اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
“Bertakwalah di manapun kalian berada, dan ikutilah keburukan dengan kebaikan. Niscaya ia akan menghapus keburukan tersebut. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.” (HR Tirmidzi)
Klikbmi, Serang – Sudah setahun lamannya, Ucok atau Coco Candrika Silaban (18 tahun) terbaring di dalam kamar. Warga Komplek BPP Sankyu, Desa Pelamunan, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang itu menderita lumpuh sejak November 2020 silam.
Setiap kebutuhannya dilakukan oleh sang ibu, Naomi Boru Simanjuntak (55 tahun). Sang ibu pun menggantikan sepasang kaki yang telah lama tak dapat Ucok gerakkan. Untuk makan, mandi, dan buang air, semua berpangku pada tangan ibunya.
Baca Juga : Warga Ciseeng Bogor Penderita Lumpuh Otak Terima Bantuan Kursi Roda Gratis Dari BMI
Naomi sendiri adalah anggota Koperasi Syariah BMI yang belum setahun bergabung. Dari pembiayaan Kopsyah BMI, ia bisa mengisi kebutuhan warungnya sedikit demi sedikut. Usaha warung kelontong ini menjadi gantungan harapan hidup keluarga tersebut,setelah suaminya Aduhensa Silaban (60) pensiun.
”Awalnya demam-demam biasa, kemudian anak saya tidak bisa jalan. Sampai saya bawa ke dokter, mereka belum bisa mendiagnosis anak saya penyakitnya apa. Ada yang bilang ini non medis atau apalah, saya bisa berdoa agar anak saya segera sembuh,” katanya.
Kondisi inipun didengar oleh Kopsyah BMI. Tepatnya di hari Senin 13 Desember 2021, Manajer Area 11 Akhmad Rafiuddin bersama Manajer Cabang Kramatwatu Wahyu Awaluddin menyerahkan bantuan kursi roda untuk Si Ucok. Penyerahan kursi roda diberikan hanya berselang 3 hari dari ulang tahunnya.
Sembari terisak, Naomi menuturkan, sebelum menerima bantuan kursi roda, Ucok hanya berbaring di kasur. Terkadang Ia memangku anaknya sembari hanya berdoa agar anaknya diberikan kesembuhan. Hadiah dari Kopsyah BMI begitu terkesan dalam dirinya.
”Saya terkejut pak, saya diberitahu oleh Pak Wahyu (Manajer Cabang Kramatwatu) jika Ucok dapat bantuan kursi roda dari BMI pas hari ulang tahunnya. Dan ini menjadi kado natal bahagia bagi kami sekeluarga,” kata Naomi.
”Saya mengucapkan terima kasih kepada Kopsyah BMI yang memberikan bantuan kursi roda untuk anak saya. Di tengah kesusahan kami, BMI begitu sangat peduli terhadap anggotanya, tanpa melihat suku dan agama,” paparnya.
Baca Juga : Kursi Roda Gratis BMI Ubah Tangis Pak Jalil Jadi Bahagia
Sementara Manajer Area 11 Akhmad Rafiuddin mengatakan, dibalik keterbatasan fisik dan ekonomi keluarganya, semangat Ucok begitu besar untuk kesembuhannya. Kursi roda gratis BMI merupakan implementasi semangat gotong royong anggota yang menjadi pondasi koperasi BMI berdiri.
”BMI terus mengenalkan instrument zakat, infaq, sadaqah dan wakaf (ZISWAF) ke tengah-tengah anggota masyarakat secara langsung agar tujuan pemerataan ekonomi umat terus berjalan. BMI memiliki 30 kegiatan pemberdayaan dan sosial yang semuanya bermuara pada ekonomi gotong royong salah satunya bantuan kursi roda ini,” jelasnya.
Selain bantuan kursi, Koperasi BMI atas dasar amanat UU No. 25 Tahun 1992 pasal 4 berjuang untuk mengentaskan ekonomi dan sosial. Berbagai kegiatan sosial digelar antara lain : hibah rumah siap huni gratis yang saat ini sudah mencapai 350 unit, kemudian santunan 1000 yatim setiap tahun, santunan tahfidz, sunatan massal 300-500 anak setiap tahun, ambulans gratis 7 unit dan akan bertambah 2 unit tahun 2022, santunan dhuafa Rp 250 ribu – Rp 500 ribu setiap bulan, santunan kursi roda, santunan kaki palsu, operasi (bibir sumbing, kanker, tumor, anak tanpa anus, katarak), pengobatan gratis, santunan kebakaran dan bencana alam, bantuan masjid setiap Ramadhan, umroh anggota dan karyawan setiap tahun, buka bersama yatim dan santunan setiap tahun, santunan hari besar keagamaan, dan santunan anggota sakit dan meninggal.
Terpisah, Presiden Direktur Koperasi BMI Kamaruddin Batubara menegaksan, atas dasar semangat Bung Hatta dan UU Perkoperasian yang berakar dari nilai UUD 1945 inilah Koperasi BMI menjadikan kegiatan sosial sebagai ruh menuju koperasi yang mandiri, berkarakter dan bermartabat.
”Koperasi BMI menerjemahkan pemikiran Bung Hatta sejak awal berpikir bahwa koperasi bukan hanya alat ekonomi, tetapi juga pendidikan dan sosial. Atas dasar inilah Koperasi BMI mendedikasikan kehadirannya untuk mengangkat harkat sosial selain ekonomi, pendidikan, kesehatan dan spiritual,” terangnya.
BMI menyadari bahwa koperasi Indonesia lahir dari semangat gotong-royong yang dilandasi dengan semangat kekeluargaan yang tinggi. Gotong-royong dan kekeluargaan inilah yang menjiwai gerakan tolong-menolong yang dibangun koperasi. Jika sendiri-sendiri tidak berdaya maka kebersamaanlah yang mampu memberdayakan.
”Gerakan ekonomi tolong – menolong yang dijiwai oleh pemikiran Bung Hatta telah melahirkan model pemberdayaan yang bagi Koperasi BMI disandingkan dan diseimbangkan dengan penerapan konsep syariah menjadi model pemberdayaan yang beroreintasi dunia dan akherat,” tandasnya.
(Togar Harahap/Klikbmi)