Nasehat Dhuha Sabtu, 1 Mei 2021 | Hari Ke -19 Ramadhan 1442 | Oleh : Ust Sarwo Edy
Klikbmi, Tangerang – “Berdoa dan tawakkal aja sama Allah. Ingat! Allah muqollibal qulub (Allah yang membolak balik hati)”. Seruan itu yang sering kita dengar ketika kita berharap ada suatu perubahan atau ada harapan yang hubungannya sama manusia. Mungkin sekilas seruan itu biasa-biasa saja. Tapi jika kita pelajari lebih dalam, maka kita akan temukan makna yang lebih luar biasa.
Bahwa jika kita berharap, maka berharaplah kepada Allah dan bukan berharap kepada manusia. Biarkan Allah dengan keagungan-Nya dan kebesaran-Nya membalikkan hati yang kurang baik menjadi baik, yang keras menjadi lunak, yang keruh menjadi bersih, yang kurang menerima menjadi bisa menerima dan lain sebagainya.
Berdoa dan tawakkal merupakan serpihan dari Iman atas Sifat Qaadirannya. Sebagaimana kita ketahui, Dalam ilmu tauhid, Iman kepada Allah dengan mengesakan-Nya dibagi para ulama menjadi 3 bagian.
Pertama : Tauhid Rububiyyah adalah mengesakan Allah dalam hal perbuatan-Nya. Allah adalah satu-satunya pencipta (Al-Khaliq), Allah yang merajai (Al-Malik) dan Allah Pemberi Rizki (Ar-Razzaq).
Kedua : Tauhid Uluhiyyah adalah mengesakan Allah dalam hal perbuatan hamba-Nya. Kita sebagai hamba hanya beribadah kepada Allah saja dan tidak ditujukan kepada selain Allah.
Ketiga : Tauhid Asma Wa Sifat adalah mengesakan Allah dalam nama dan sifat-Nya tanpa melakukan perubahan makna, menolak sebagian sifat Allah, menggambarkan bagaimana wujud sifat Allah, menyamakan sifat Allah dengan sifat makhluk-Nya.
Dari 3 jenis tauhid di atas, jika kita sebagai hamba-Nya bisa mengimplementasikan ketiga-tiganya, maka tidak ada keraguan bahwa tawakkal kepada Allah bukan menjadi hal yang mustahil.
Tidak ada yang baqa’ (permanen) yang ada di dunia ini. Itulah sunnatullah. Yang sehat bisa sakit. Yang muda bisa menjadi tua. Yang kecil bisa menjadi besar. Yang bersih bisa menjadi kotor. Yang tinggi bisa menjadi rendah. Yang keras bisa menjadi lunak. Yang panas bisa menjadi dingin. Yang bagus bisa menjadi jelek. Yang miskin bisa menjadi kaya. Dan yang hidup bisa mati. Sama halnya dengan yang namanya hati.
Setiap hati masing-masing kita bisa berubah sejalan dengan jalan kehidupan yang selalu berubah, berganti dari situasi kepada situasi yang lainnya. Berbolak balik dan bertukar-tukar. Namun, harapan setiap kita adalah mempunyai hati yang tenang dan tetap teguh dalam kebenaran. Ya muqallibal qulub, Tsabbit qolbi ala dinika ( Wahai yang membolak-balik hati, Tetapkanlah hati hamba atas agama-Mu (ya Allah).
Beruntunglah! Hanya orang beriman yang Allah anugerahkan ketenangan dalam hatinya. Allah SWT berfirman di dalam surat Al-Fath ayat 4
هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ ۗ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
“Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Ad-dunya darul imtihan wa darul bala’ (Dunia adalah tempat ujian dan tempat bala’). Perjalanan manusia yang tidak selalu lurus dan kadang berliku ini yang dibumbui dengan kesulitan dan permasalahan membuat hati gelisah, penuh kecemasan dan tidak tenang. Apalagi jika hati kita masih dilingkupi dengan penyakit hati, iri, dengki, hasud, ujub, takabbur dan penyakit hati lainnya.
Kegelisahan, kecemasan dan ketidaktentraman hati menjadikan manusia mudah dipengaruhi oleh bujuk rayu syaitan dan juga iblis sehingga terjerumus ke dalam perbuatan maksiat. Padahal Allah tidak akan memberikan cobaan kepada hamba-Nya melainkan sesuai dengan kemampuannya.
Jika hati baik dan tenang, maka anggota badan yang lainnya juga akan baik. Sedikitnya ada 10 hal yang membuat hati tenang :
- Berdoa dengan penuh keimanan agar dianugerahkan kebersihan dan ketenangan hati (Surat At-Taubah : 26)
- Membersihkan hati dari rasa dendam dan dengki (Surat Al-Hasyr : 10)
- Berprasangka baik. Inilah salah satu faktor terbesar yang akan mengantarkan kita kepada kebahagiaan (Surat Al-Hujurat : 12)
- Kesabaran dan ketabahan. (Surat Yusuf :18)
- Pemberian maaf dan toleransi. (Surat As-Syuura:43)
- Dzikir (Mengingat Allah) dalam setiap langkah dan perbuatan yang kita lakukan (Surat Ar-Ra’du : 28)
- Melakukan sholat. Sesungguhnya sholat dijadikan untukku sebagai penenang hati (HR. An-nasa’i)
- Membaca, mendengarkan dan mengamalkan Al-Qur’an (Surat Az-Zumar : 23)
- Senantiasa bersyukur (Surat An-Nahl : 112)
- Yakin terhadap pertolongan Allah (Surat Ali Imron : 126)
Al-Mawardi mengungkapkan “Di antara hak sesama Muslim adalah dimaafkan kesalahannya dan ditutup kekurangannya. Karena barang siapa memaafkan dan menutupi kekurangan saudaranya, niscaya dia akan dihindarkan dari kefakiran dan dijauhkan dari kebodohan.”

Semoga para pembaca artikel di klikbmi.com ini selalu diberi ketenangan dan ketentraman dalam menjalani kehidupan di dunia ini oleh Allah SWT sehingga bisa beribadah dan bekerja dengan baik. Aamiin. (Sularto/Klikbmi).