Tangerang, Klikbmi.com – Berawal dari keingintahuan yang besar tentang koperasi, Perkumpulan Urang Banten (PUB) malah terpikat berkolaborasi bersama Koperasi BMI Grup dalam kegiatan pemberdayaan dan sosial. Termasuk berkolaborasi membangun UMKM Kota Tangsel.
Hal itu terungkap dalam pertemuan PUB yang dikomandoi Ketua Harian Laksamana Pertama TNI AL (Purn) Eden Gunawan bersama Mantan Sekretaris Kemenkop dan UKM Agus Muharam yang juga merupakan Wakil Ketua Umum Bidang Industri dan Perdagangan PUB dengan Presiden Direktur Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara di Kantor Pusat BMI, Gading Serpong, Tangerang, Selasa 6 September 2022. Hadir Pula Istri Walikota Tangsel yang juga Ketua Forum CSR Tangsel Lista Hurustiati. Turut hadir Pengawas Syariah Kopsyah BMI Dr Harisman dan Direktur Keuangan Kopsyah BMI Makhrus.
Baca Juga : Yuk, Mengenal 10 Produk Simpanan Kopsyah BMI, kilik tulisan ini.
”PUB rencananya ingin membuat sebuah koperasi syariah. Tentunya perlu belajar dari koperasi besar. Dan di Banten yang terbesar itu, Koperasi BMI. Alhamdulillah, setelah mendapatkan pengetahuan banyak mengenai kisah kesuksesan BMI dari Pak Kamaruddin, ternyata banyak program yang cocok bisa disinergikan dengan PUB. Seperti sosial dan pemberdayaan. Karena PUB sendiri dibangun oleh orang-orang yang peduli dengan Banten,” jelas Laksamana Pertama TNI AL (Purn) Eden Gunawan.

Purnawirawan Bintang Satu itu mengatakan, selain membahas upaya pemberdayaan masyarakat, pada kesempatan tersebut turut dibahas pula mengenai kondisi kesejahteraan Banten dan juga proyeksi PUB untuk turut memajukan masyarakat Banten dengan kolaborasinya bersama BMI.
Serangkaian gagasan program pemberdayaan dan sosial dikemukakan dalam pertemuan yang dibalut suasana hangat itu. Istri Walikota Tangsel Lista Hurustiati percaya program pemberdayaan masyarakat dalam kolaborasi membangun UMKM Kota Tangsel bisa dikolaborasikan dengan BMI.
Baca Juga : Dari Kue Cucur, Acang Bawa Istrinya Berangkat Umroh
Ia mengatakan, perkembangan produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Tangerang Selatan terus mengalami kemajuan, terutama sekali setelah adanya Gerai Lengkong, sebuah wadah yang menampung dan memasarkan berbagai produk dari para pelaku UMKM.
Menurut wanita yang juga menggeluti profesi sebagai advokat ini, berbekal pengalamannya menggeluti dunia usaha, saat ini produk UMKM di Gerai Lengkong telah memiliki pasar tersendiri, sehingga penjualannyapun sudah dapat dilalukan secara kontinyu atau terus menerus.

”Tentunya dengan kehadiran produk usaha anggota BMI di Gerai Lengkong, ekonomi anggota bisa semakin bergeliat. Kiprah BMI Wonderful sekali. Saya juga kaget, kenapa baru ketemu Koperasi BMI sekarang. Kenapa nggak dari dulu-dulu. Padahal BMI punya banyak program pemberdayaan dan sosial sampai bangun rumah gratis sebegitu banyaknya,” terangnya.
Kolaborasi di sektor sosial bersama BMI dan PUB, juga diungkapkan salah satu pengurus PUB Dr Ade Mirza. Yaitu, acara khitan untuk 2.000 anak se-Banten dan gagasan Koperasi Kesehatan. Koperasi yang bertujuan membangun RS yang merakyat dan tidak komersil.
”Tentunya dengan gagasan koperasi kesehatan kita bisa bersama-sama mengangkat kualitas kesehatan warga Banten yang sesuai dengan pilar pemberdayaan BMI di bidang kesehatan. Untuk membangun ini perlu ada kolaborasi yang nyata tidak hanya oleh PUB dan BMI, melainkan juga masyarakat,” terang Ade Mirza.

”PUB juga memiliki program khitanan untuk 2.000 orang di Bulan Desember nanti. Ini gratis. Mudah-mudahan bisa berkolaborasi dengan Koperasi BMI yang sudah melayani anggotanya di semua kabupaten/kota di Banten. Dan kita juga mau buat hajatan khitan-nya di Universitas Sultan Agung Tirtayasa. Ini bentuk afirmasi agar anak-anak kita memiliki semangat untuk sekolah tinggi sampai universitas,” papar Ade.
Sementara Presiden Direktur Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara mengapresiasi tingginya animo Istri Walikota Tangsel dan pengurus PUB dalam membangun Banten lewat langkah kolaborasi bersama BMI. Dirinya berharap, gagasan – gagasan ini bisa direalisasikan dalam bentuk tindakan nyata.
”Saya mengucapkan rasa terima kasih dan Alhamdulillah bisa bertemu dengan orang-orang hebat di PUB ini. BMI menyambut hangat dan tentu akan mendukung setiap kegiatan kolaborasi selama itu bisa bermanfaat bagi orang banyak,” ujar pria yang akrab disapa Kambara itu.
”Tentunya harus kita lakukan dengan tindakan nyata. Seperti upaya BMI dalam membangun hibah rumah siap huni (HRSH) yang sekarang sudah 381 unit. Mulai dari full semua pembangunannya. Sedikit demi sedikit, kini sudah ada dari RT atau kades-nya yang menyumbang uang dan material. Berkolaborasi itu memang harus sabar, namun juga harus dibuktikan,” terang Kambara.

Mengawali materinya, Kambara menyampaikan perbedaan koperasi dengan Perseroan Terbatas (PT). Koperasi sesuai dengan prediksi Bung Hatta pada masa depan akan banyak disalahgunakan, banyak koperasi dikelola dengan pendekatan yang menyalahi prinsip dan nilai koperasi.
Kambara biasa ia dipanggil melanjutkan penjelasan dengan menekankan pada fungsi anggota pada koperasi. “Koperasi menempakan anggota sebagai pemilik, pengguna dan pengendali” papar pria alumnus IPB University ini.
“Koperasi harus memiliki peradaban baru koperasi Indonesia. Ada 5 poin yang harus dijunjung tinggi. Koperasi harus besar, koperasi harus dikelola professional, koperasi harus mandiri, berkarakter dan bermartabat, koperasi harus bersifat pemberdayaan dan koperasi harus peduli sesama” tegas Kambara lagi.

Kambara menegaskan Koperasi BMI memiliki metode atau model khusus. Model khusus ini disebut dengan Model BMI Syariah. “BMI berkembang dan menjadi manfaat bagi banyak orang karena kita mengenal 5 instrumen dan 5 pilar. 5 instrumen ini adalah sedekah, pinjaman, pembiayaan, simpanan dan investasi untuk menciptakan 5 pilar kesejahteraan yakni ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan spiritual,” tegas penulis Buku Model BMI Syariah ini.
Kambara mengatakan bahwa pengembangan Koperasi BMI Grup disinergikan dalam Koperasi Sekunder Benteng Madani Indonesia (Koperasi Sekunder BMI). “Terdapat 3 koperasi primer di BMI Grup, Kopsyah BMI pada sektor simpan pinjam dan pembiayaan syariah, Kopmen BMI ada sektor usaha riil khususnya sektor konsumsi. Dan ketiga Kopjas BMI yang bergerak pada sektor jasa,” terangnya.
Kambara menegaskan koperasi harus masuk ke segala lini. “Koperasi harus masuk ke sektor pertanian, sektor peternakan dan berbagai sektor bisnis. Jangan sampai seakan-akan kita terframing kalau koperasi hanya bisa di beberapa sektor. Koperasi harus masuk dari hulu ke hilir dan ini hanya bisa kita lakukan melalui komunitas”ajak Kambara membangun koperasi yang besar.
“Kita juga masuk ke perumahan. BMI sudah punya program rumah tanpa DP. Jika kita punya komunitas kita bisa lakukan apa saja” ujar Kambara meyakinkan.

Melanjutkan materi, Kambara menjelaskan unit usaha Kopmen BMI. “Kita punya toko bangunan, café, dan saat ini yang kita kembangkan adalah BMI Point. Di pasar-pasar kita hadir. Sudah memiliki 162 gerai di enam Provinsi (DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Sumatera Barat dan Sumatera Utara). Dari gerai ini, kita bisa membangun jaringan pasar. Bagaimana kopi yang ada di Padang, bisa dinikmati oleh warga di Jawa Tengah dan sebaliknya,” tandas Kambara.
Acara ditutup dengan kunjungan Kambara bersama Direktur Keuangan Kopsyah BMI ke Gerai Lengkong di Ruko Golden Square Blok GS No.5, Jalan Raya Ciater, Rw. Mekar Jaya, Kec. Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten.
(Togar Harahap/KLIKBMI)