Hatta dan Uang Tabungan Rp200 Perak

Edu Syariah

Nasehat Dhuha  Rabu, 29 Desember 2021| 24 Jumadil Awal 1443 H | Oleh : Tim Humas BMI

Klikbmi, Tangerang – Di tanggal 1 Desember 1956, Mohammad Hatta mengundurkan diri dari kursi Wakil Presiden. Sadar kondisi politik saat itu masih memanas, Hatta pun tak mau terbuka mengenai alasan pengunduran dirinya.  

Alhasil, pengunduran dirinya membuat keuangan keluarga Bung Hatta turun drastis. Namun, pria kelahiran Bukittinggi 12 Agustus 1902 itu tetap bersahaja. Ia tetap melenggang santai keluar dari Istana. dia dan keluarga berpindah rumah dari Jalan Medan Merdeka Selatan 13 ke Jalan Diponegoro 57. Namun, uang pensiun yang didapatkannya juga amat kecil, dan tidak cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari. Begitu yang ditulis ekonom Faisal Basri dalam bukunya ; Untuk Republik: Kisah-Kisah Teladan Kesederhanaan Tokoh Bangsa.  

Hatta juga menampik tawaran jabatan apa pun, termasuk direktur atau komisaris BUMN, duta besar atau jabatan bergaji tinggi lainnya. Tegas berulang-ulang Hatta menyatakan tidak mau makan gaji buta.

Meski di tengah himpitan ekonomi, Hatta juga tak mau menerima bantuan atau pinjaman tanpa ikatan dari siapa pun, termasuk dari kerabat dan sahabat. Di usia senja, ia memilih menekuni lagi profesi semasa era perjuangan dahulu, yakni menjadi penulis dan sesekali menjadi pembicara dengan honor ala kadarnya. Hatta mengaku hanya itu yang bisa ia lakukan, dan ia tidak mengeluh.

Uang tabungan Hatta tinggal Rp 200 saja. Bukan 200 Dollar atau Rp200 juta, tapi hanya 200 perak. Penghasilan tukang becak di masa itu sekitar Rp 85, itu pun sudah habis di akhir pekan.

Untuk sekedar menjamu tamu-tamu yang terus berdatangan saja sang istri Rahmi Hatta harus putar akal. Begitu juga saat ketika ketiga putrinya sepakat memecah celengan mereka untuk diberikan sebagai hadiah ulang tahun sang ayah. Hatta sampai tidak sanggup berkata-kata.

Dalam bukunya, Faisal Basri menulis bahwa sang istri, Rahmi Hatta mengenang Bung Hatta suatu ketika terkejut menerima tagihan listrik yang jauh lebih tinggi daripada biasanya. “Bagaimana saya bisa membayar dengan pensiun saya?” katanya. Bung Hatta lalu mengirim surat kepada Gubernur DKI Ali Sadikin, tidak untuk minta keringanan atau bantuan, melainkan agar memotong di muka uang pensiunnya bulan mendatang untuk bayar rekening listrik bulan itu.

Mendengar itu, Bang Ali –sapaan akrab Ali Sadikin – pun tercenung mendengarnya, tapi ia sadar kalau ia membantu uang justru akan membuat Bung Hatta tersinggung, Ia pun memerintahkan aparat Pemprov DKI mengatur agar tagihan air PAM dan listrik tidak lagi dikirim ke rumah Bung Hatta, melainkan ke Pemprov DKI, dan Pemprov yang akan membayarnya.

Bung Hatta terlanjur tinggal di Jalan Diponegoro Menteng, Jakarta Pusat. Tanah di jalan ini sekarang lebih mahal ketimbang tanah di Beverly Hills AS. Kini harganya bisa mencapai ratusan juta rupiah per meter! Tapi tidak ada yang berani usul agar Bung Hatta menjual rumahnya. Bang Ali mengambil inisiatif memangkas hitungan PBB rumah itu hingga sekecil mungkin.

Begitulah, sifat keteguhan Hatta yang pantang mengeluh dalam kondisi apapun. Kendati dirinya seorang mantan wakil Presiden dan juga tokoh proklamator Indonesia. Dari Hatta, memberi cerminan bahwa orang yang tangguh adalah orang yang senantiasa menyadari bahwasanya setiap persoalan dan ujian yang datang hakikatnya itu dari Allah SWT., dan sesungguhnya Allah telah mengukur agar ujian tersebut tidak melampaui kesanggupan kita untuk memikulnya.

Orang yang tangguh adalah orang yang selalu meyakini bahwasanya setiap persoalan yang datang di dalam hidupnya tiada lain adalah untuk tujuan kebaikan bagi dirinya, untuk meningkatkan kualitas dan kadar keimanannya kepada Allah Swt. Sehingga tidak ada alasan baginya untuk berkeluh kesah, kecewa, menggerutu dan putus asa. Ia pun tidak akan merasa punya alasan untuk memamerkan penderitaan kepada orang lain.

Allah berfirman :

وَلَا تَهِنُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَنتُمُ ٱلْأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (Ali ‘Imran : 139)

Seseorang yang tangguh akan menjalani kehidupan sesulit apapun dengan penuh sabar dan tawakal. Karena baginya segala sesuatu yang terjadi di dunia ini tiada yang berada di luar kekuasaan dan izin Allah SWT. Yang Maha Baik. Bukankah selama ini rezeki Allah tak pernah berhenti mengalir deras kepadanya. Allah SWT  telah merancang sedemikian rupa agar apapun yang terjadi terhadap dirinya adalah pasti mengandung kebaikan, karena sesungguhnya Allah mustahil berbuat zholim terhadap makhluk-Nya.

Semoga Allah SWT memasukkan kita ke dalam golongan hamba-hambanya yang senantiasa bersyukur akan nikmat-Nya dan terus bekerja keras mencari rezeki yang halal, Amin ya Rabbal Alamin.

Mari terus ber-ZISWAF (Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BSI eks BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888.

(Togar Harahap/Klikbmi)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *