Tangerang, Klikbmi.com – ”Its Fantastic! Very-very good,” suara Anantharaj Appanan menggema di Aula Yasriel Muttaqien, Kantor Pusat Koperasi BMI Grup, Gading Serpong, Tangerang. Kepalanya terus mengangguk-angguk memandang layar presentasi di depan. Anantharaj adalah salah satu direksi Xanderia, perusahan Fintech Syariah untuk pegawai negeri sipil asal negari jiran Malaysia. Pria berdarah Tamil itu mengagumi slide demi slide program hibah rumah siap huni (HRSH) Kopsyah BMI.
”Ini rumah percuma (terjemahan Indonesia : gratis) kah Ketua Presdir?” tanyanya kepada Presdir Koperasi BMI Group Kamaruddin Batubara.
”Ya, percuma, gratis untuk anggota dan non anggota, yang rumahnya sudah tidak layak lagi. Dan sekarang sudah 372 unit. Inilah koperasi, ekonomi gotong royong,” jawab Kamaruddin Batubara.
Pada Jumat 15 Juli 2022, Perwakilan Asean Co-Operative Organization (ACO) Faizul Dato Hanapi bersama Chairman Xanderia Service Malaysia Datuk Azhar Baharuddin termasuk Anan dan rombongan melakukan kunjungan ke Kantor Pusat Koperasi BMI Grup.
Tujuan awal rombongan koperasi jiran sebenarnya mengundang Koperasi BMI Group berpartisipasi dalam Eksibisi Internasional Koperasi Se-Malaysia. Namun lama kelamaan, rombongan hanyut dalam pemaparan sirkuit ekonomi Koperasi BMI yang disampaikan Wakil Presdir Koperasi BMI Radius Usman dan Direktur Operasional Kopsyah BMI Yayat Hidayatullah.
Wakil Presiden Koperasi BMI Radius Usman membukan presentasinya dengan quotes Bung Hatta yakni koperasi tidak perlu orang luar biasa untuk menjalankannya, melainkan koperasi hanya perlu orang yang jujur. “Koperasi menempatkan anggota sebagai pemilik, pengguna dan pengendali. Ini penting agar prinsip-prinsip koperasi bisa kita junjung tinggi dan manajemen bisa kita kelola dengan baik,” jelasnya.
Radius menerangkan, alasan berkoperasi yang dilakukan Koperasi BMI. Koperasi sesuai undang-undang memang hanya ingin memberikan kemanfaatan dari sisi ekonomi dan sosial, namun di BMI ada 5 hal yang menjadi pilar kesejahteraan.
”Lima pilar ini adalah ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan spiritual. Saya jelaskan dari belakang, spiritual kita harus baik, jangan mudah putus asa. Lalu kita juga harus peduli dengan orang lain. Kita tingkatkan jiwa sosial kita, seperti . Lalu kesehatan. Kita harus tingkatkan kesehatan. Kita juga harus punya atensi terhadap pendidian dan ekonomi” terangnya.
Radius lebih lanjut menjelaskan bahwa Koperasi BMI memiliki koperasi sekunder yang merupakan koperasi yang mensinergikan tiga koperasi primer yang ada. Yakni Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI), Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia (Kopmen BMI) dan Koperasi Jasa Benteng Mandiri Indonesia (Kopjas BMI).
Lebih lanjut Ia memberikan pemahaman bahwa koperasi harus bergerak pada kegiatan sosial dan pemberdayaan. Saat ini, BMI memiliki 30 program sosial dan pemberdayaan. Baik yang berasal dari dana kebajikan maupu ZISWAF. Para tamu undangan juga menonton tentang pembangunan Kawasan BMI Centre yang merupakan kawasan strategis dan terintegrasi baik dari sisi bisnis dan kawasan sosial di Cisoka Tangerang.
“Koperasi bukan hanya berurusan dengan kegiatan bisnis saja. Koperasi harus masuk pada kegiatan sosial dan kegiatan pemberdayaan anggota dan masyarakat” papar Radius di depan para tamu.
Radius menjelaskan, saat ini Kopmen BMI tengah gencar untuk menggalakkan program BMI Point untuk menggerakkan pedagang pasar dan menghidupkan jejaring pasar secara nasional pasar tradisional dan modern bisa terhubung melalui pembayaran cashless (Doit BMI). ”Dan yang terbaru kita gencar membuka BMI Point di Tanah Kelahiran Bung Hatta yakni Bukit Tinggi dan Tanah Kelahiran Presdir Koperasi BMI di Mandailing Natal,” terangnya.
Sementara Dirut Koperasi Jasa BMI Yayat Hidayatullah menerangkan, Koperasi Jasa merupakan koperasi usaha yang di bidang jasa. Kopjas BMI telah masuk ke bisnis jasa percetakan, konstruksi, Event Organizer (EO), Pendidikan dan Pelatihan, Mekanial dan Elektrikal serta tour travel . ”Inovasi-inovasi yang telah BMI bangun untuk membentuk sirkuit ekonomi serta ekosistem ekonomi melalui koperasi sebagai konglomerasi koperasi,”jelasnya pria yang juga menjabat Dirut Koperasi Jasa BMI itu.
Sementara, Chairman Xanderia Service Malaysia Datuk Azhar Baharuddin mengajak Koperasi BMI Group berkunjung ke Kantor Pusatnya di Kuala Lumpur dalam mengkaji model kerjasama antara kedua entitas ini untuk melambungkan kiprah koperasi kembali.
”Saya mengucapkan terima kasih kepada Koperasi BMI, saya bersama tim di Kuala Lumpur berharap kita dapat menjalin dan mengagas program yang saling menguntungkan. Kita terpanggil bersama BMI untuk membuat program terbaik. Saya harap BMI dan kita bisa berkerjasama,” jelasnya.
”Jadi saya minta tolong BMI bisa datang ke Kuala Lumpur untuk membuat program bersama tentunya yang mementingkan dunia juga akhirat (sosial). Saya sangat bangga dengan apa yang dibangun oleh Koperasi BMI. Dan inilah yang ingin saya minta ke Pak Presdir untuk ke kami di Kuala Lumpur untuk mencari bentuk kerjasama dan melihat kekurangan kami di mana,” harapnya.
Dalam sambutan penutupnya, Presiden Direktur Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara berharap, lewat kunjungan ini, ekonomi gotong royong melalui berkoperasi bisa membumi tidak hanya di Indonesia melainkan juga di Malaysia.
“Saat ini secara tegas kita mengkampanyekan peradaban baru koperasi Indonesia. Koperasi harus besar, koperasi harus professional, koperasi harus mandiri, berkarakter dan bermartabat, koperasi harus mengedepankan pemberdayaan dan koperasi peduli sesama” terang Kambara lagi.
”Ini menjadi momentum kita untuk meneruskan pesan Bung Hatta, yakni menangkat saudara-saudara kita yang kurang beruntung agar mandiri dari mustahik menjadi muzakki. Saya pun akan siapkan untuk diskusi bersama rombongan Datuk Azhar di Malaysia,” tandasnya.
(Togar Harahap/Klikbmi)