sangat berpengaruh dalam kehidupan kita. Dan doa orang tua adalah salah satu doa yang pasti mustajab. Dari Anas Bin Malik Radhiallahu anhu. Rasulullah SAW bersabda :

“Ada tiga doa yang tidak tertolak : (1) Doa orang tua (kepada anaknya), (2) Doa orang yang berpuasa, (3) Doa orang yang sedang safar (bepergian) (HR. Al-Baihaqi)

Dari hadist ini bisa kita simpulkan setidaknya dua hal, pertama kita sebagai anak harus selalu meminta doa yang baik-baik kepada orang tua. Kedua, kita sebagai orang tua harus mendoakan yang baik-baik untuk anak kita.

Wallahu a’lam bish-showaab

Mari terus ber-ZISWAF (Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BSI eks BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888. (Sularto/Klikbmi)

Keterangan Foto :

Bu Nita Memegang 4 Sertifikat Wakaf Kopsyah BMI Yang Masing-Masing Bernilai Rp1 juta
Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *