Klikbmi, Jakarta – Perhelatan Indonesia Fund Festival digelar siang ini di iNews Tower. Acara yang digelar oleh KemenkopUKM dan LPDB ini memberikan wahana dan wacana bagi pengembangan stragetis koperasi dan ukm di Indonesia. Indonesia FundFest 2021 merupakan acara presentasi bisnis yang mempertemukan pelaku usaha rintisan dengan para investor. Perhelatan acara ini dihadiri oleh stakeholder start-up di Indonesia. Hadir 17 tenant terbaik yang akan memberikan presentasi bisnis di hadapan investor dalam dan luar negeri.
Acara yang dihadiri Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, Ilham Habibi (Co Founder Orbit), Supomo (Dirut LPDB-KUMKM) dan Hari Tanusudibyo (Founder MNC Group) ini dilangsungkan offline dan online. Acara bertema trust ini disuguhkan tarian menarik yang dibawakan oleh Supomo yang mampu menghipnotis para peserta dan tamu undangan.
Dalam sambutannya Supomo mengemukakan model pengambangan sirkuit ekonomi yang disebut dengan green incubator. “Dengan adanya transformasi digital ini, maka capaian target bisa didapatkan dengan menggunakan pendekatan Green Business Process. Dimana dari sisi operasional, kami akan lebih cepat, efisien, efektif, dan akuntabel, serta untuk memberikan nilai tambah ekonomi baru bagi LPDB-KUMKM,” ungkap Supomo.
Supomo menambahkan bahwa inovasi merupakan kebutuhan yang mutlak dan tidak bisa ditawar lagi. Dimana peran teknologi untuk menjaga risiko serta menjaga agar layanan LPDB-KUMKM dapat terus berkembang ke depannya.
Ia menambahkan bahwa green incubator LPDB KUMKM dikembangkan dengan model inkubasi oleh koperasi pada ekosistem mitra. Pria kelahiran Jawa Timur itu menegaskan bahwa koperasi dan start-up adalah masa depan Indonesia. “Koperasi dan start-up harus diakui bahwa ia adalah masa depan Indonesia, oleh karenanya kita harus terus menumbuhkembangkan keduanya menjadi sirkuit ekonomi yang semakin memberikan pertumbuhan pada ekonomi masyarakat”pungkasnya.
Ilham Habibie memberikan pesan penting bahwa start-up bukan sekedar bisnis baru. Ilham menilai inkubator terbuka dan tertutup yang dikembangkan LPDB ini sangat bagus untuk kita kembangkan. Ia menekankan yang harus menjadi cacatan bahwa start-up bukan hanya perusahaan baru. Start-up harus lebih pentingkan menekankan pada mentalitas. Ia melihat dunia semakin berkembang, sehingga sikap mental serta metode bisnis yang baru hendaknya terus dijadikan sebagai sikap mental. Ia menilai bisnis yang lama pun harusnya dikembangkan dengan sikap mental yang adaftif. Lebih tegas ia menandaskan perlu budaya, sikap dan metodologi baru untuk adaftif terhadap perkembangan yang ada.
Ilham juga menyoroti pentingnya literasi digital. Ia memberikan poin penting tentang penanganan data digital. Putera Almarhum Bj Habibie ini menadaskan bahwa data digital punya dampak luas. “Data digital untuk startup untuk diterapkan sebagai langkah inovasi bukan semata-mata data” pungkasnya.
Menteri Teten yang diberikan kesempatan memberikan arahan pada acara ini mengatakan bahwa 97 % usaha di negeri ini berskala mikro. “Kalau kita lihat struktur ekonomi kita hari ini masih dalam skala informal dan hanya untuk menutup kebutuhan keluarga. Padahal kita tahu sektor usaha ini akan meningkatkan penyerapan lapangan kerja. Pembinaan terhadap sektor usaha mikro akan menumbuhkan kualitas lapangan pekerjaan yang tersedia”ungkas Teten dalam arahannya.
Ia juga memberikan pesan tentang koperasi bersama start-up hendaknya menjawab kebutuhan terhadap akses keuangan yang menjadi kendala karena keterbatasan harus bankable.
Lebih jauh Menteri asal Garut ini mengatakan bahwa koperasi harus menjadi aggregator. “Koperasi tentu harus menjadi aggregator bagi ukm. Saya menyambut baik kolaborasi hari ini antara LPDB, Orbit dan MNC Grup bersama Kemenkop. Kami juga mendukung program green incubator yang dikembangkan LPDB”paparnya lagi.
Menutup pernyataannya Menteri Teten menilai bahwa koperasi harus memiliki peran sebagai bagian dari upaya scaling up ukm. “Koperasi saat ini harus menjadi scaling up bagi ukm” pungkasnya.

Sebelum jeda makan siang redaksi klikbmi melakukan interview dengan Kamaruddin Batubara, Presiden Direktur Koperasi BMI yang hadir pada Indonesia Fundfest 2021. Ia menilai acara ini sangat positif untuk menumbuhkan bisnis dari para pelaku bisnis yang potensial dengan investor. “Acara seperti ini saya lihat positif, karena akan memunculkan champion-champion baru pada bisnis start-up dan bisnis ukm kita” kata Kamaruddin membuka pernyataan.
“Saya menyimak betul apa yang disampaikan Pak Ilham Habibi tadi, saya kira sangat tepat bahwa bisnis start-up bukan saja bisnis baru tetapi lebih kepada sikap, mentalitas, budaya dan metodologi yang harus selalu baru. Pemikiran yang selalu baru inilah yang membuat bisnis mampu bertumbuh” jelasnya lagi.
Dalam kerangka koperasi ia juga menilai bahwa untuk menumbuhkan bisnis anggota model kegiatan ini juga dapat dilakukan agar anggota merasa termotivasi dengan bisnisnya. “Sebetulnya metode festival seperti ini juga bisa kita lakukan di antara anggota kita, ini bukan saja menjadi model menumbuhkan kesiapan dalam menerima permodalan baru, tetapi secara luas juga akan memberikan promosi luar biasa dari meriahnya perhelatan festival bisnis seperti ini” imbuhnya.
“Kami sejatinya (red : Koperasi BMI) telah membina ratusan ribu bisnis anggota yang kita berikan pembiayaan. Selain pembiayaan kita juga melakukan pendampingan manajemen bisnis. Saat ini kita juga mencoba masuk ke era digital yang memang mau tidak mau kita harus adaftif terhadap perubahan di era 4.0 ini. Sangat dimungkinkan kita membuat start-up bisnis yang sesuai dengan kebutuhan anggota kita. Apalagi saat ini kita telah masuk pada sektor jasa dengan mendirikan Koperasi Jasa Dan Perumahan Benteng Mandiri Indonesia (Kopjarum BMI)” ujarnya lagi.
Menutup pernyataan singkatnya pria yang biasa dipanggil Kambara ini mengatakan bahwa model seperti Indonesia Fundfest 2021 ini bisa jadi media untuk mengembangkan kemitraan strategis semua stakeholder. “Modal ini seperti fundfest ini dapat kita jadikan pola pengambangan kemitraan strategis. Pelaksanaannya juga dapat kita lakukan dalam ruang-ruang yang lebih kecil misalnya kabupaten, bahkan dalam satu koperasi terhadap anggotanya kita bisa buat model seperti ini” pungkasnya. (Sularto/klikbmi)