Kota Tangerang, Klikbmi.com: Koperasi BMI Grup berinvestasi pada proyek film Sang Penatap Matahari (The Sun Gazer) adaptasi novel karya M Gunawan Yasni dengan judul sama. Di kalangan industri keuangan syariah, Muhammad Gunawan Yasni sudah tidak asing lagi. Pria kelahiran 17 September 1969 itu adalah seorang ahli keuangan syariah dan anggota Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) serta kini digadang menjadi anggota Dewan Pengawas Syariah Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) yang akan dilantik pada Rapat Anggota Tahunan Januari Mendatang.
Perjuangan pria yang akrab disapa Gunawan untuk mengangkat cerita Sang Penatap Matahari ke layar lebar tidaklah mudah. Ia mengaku telah mendatangi beberapa institusi besar dalam rentang 3 tahun akan tetapi usahanya belum berhasil, Hingga suatu kesempatan bercengkrama dengan Hendri Tanjung (Ketua Pengawas Syariah Kopsyah BMI) dan menawarkan dirinya untuk membantu rakyat kecil melalui Koperasi Syariah BMI. Disela pertemuan, Gunawan bercerita tentang kisah pada Novelnya “Kenapa tidak dijadikan film saja” Ungkap Kamaruddin Batubara Presiden Direktur Koperasi BMI Grup. Pria yang akrab disapa Kambara itu rupanya tersentuh dan terinspirasi atas perjuangan Mogayer. Hingga Kambara menuntaskan Novelnya, audiensi dan terjadilah kesepakatan mengangkat novel tersebut ke layar lebar.
Gunawan mengaku kaget atas tawaran tersebut. Pasalnya perjuangannya 3 Tahun untuk memfilmkan Novel justru dapat tawaran langsung oleh Kambara untuk mengangkat kisahnya ke layar lebar yang tersentuh karena kisahnya.
“Dakwah ekonomi syariah yang secara halus terangkum dalam film kelak semoga dapat menjadi pelajaran hidup sehari-hari” Harap Gunawan.
Syukuran yang dilaksanakan di Vulture’s nest, Aviary Park, Bintaro, Kota Tangerang Selatan (08/12) tersebut bersamaan dengan pelaksanaan rutinitas kajian Al Mughayyir milik Gunawan dengan tema memberi adalah kunci bahagia diisi oleh Hendri Tanjung. Gunawan menyatakan meskipun Novel tersebut difiksikan, tetapi sekitar 80 persen dari rangkaian cerita adalah kisah hidup nyata sang penulis. “Novel ini saya tulis 3 tahun, lebih sulit dari menulis disertasi karena saya banyak menangis dalam setiap prosesnya. Meskipun difiksikan, 80 persennya adalah satu kisah hidup yang nyata yang membuat saya menitikkan airmata” terangnya,
“Ada situasi yang dalam hidup ini kita tidak bisa keluar dari situ, Allah katakan ada satu konteks risiko atau ketidakjelasan hidup dalam Al-Quran surat Lukman ayat 34, Tidak seorangpun yang tahu apa yang diusahakannya besok dan tidak seorangpun tau di Bumi Allah mana dia akan mati” Lanjut Gunawan.
Ia tidak lupa berpesan kepada pemeran Mogayer agar mendalami peran dengan sepenuh hati, “tolong didalami bagaimana isi hati seorang Mogayer, Kenapa Ia harus mentalak istrinya yang super baik itu?” Lirih suara Gunawan menahan tangisnya.
Syukuran tersebut juga dihadiri oleh Pengurus dan Pengawas Koperasi BMI Grup, Mewakili Kamaruddin Batubara yang sedang sakit. Radius Usman Wakil Presiden Direktur Koperasi BMI Grup menyatakan semoga dengan diproduksinya film tentang ekonomi syariah yang ditulis dalam bentuk novel ini dapat mendatangkan kebaikan. Ia mengaku novelnya sangat inspiratif dan berharap film ini dapat diproduksi dengan sebaik-baiknya.
“Kita selalu berdoa: Ya Allah, Datangkan orang-orang terbaik untuk membantu syiar ini karena kita mau benar. Sebenarnya rezeki itu datangnya dari ketemu orang yang benar, kalau gak ketemu orang yang benar siap-siap merugilah kita” Ungkap Radius.
Film yang akan diproduksi oleh Warna Pictures dan disutradarai Jastis Arimba tersebut menggandeng Mario Irwinsyah dan Istrinya Ratu Anindita yang akan memerankan Mogayer Gamil Yahya dan Asiyah.
Mario mengaku menerima tawaran film ini karena ceritanya yang menarik dan ada muatan informasi dan dakwah yang halus dalam cerita. Selain itu, Ia mengaku menerapkan apa yang dipesankan kedua orangtuanya, Project film harus Bagus dan Berpahala.
“Kami memberikan banyak perhatian dari novel yang menarik ini, Karena pesan orangtua saya bikin project itu harus bagus dan berpahala. Karena banyak dakwah berislam dalam keseharian dan banyak pesan dari novel yang dapat dijadikan pelajaran hidup. Banyak muatan yang lebih mudah dipahami dengan nalar dan maklumat yang mudah dicerna sehingga relate dengan kehidupan sehari-hari bahkan bagi non muslim. InsyaAllah semoga film ini akan mengoptimalkan petikan-petikan dari novel sehingga menjadi tontonan sekaligus tuntunan untuk masyarakat Indonesia” Pungkas Mario. (Nur/Humas)