Kisah KH Abdul Rauf yang Korbankan Rumahnya Jadi Pesantren
Nasehat Dhuha Jumat, 4 Februari 2022| 3 Rajab 1443 H | Oleh : Ustad Sarwo Edy, ME
Klikbmi, Serang – “ 7,10, 25, 55, Masya Allah, sudah 100 orang ternyata,” gumam KH Abdul Rauf, pengasuh Pondok Pesantren Nurul Hikam, Binuang, Serang, saat menghitung jumlah santri yang tengah mengaji di hadapannya. Wajah para santri yang sayu terus melantunkan ayat suci Al Quran tanpa putus.
Perasaan syukur terselip dalam hatinya. Di tengah keterbatasan pondok pesantren yang diasuhnya, ia bisa memberikan bekal dunia akhirat bagi mereka. Ustad Rauf masih mengingat kejadian 25 tahun silam. Saat itu, ia hanyalah pemuda yang baru saja lulus dari Pondok Pesantren Abuya Dimyati, Desa Cidahu Kecamatan Cadasari Kabupaten Pandeglang.
Sejak Tahun 1991 hingga 1997, ia menimba ilmu sebagai santri ulama besar Banten tersebut. Krisis moneter baru saja menerpa Indonesia, saat ia memilih pulang ke kampung halamanya, Kampung Kawao, Desa Warakas, Kecamatan Binuang Kabupaten Serang. Awalnya, ia tak memiliki niat untuk menjadi ustad apalagi memilih membuka pesantren di kampungnya. Namun, nasib berkata lain.
”Hanya selang beberapa hari di rumah, saya didatangi oleh kerabat dan tetua kampung. Mereka minta saya bikin pesantren. Saya langsung kaget, saya sadar ilmu yang saya dapatpun belum seberapa. Meski sudah saya sampaikan keterbatasan saya, namun mereka tetap bersikukuh dan akhirnya saya menerima,” jelasnya saat menerima Tim Zakat, Infaq, Sadaqah dan Wakaf (ZISWAF) Kopsyah BMI di Ponpes Nurul Hikam, Rabu 2 Februari 2022.
Pada saat itu belum ada tempat khusus untuk mengajari anak-anak mereka. Hingga akhirnya beliau mengikhlaskan rumahnya untuk dijadikan sebagai “majlis ilmu”. Waktu demi waktu, anak-anak yang mau mengaji kepada beliau terus bertambah. Dari hanya sepuluh anak, mengalami penambahan hingga 100 anak. Membludaknya anak yang mengaji, membuat Ustad Rauf mengorbankan rumah beliau. Kaca rumah sampai pernah pecah dan pintunya rusak.
Dengan keadaan rumah yang semakin tidak memungkinkan untuk dijadikan majlis ilmu, beliau berniat untuk membuat tempat baru yang lebih luas agar anak-anak bisa mengaji dengan nyaman. Bak gayung bersambut, Pemilik tanah depan rumah beliau mau menjual tanahnya dengan harga yang lumayan miring. Lalu dibelilah tanah tersebut dan dengan dana yang dimiliki. Tanah tersebut dibangunkanlah bangunan majlis ta’lim untuk belajar ngaji.

Waktu demi waktu berjalan, bangunan Majlis Ta’lim yang dulu hanya berlantai satu sekarang sudah berlantai dua dengan dukungan dana dari seluruh masyarakat sekitar. Dan sekarang meluas lagi lahannya dengan dibangunkannya kamar untuk santri yang menetap di Pesantren tersebut.
Saat ini suasana di pesantren itu seperti tidak ada sepinya dan tidak pernah tidur. Sejak pagi sudah ada anak-anak PAUD yang belajar di Majlis Ta’lim. Siangnya, dilanjutkan dengan pembelajaran agama untuk sekolah madrasah setingkat SD dan SMP. Dan sore serta malamnya dilanjut dengan kegiatan belajar kitab kuning untuk santri-santrinya.
Ternyata di balik perkembangan santri serta fasilitas yang mendukung dalam mengajar beliau berawal dari niat baik dan keistiqomahan dalam berdoa. Semasa nyantri ke Kyai Dimyati. Beliau selalu berdoa semoga menjadi orang yang bermanfaat.
Qadarullah, Sepertinya inilah jalan Allah mengabulkan doa. Allah mengabulkan doa beliau agar menjadi orang yang bermanfaat dengan menggerakkan hati para masyarakat memilih beliau untuk mengajari anak-anaknya mengaji. Yang dari hanya mengaji di rumah hingga sekarang sudah memiliki pesantren dan majlis ta’lim. “Dan Allah lah yang juga menggerakkan hati para masyarakat sekitar yang semuanya mau bergotong royong dari dana, waktu dan jasa membangun majlis ta’lim lantai 2”, terangnya.
“Saya yakin bahwa rezeki tidak kemana. Saya juga yakin bahwa dengan niat baik dan keistiqomahan dalam berdoa akan Allah mudahkan dalam mencapainya. Termasuk kehadiran Koperasi BMI sekarang,” tambah bapak dengan 8 anak ini.
Yang menarik lagi adalah santri-santri yang masuk pesantren tidak dipungut biaya sepeserpun. Untuk makan, para santri masak sendiri dari beras dan sembako yang mereka bawa dari rumah masing-masing. Bahkan bagi santri yang memang dikategorikan tidak mampu dan tidak bisa membawa beras maupun lauk dari rumah, beliau menyuruhnya untuk makan di rumahnya dan dikasih uang untuk jajan.
Rabu 2 Februari 2022, Tim ZISWAF Kopsyah BMI menghelat peletakan Batu Pertama Pembangunan Sanitasi Masjid, Musholla dan Pesantren (Sanimesra). Tim Ziswaf sudah disambut oleh beberapa masyarakat sekitar, beberapa anggota Koperasi BMI yang rumahnya terletak di sekitar pesantren serta santri-santri yang tinggal menetap di Pesantren.
Terlihat juga anak-anak PAUD yang sedang belajar dan didampingi oleh orang tuanya di Majlis Ta’lim di samping pesantren tersebut. Acara seremonial peletakan batu pertama dilaksanakan di Majlis Ta’lim Ponpes yang dihadiri langsung dari pihak Koperasi BMI, Casmita (Manajer ZISWAF), Suta Atmaja (Manajer Area 4) dan Solehatul Jannah (Manajer Cabang Kibin). Selain itu dihadiri juga oleh KH. Abdul Rauf (Pimpinan Ponpes), Asep (Sekdes Desa Warakas), beberapa anggota Koperasi BMI dan santri-santri pesantren.
“Terima kasih kepada Koperasi BMI yang sudah memberikan bantuan ke ponpes kami. Semoga Allah SWT memberikan jalan rezeki yang luas kepada BMI agar terus beristiqamah membantu saudara-saudara kita yang tidak mampu,” katanya dalam sambutan di sana.
Setelah berbincang dengan para santri, tim ZISWAF mendapat informasi yang meneduhkan. Bahwasanya santri yang masuk pesantren tidak dipungut biaya sepeserpun. Untuk makan, para santri masak sendiri dari beras dan sembako yang mereka bawa dari rumah masing-masing. Bahkan bagi santri yang memang dikategorikan tidak mampu dan tidak bisa membawa beras maupun lauk dari rumah, beliau menyuruhnya untuk makan di rumahnya dan dikasih uang untuk jajan.
Jika kamu menolong (agama) Allah, pasti Allah akan menolongmu! Selain bisa mencukupi kebutuhan keluarga dengan 8 anak, Allah seakan selalu menolong hamba-Nya yang memperjuangkan “agama-Nya”. Selain dipermudah oleh Allah dalam membangun bangunan berupa majlis ta’lim dan kamar-kamar untuk santrinya, Allah juga bantu beliau dengan dibangunkannya tempat wudhu beserta tempat WC nya melalui wasilah bantuan dari Koperasi BMI yang saat ini sudah membuka pelayanan di wilayah Pesantren . Kebetulan sebelum dibangun oleh Koperasi BMI, Santri-santri untuk buang hajatnya di kebun dekat Pesantren.
Allah berfirman :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن تَنصُرُوا۟ ٱللَّهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
Artinya : Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (QS Muhammad : 7)
Dari kisah KH. Abdul Rauf kita bisa mengambil ibrah bahwa dengan keistiqomahan dalam berdoa dibarengi dengan niat baik untuk menolong (agama) Allah, Allah akan memudahkan urusannya dan mengijabahi doa yang dipanjatkan. Wallahu a’lam bish-showaab.
Mari terus ber-ZISWAF (Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BSI eks BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888.
(Togar Harahap/Klikbmi)