Dr. H. Harisman, Pengawas Koperasi BMI : Keuangan Syariah Menjadikan Nilai Akhlak dan Moral Sebagai Pegangan Pokok

BMI Corner

Klikbmi, Tangerang – Koperasi BMI mendapat amunisi SDM hebat,  Beliau sudah lama malang-melintang pada bisnis keuangan dan pernah menjadi bagian penting dari pelaku industri keuangan terbesar di Indonesia. Redaksi berkesempatan melakukan wawancara eksklusif dengan Dr H Harisman. Beliau saat ini mendapat amanah besar untuk memajukan Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) sebagai anggota pengawas syariah dan pada Koperasi Jasa Dan Perumahan Benteng Mandiri Indonesia (Kopjarum BMI) Beliau menjadi anggota pengawas.

Selain itu amanah tidak ringan juga menjadi tugas Beliau, pada Koperasi Sekunder Benteng Madani Indonesia, Pak Harisman sapaan akrab Beliau, didapuk menjadi anggota pengawas.

Tidak berlebihan amanah ini dibebankan ke pundak Beliau, pengalaman panjang pada dunia perbankan sempat membawanya pada karier Vice President salah satu bank terbesar di Indonesia. Simak wawancara eksklusif bersama Dr H Harisman.

Redaksi : Sebelum pertanyaan kami lanjutkan, di mana pendidikan formal Bapak sejak SD sampai lulus S3?

Dr H Harisman

Saya mengawali pendidikan formal dari tingkat SD sampai dengan SMA di kota kelahiran saya di Payakumbuh, Propinsi Sumatera Barat. Memperoleh pendidikan tinggi strata I (S1) di Universitas Andalas Padang, Fakultas Ekonomi.  Tamat pada tahun 1989 dan merantau ke Jakarta.  Dengan bekal sarjana saya bekerja di berbagai tempat hingga akhirnya memilih Bank BRI sebagai jenjang karir. Berbagai jabatan telah dipercayakan dengan pembekalan ilmu dan pengetahuan perbankan yang diperoleh selama menjabat di BRI. Saya berkeyakinan bahwa pendidikan formal dan non formal saat itu belumlah cukup ,pada saat mendapat tugas di kota Semarang saya mengambil pendidikan Strata II Magister Manajemen di Universitas Jendral Soedirman Purwokerto (Unsoed Purwokerto) dan saya tamat tahun 2001. Keinginan untuk selalu menambah ilmu pengetahuan tidaklah berhenti ,walaupun sudah mendapat penugasan dari Bank BRI sebagai Vice President di Kantor Pusat Jakarta, saya melanjutkan pendidikan Strata 3 (S3) di Universitas Trisakti Jakarta, mendalami Ilmu Ekonomi Islam ,dan menamatkan tahun 2021.    

Redaksi : Bapak dilahirkan dalam latar belakang keluarga seperti apa dan saat ini putra atau mungkin putri Bapak berapa?

Dr H Harisman

Saya dilahirkan dalam keluarga besar, anak ke 4 dari  8 orang bersaudara. Latar belakang orang tua sebagai tokoh adat. Didikan orang tua saya sangat disiplin menjalankan prinsip hidup. Ada istilah  “Adat bersandi syarak, syarak bersandi kitabullah” sebagai bekal menjalani kehidupan. Saya dikaruniai 3 orang anak laki-laki. Alhamdulillah.

Redaksi : Sejak kapan Bapak bekerja di sektor keuangan?

Dr H Harisman

Saya sudah belajar berbisnis sejak mulai memasuki perkuliahan , dan secara langsung mengenal sektor keuangan sejak bergabung dengan Bank BRI tahun 1990, hingga akhirnya tahun 2017 mengakhiri lebih awal masa kerja karena ingin hijrah dari keuangan konvensional ke keuangan syariah dengan mengambil pendidikan ekonomi islam.

Redaksi : Kapan Bapak merasakan pernah di puncak karier dan apa yang menjadi motivasi Bapak saat itu dalam bekerja sehingga mendapatkan jabatan yang menurut banyak orang sangat prestisius?

Dr H Harisman

Karir di dunia keuangan sangat menantang  dan penuh dengan dinamika.  Sektor keuangan ini kita tahu sektor yang sangat berperan dalam perekonomian nasional. Dilahirkan dari bakat dan darah pedagang jenjang karier saya lalui secara baik dengan prestasi. Jabatan dimulai dari staff, lalu bertahap meningkat menjadi supervisor dan manajer.  Hingga akhirnya dipercaya sebagai vice president sebagai jabatan prestisius di lembaga keuangan. Motivasi saya dalam mencapai prestasi adalah memberikan kontribusi yang semaksimal mungkin bagi kemajuan perusahaan. 

Redaksi : Panggilan apa atau motivasi terbesar apa yang menjadi pertimbangan bergabung dengan Koperasi BMI?

Dr H Harisman

Saya berterima kasih kepada Bapak H Hendri Tanjung Ph.D sebagai mentor saya dalam meraih pendidikan doktor ilmu ekonomi islam. Dan ternyata  sekaligus mengenalkan Koperasi BMI yang mempunyai misi pelayanan prima bagi kemaslahatan ummat. BMI hadir sebagai koperasi modern yang berpegang teguh pada prinsip prinsip koperasi. Motivasi terbesar saya adalah membumikan koperasi syariah di Indonesia melalui BMI di tengah tengah permasalahan koperasi syariah khususnya. Didukung oleh penelitian disertasi dalam bidang koperasi simpan pinjam dan pembiayaan syariah akan memudahkan saya mendalami dan melakukan penajaman serta mencari soluasi terhadap problematika koperasi syariah.  

Redaksi :Menurut Bapak apa yang paling membedakan pada industri keuangan antara konvensional dan syariah ?

Dr H Harisman

Industri keuangan islam melaksanakan segala aktivitasnya yang  mengandung nilai-nilai akhlak moral sebagai pegangan pokok.  Sesuai dengan tujuan tujuan syariah dalam meningkatkan kesejahteraan umum. Prinsip keseimbangan antara hak perorangan dengan hak masyarakat sangat terjaga. Dalam industri keuangan konvensional lebih menonjolkan peran dan kebebasan dalam menguasai sumber daya demi memperoleh keuntungan yang maksimal sehingga melahirkan ketimpangan di tengah tengah masyarakat.   

Redaksi : Bagaimana optimisme Bapak dalam mengemban beberapa amanah yang saat ini ditugaskan ke Bapak agar bukan hanya sukses membesarkan Koperasi BMI tetapi juga bermanfaat bagi maslahat umat?

Dr H Harisman

Suatu kehormatan bagi saya bergabung dengan BMI yang mempunyai berbagai prestasi tingkat nasional dengan anggota mendekati 300.000 orang. Saya menaruh perhatian besar pada BMI yang juga memiliki sumber daya insani sangat mumpuni mewujudkan tujuan kemaslahatan bagi anggota ,dan ummat atau masyarakat pada umumnya. Apa yang sudah diraih dan  kedepan saya bersama sama insan BMI akan mampu mengambil peran yang lebih besar mewujudkan kesejahteraan anggota dan ummat.   

Redaksi : Nilai seperti apa yang Bapak yakini yang mampu membesarkan Koperasi BMI ke depan?

Dr H Harisman

Jiwa optimis yang saya miliki dan potensi sumber daya yang dimiliki oleh BMI saat ini adalah modal dasar yang kuat dalam mengggali potensi dan peluang bisnis yang terbuka luas. Keunggulan kompetitif BMI memudahkan kita meraih cita-cita menjadi koperasi yang mandiri, berkarakter dan bermartabat berdasarkan prinsip prinsip syariah.   Dan tentu berbekal dengan Model BMI Syariah yang telah kita miliki melalui 5 instrumen yakni sedekah, pinjaman, pembiayaan, simpanan dan investasi untuk mewujudkan tegaknya 5 pilar kesejahteraan yaitu ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan spiritual.

Redaksi : Apa harapan besar Bapak terhadap anggota BMI saat ini?

Dr H Harisman

Anggota BMI mampu menjadi pioner dan sukses di tengah tengah masyarakat dalam menjalankan kegiatan ekonominya berlandaskan prinsip syariah. Dan sekali lagi mewujudkan kesejahteraan yang paripurna menjadi pribadi yang mandiri, berkarakter dan bermartabat. Dengan tegaknyanya kesejahteraan pada 5 aspek yaitu ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan spiritual. Melalui BMI masyarakat bukan hanya anggota harus lebih baik kehidupannya bukan saja soal ekonomi, tetapi juga pendidikan, kesehatan, sosial dan bahkan spiritualnya.

Redaksi : Impian apa yang Bapak  wujudkan terhadap Koperasi BMI ini mungkin pada 5 tahun yang akan datang?

Dr H Harisman

Impian saya adalah Koperasi BMI semakin menjadi percontohan koperasi modern bukan saja pada level nasional  tetapi bisa diakui di tingkat internasional yang memiliki berbagai bidang usaha unggulan.   Bahkan saya yakin kita akan mampu menembus 300 Global ICA Coop atau masuk dalam jajaran 300 koperasi terbesar di dunia yang dinilai oleh ICA (International Cooperative Alliance)

Redaksi : Apa saran Bapak agar masyarakat kita semakin cinta koperasi dan cinta dengan konsep syariah?

Dr H Harisman

Mensyiarkan pemahaman koperasi dan praktek syariah dalam berbagai kesempatan  serta memperkuat sumber daya insani dalam pengelolaan koperasi sehingga timbul kepercayaan anggota dan masyarakat. Apa yang sudah dilakukan dalam berkoperasi pada prinsipnya sudah mencerminkan nilai-nilai syariah sehingga tidaklah terlalu sulit untuk mengajak masyarakat berkoperasi.

(Sularto/Klikbmi)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *