وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوا ۛ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS Al Baqarah : 195)
Klikbmi, Tangerang – Semangat Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) menebar ekonomi gotong royong seperti tak mengenal kata pupus. Selasa 14 Desember 2021, kembali menyerahkan rumah gratis dua sekaligus. Untuk anggota kurang mampu dan warga dhuafa. Hibah ruah siap huni ke 332 dan 333 diberikan kepada warga Pakuhaji dan Kemiri, Kabupaten Tangerang yang berstatus anggota dan non anggota.
Rumah gratis ke 332 Kopsyah BMI diberikan kepada pasangan Marwati (51) dan Ta’ih (55), warga Pondok Kulon RT 001 RW 001 Kelurahan Pakuhaji. Marwati sendiri merupakan anggota BMI sejak Agustus 2021 silam. Sementara rumah gratis ke 333 untuk non anggota diserahkan kepada Pak Upi, warga Kecamatan Kemiri. Pria sepuh ini tinggal sebatang kara di rumah yang atapnya hampir menyentuh tanah.
Dalam sambutannya, Direktur Sumber Daya Manusia Kopsyah BMI Agus Suherman mengatakan, pemberdayaan dan sosial menjadi gaung Koperasi BMI untuk mengenalkan kepada Indonesia bahwa koperasi bukan sekadar pinjam saja, lebih dari itu.
Melalui Model BMI Syariah dengan lima instrumen pemberdayaan melalui sedekah, pinjaman, pembiayaan, simpanan dan investasi dibangun untuk menciptakan kemaslahatan dibidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan spiritual.
” Jadi koperasi kita ini, bukan sekedar koperasi simpan pinjam. Bukan koperasi yang hanya main sobek kertas di jalan, bukan itu. BMI adalah koperasi pemberdayaan dengan semangat tolong–menolong dan kekeluargaan salah satunya dengan membangun ulang rumah anggota dan dhuafa gratis,” terangnya.
”Pembangunan rumah gratis untuk anggota kita ambilkan dari CSR yang berasal dari dana sosial dan dana kebajikan. Dana sosial adalah anggaran yang berasal dari penyisihan SHU. Dana kebajikan ini adalah penyisihan 1 persen dari dana yang telah dikeluarkan sebagai pembiayaan kepada anggota. Setengahnya kita pakai untuk kegiatan ini. Sedangkan untuk membangun rumah non anggota kita ambilkan dari dana infak anggota. Jadi kita ini anggota berinfaq seminggu seribu rupiah, dana inilah yang kita pakai,” terangnya.
Agus menyebutkan ada 15 program sosial dan 15 program pemberdayaan yang bermuara untuk meningkatkan taraf hidup anggota dan masyarakat. Selain hibah rumah siap huni, BMI juga menggelar program gerakan seribu sajadah dan Al Quran (geser dahan), sanitasi program sanitasi masjid, mushola dan pesantren (Sanimesra), sanitasi dhuafa, santunan anak yatim, santunan dhuafa dan masih banyak lagi. Dan kabar terbaru, BMI telah membeli satu unit ambulans lagi dan total seluruh armada ambulans BMI menjadi 8 unit.
”Kita sudah memiliki 8 unit ambulans, ini semua gratis bagi anggota dan masyarakat yang membutuhkan. Tinggal naik saja, ongkos sopir sama bensinnya BMI yang menanggung? Ada yang mau nyoba?,” ujarnya yang diiringi tawa dan gelengan ibu-ibu anggota.
Dengan kekeluargan dan gotong royong, sambung Agus, apapun bisa dilakukan. Termasuk melewati masa masa sulit akibat pandemi Covid -19. Terlebih fungsi dan peran anggota di koperasi adalah sebagai pemilik, pengguna dan pengendali. Itu harus dipahami dan diimplementasikan sehingga koperasi akan kuat dan berhasil melewati masa sulit ini sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
”Dengan ekonomi ta’awun bapak –ibu semua, program sosial dan pemberdayaan BMI tetap jalan terus. Alhamdulillah saya dapat data dari Zakat, Infaq, Sadaqah dan Wakaf (ZISWAF) Kopsyah BMI, Hingga September 2021, Koperasi BMI telah menyalurkan Zakat, Infaq dan Sadaqah (ZIS) sebesar Rp 3,29 miliar,” jelasnya.
Di akhir sambutannya, Agus menyampaikan rasa terima kasih bahwa pembangunan rumah ibu Murwati juga dibantu oleh Unit Pengelola Zakat Badan Zakat Nasional (UPZ Baznas) Kabupaten Tangerang sebesar Rp25 juta.
”Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Baznas yang ikut serta membangun rumah milik anggota BMI. Semoga semangat ekonomi ta’awun ini terus kita gelorakan di Kabupaten Tangerang dan daerah lainnya,”jelasnya.
Hadir dalam acara penyerahan Wakil Ketua Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas Kabupaten Tangerang Anwar Ardadili, Sekretaris Kecamatan Pakuhaji Ace Kurniawan, Kabid Promosi dan Kerjasama Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Tangerang Parikin, Wakapolsek Pakuhaji Iptu Sambas dan Sekretaris Kelurahan Pakuhaji Nurkoih.
Sementara dari BMI turut hadir Koordinator Satuan Pengawas Internal (SPI) Kopsyah BMI Sondari, Manajer ZISWAF Kopsyah BMI Casmita, Manajer Pemberdayaan Anggota Suproni, Manajer Area 01 Khotimah, Manajer Cabang Pakuhaji Ade Gumilar dan Manajer Cabang Kemiri Lia Mulyawati.
Dalam sambutannya Wakil Ketua Baznas Kabupaten Tangerang Anwar Ardadli mengajak kolaborasi BMI dan Baznas harus ditingkatkan untuk bersinergi bersama pemerintah daerah mengentaskan kemiskinan dan pemukiman tak layak huni.
”Bersama ZISWAF Koperasi Syariah BMI, Baznas turut ikut serta dalam mensejahterakan ekonomi umat. Kontribusi BMI sangatlah besar, salah satunya hibah rumah siap huni. Untuk itu Baznas melihat sinegisitas umat ini perlu ditingkatkan lagi,” jelasnya.
Hal senada diungkapkan Sekretaris Kecamatan Pakuhaji Ace Kurniawan. Dijelaskannya, program sosial BMI sangat jelas telah membantu mengurangi kemiskinan di Kecamatan Pakuhaji. Ia menegaskan bahwa Kopsyah BMI sebagai koperasi yang benar-benar telah melakukan langkah nyata membangun ekonomi.
Masalah rumah tak layak huni masih menjadi pekerjaan rumah Pemerintah Kecamatan Pakuhaji. Ada 1.600 rumah di kecamatan tersebut yang masuk dalam kategori tak layak. Dari jumlah tersebut, ada 100 an unit sudah dibedah. Ia mengaku baru Koperasi BMI sebagai lembaga keuangan mikro yang tak pernah berhenti mendorong program pengentasan rumah tak layak huni makin terealisasi.
”Ini kesekian kalinya saya memotong pita meresmikan sebuah acara besar ini (HRSH). Jadi bapak ibu semua, BMI bukan hanya menjalankan simpan pinjam saja bahkan bagi rumah gratis pada warga kami Kami merasa terbantu karena sampai saat ini memang masih ada 1.600-an rumah yang masih tidak layak huni di Kecamatan Pakuhaji. Jadi terimakasih untuk BMI. Pesan kami masyarakat jangan salah pilih dan kami himbau masyarakat jadi anggota BMI” jelasnya.
Penerima HRSH ke 332 adalah Ibu Marwati. Pada Agustus 2021 lalu, ia menjadi anggota BMI. Ia adalah seorang ibu rumah tangga. Sementara sang suami Taih hanya seorang buruh harian yang pendapatan hariannya tak menentu. Kendati demikian, ia merupakan anggota penyimpan yang rajin. Jumlah tabunganya kini mencapai Rp 565 ribu.
Manajer Cabang Pakuhaji Ade Gumilar mengatakan, untuk mencukupi lauk pauk sehari-hari, Marwati dan suami mendapatkannya dari ketiga anaknya yang saat ini tinggal bersamanya.
”Keluarga Bu Marwati sudah menempati rumah tersebut kurang lebih 30 tahun, dengan kondisi rumah yang tidak layak. Lantai masih tanah dan tak ada fasilitas MCK yang memadai,” paparnya.
Saat melakukan pengecekan di rumah Marwati, ternyata rumah tersebut tengah dalam pembangunan Unit Pengelola Zakat Badan Zakat Nasional (UPZ-BAZNAS) Kecamatan Pakuhaji. Namun, pembangunan yang dilakukan masih belum selesai.
”Akhirnya setelah mencatat detil verifikasi, petugas segera mengajukan program HRSH untuk Ibu Marwati. Alhamdulillah, berkat dukungan dari Presiden Direktur Koperasi BMI Pak Kamaruddin Batubara dan pengurus, pembangunan rumah dapat dilaksanakan untuk Ibu Marwati hingga tuntas,” jelasna.
Total biaya pembangunan rumah adalah Rp.55.475.000 yang bersumber dari Baznas sebesar Rp 25 juta, swadaya masyarakat Rp475 ribu dan Kopsyah BMI sebesar Rp30 juta.
Sementara, HRSH ke 333 diberikan kepada Upi. Pria berusia 61 tahun bekerja sebagai buruh tani. Hidupnya sebatang kara selepas sang istri wafat 20 tahun yang lalu. Upi memiliki seorang anak namun sudah berpisah ke luar kota.
Di Desa Kemiri, Upi menghuni rumah yang tak layak huni. Rumah yang dibangun dari hasil keringatnya tersebut 35 tahun silam kini sudah tidak layak. Bilik bambu sudah banyak yang koyak, sementara atap rumahnya mulai condong ke tanah.
Manajer Cabang Kemiri Lia Mulyawati mengatakan, pada awal 2020 lalu, rumah Pak Upi terpilih untuk di bangun dari lembaga sosial, ketika sampai waktu pembangunan,, pandemi datang. Hingga sekarang, rumahnya tak kunjung diperbaiki.
”Akhirnya petugas melakukan verifikisasi dan segera mengajukan HRSH ke Pak Casmita. Alhamdulillah atas persetujuan pengurus pembangunan rumah dapat dilaksanakan,” jelasnya.
Total Biaya Pembangunan HRSH dari Kopsyah BMI sebesar Rp 27 juta ditambah infaq dari Pak Uki sebesar Rp100 ribu.
(Togar Harahap/Klikbmi)