Keutamaan Istighfar

Info ZISWAF

Nasehat Dhuha Minggu, 2 Mei 2021 | Hari Ke-20 Ramadhan 1442 H | Oleh : Ust Sarwo Edy, ME

Klikbmi, Tangerang – Tidak ada manusia yang sempurna. Yang sempurna hanyalah Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Kenapa masih sibuk mencari yang sempurna sedangkan sudah ada seseorang yang sanggup menerima kita apa adanya. Ungkapan ini biasanya ditujukan kepada seseorang yang masih ikhtiar mencari pendamping hidup. Emang benar adanya.

Setiap manusia pasti mempunyai sejarah kesalahan dan kekurangan masing-masing. Dan sebaik-sebaik manusia adalah yang bisa mengambil ibroh dari kesalahannya dan tidak ingin mengulangi kesalahannya. Dan sebaik-baik manusia adalah yang meminta maaf atas kesalahannya terhadap manusia (Horisontal) dan yang beristighfar (minta ampunan) atas kesalahannya terhadap Allah Subhanahu Wa Ta’ala (Vertical).

Sejatinya manusia adalah tempat berbuat salah. Rasulullah SAW bersabda :
كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ
Artinya : “Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang bertaubat”. (HR Tirmidzi 2499, Shahih at-Targhib 3139)
Sesungguhnya kembali kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atau bertaubat bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan oleh manusia. Jika dibedah dari segi bahasa, at-taubah berasal dari kata تَوَبَ yang bermakna kembali. Dia bertaubat, artinya ia kembali dari dosanya (berpaling dan menarik diri dari dosa). Taubat adalah kembali kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan melepaskan hati dari belenggu yang membuatnya terus-menerus melakukan dosa lalu melaksanakan semua hak Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Hakikat taubat yaitu perasaan hati yang menyesali perbuatan maksiat yang sudah terjadi, lalu mengarahkan hati kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala pada sisa usianya serta menahan diri dari dosa. Melakukan amal soleh dan meninggalkan larangan adalah wujud nyata dari taubat.

Salah satu cara bertaubat adalah dengan beristighfar. Istighfar dalam bahasa arab berawal dari kata Gafara yang artinya mengampuni. Dan salah satu sifat Allah di dalam asma’ul husna yang berkaitan dengan istighfar adalah Al-Ghaffaar. (Yang Maha Pengampun). Menurut tasyrif shorf, istighfar mempunyai arti meminta ampunan. Meminta ampunan atas kesalahan yang telah diperbuat oleh seorang hamba kepada sang pencipta demi mendapatkan ridho-Nya.

Dalam kehidupan seorang muslim, yang penting adalah mendapatkan keridhoan Allah. Ilahi anta maqsudi wa ridhoka matlubi (Ya Allah, Engkaulah tujuanku dan ridho-Mu lah yang aku minta). Kalimat itulah yang mungkin harus terniang dalam pikiran kita ketika beraktivitas, khususnya ketika beribadah. Karena tidak ada tujuan yang lebih tinggi dari sebuah nilai ibadah ataupun pekerjaan seorang hamba selain ridho dari sang Pencipta.

Sama halnya jika kita merasa ada salah dengan orang lain, khususnya orang yang menurut kita penting dalam kehidupan kita. Orang tua, keluarga, sanak saudara, atasan ataupun rekan kerja kita. Selama kita belum minta maaf, maka pasti akan ada sesuatu keganjalan yang membuat hati kita belum lega.

Di antara hal-hal yang menghentikan kita dari mendapatkan keridhaan Allah adalah dosa. Istighfar adalah hadiah bagi kita sebagai muslim. Allah dengan sifat Al-Ghaffaar (Yang Maha Pengampun) nya telah memberikan jalan kita untuk kembali kepada-Nya setiap kali kita melangkah keluar dari batasan dari yang telah Dia tetapkan ke kita.
Istighfar adalah pintu gerbang kebahagiaan dan juga kelegaan. Dan jika kita setiap kali merasa dalam kesulitan dengan membaca istighfar Insya Allah akan membawa kita keluar dari kecemasan dan membawa kita kepada kedamaian dan ketenangan.

Istighfar juga merupakan salah satu cara kita untuk mengingat Allah. Dan istighfar yang benar adalah yang dibarengi dengan mengingat Allah ketika melakukannya. Jika dalam melakukannya tidak dibarengi dengan mengingat Allah, Maka istighfar kita belum sempurna dan bisa jadi belum bisa merasakan keutamaan-keutamaan dari istighfar itu sendiri.

Berikut beberapa keutamaan istighfar apabila dilakukan setiap hari :

  1. Diampuni dosanya (Surat Al-Muzammil : 20)
  2. Menjadi penyebab turunnya hujan yang menghilangkan kekeringan dan menyebabkan kesuburan tanah (Surat Nuh : 11)
  3. Diberi kemudahan dalam mendapatkan anak dan keturunan (Surat Nuh : 12)
  4. Meredakan hati yang penuh kekhawatiran.

Hati yang merasa terganggu dengan melakukan dosa akan merasakan kecemasan. Apakah itu disengaja ataupun tidak disengaja, pasti akan sangat membebani pikiran kita.

  1. Membawa kita lebih dekat dengan Allah

Rasa takut dan malu yang kita rasakan setiap kita melakukan dosa adalah hal yang baik. Itu tandanya kita masih merasa Allah Maha Melihat apa yang kita kerjakan

2. Bahagia dan mendapatkan rizki

Muslim yang selalu beristighfar akan bahagia hidupnya dan selalu menyambut setiap hari dengan kebahagiaan dan juga diluaskan rizkinya. Rasulullah SAW bersabda : Siapapun yang selalu dalam keadaan bertaubat, maka Allah akan memberikan sukacita dari kesedihan dan kelapangan dari kesempitan dan memberinya rizqi dari arah yang tidak terduga (HR. Ibnu Majah)

  1. Ditambah kekuatannya (Surat Hud : 52)
  2. Diberi kenikmatan yang terus menerus (Surat Hud : 3)
  3. Menolak bala’ dan bencana (Surat Al-Anfaal : 33)
  4. Penyebab turunnya rahmat Allah (Surat An-Naml : 46)

Bahkan dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa Rasulullah SAW yang sudah dijamin surganya oleh Allah dan sudah pasti mendapatkan ridho-Nya masih beristighfar dalam sehari minimal sebanyak 70 kali. Apakah kita sebagai seorang hamba yang penuh dengan dosa ini beristighfar dalam sehari masih kalah banyaknya dari Rasulullah SAW?

Mari para pembaca artikel klikbmi.com untuk mendawamkan istighfar dalam keseharian kita agar terwujud ketenangan hidup, mendapatkan keutamaan-keutamaan istighfar serta ridho-Nya. Aamiin. (Sularto/Klikbmi)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *