TANGERANG– Sejarah telah membuktikan bahwa Koperasi menjadi entitas bisnis yang tetap eksis di masa krisis. Baik pada krisis moneter 1998 hingga pandemi Covid-19. Mengutip Bung Hatta, Bapak Koperasi Indonesia, Presiden Direktur Koperasi Benteng Mikro Indonesia (BMI) Kamaruddin Batubara mengatakan bahwa koperasi mengandung spirit kebersamaan, gotong royong, dan keadilan. Untuk itu, spirit itu yang harus dibangkitkan kembali menyongsong tahun 2021.
Untuk tetap eksis dalam situasi ekonomi global yang sedang tidak menentu sekarang, Koperasi BMI terus melakukan langkah-langkah anti mainstream dan melakukan terobosan dalam memenuhi kebutuhan anggotanya.
Buah kerja keras itu dibuktikan lewat peningkatan jumlah aset Koperasi BMI sebesar Rp603 miliar pada tahun lalu, menjadi Rp677 miliar pada November 2020. Di tahun 2021, Kopsyah BMI menargetkan pertumbuhan maksimal 10 persen. BMI juga berencana membangun Kantor Cabang Kemiri Kabupaten Tangerang dan partisi kantor pusat yang akan dibangun Divisi Konstruksi dan Toko Bangunan Kopmen BMI. Termasuk membangun pabrik bio ethanol, pabrik pupuk hayati dan air mineral.
Untuk mewujudkan itu, Kamaruddin Batubara membagikan tujuh kunci guna mewujudkan semua tujuan yang telah dituangkan dalam hasil RK-RAPB di Hotel Jayakarta, Anyer pada 1-3 Desember lalu.
Tujuh kunci tersebut adalah fokus, afirmasi, edifikasi, teachable, action, bersyukur dan qanaah. ”Hanya orang gila yang melakukan cara yang sama, untuk mendapatkan hasil yang beda, Jadi kita harus melakukan banyak cara dan inovasi untuk mewujudkan tujuan tersebut,” ujar Kamaruddin mengutip quote dari Ahli Fisika Dunia, Albert Einstein.
Dikatakannya, sikap fokus membuat kita memahami tujuannya, yakni membesarkan Koperasi BMI. Agar bisa fokus, tentu membutuhkan bekal pengetahuan ekonomi syariah yang cukup. Untuk itu, Kamaruddin mengajak semua lapisan pengelola Koperasi BMI untuk mempelajari ayat-ayat Muamalah. Ini untuk mejawab keraguan dari pihak luar bagaimana Koperasi Syariah beroperasi.
”Setiap ada pengajian rutin, teman-teman jangan ragu untuk bertanya mengenai ayat tentang akad, perdagangan, pertanian, kehutanan dan lain-lain. Jadi kalau nanti ada yang bertanya apa bedanya koperasi syariah dan koperasi lainnya itu beda banget, dan teman-teman bisa menjawabnya dan jelaskan ayatnya,” ujar Penulis Buku Best Seller Model BMI Syariah terbitan Kompas Gramedia tersebut.

Kamaruddin mengatakan, fokus juga harus dilandasi dengan DUIT (Doa, Usaha, Ikhlas dan Tawakal). Setelah fokus, langkah selanjutnya adalah afirmasi. Afirmasi merupakan sikap positif untuk meyakini diri sendiri bahwa dirinya bisa mewujudkan tujuannya.
”Setelah fokus, kita harus afirmasi. Kalau dalam dirinya sudah yakin mewujudkan tujuan itu, pasti bisa. Kalau ada keraguan ya sudah (menyerah). Orang lain bisa, kita pasti bisa. Ovo dan Gojek bisa membangun pasar digital, Koperasi BMI pasti bisa,” tegas pria kelahiran Mandailing Natal, 45 tahun silam itu. ”Ini soal mau atau tidak, kalau soal bisa, kita pasti bisa. Itu maksud dari afirmasi,” tambahnya.
Langkah selanjutnya, sambungnya, adalah Edifikasi. Edifikasi adalah cara berkomunikasi yang positif secara jujur. Saat dilapangan, edifikasi bisa tertuang dalam ajakan lewat ucapan yang rendah hati, tidak jumawa, tidak sombong dan menghargai orang tersebut. Edifikasi juga membutuhkan pihak ketiga untuk menguatkan apa yang telah sukses BMI lakukan hingga saat ini. ”Kata-kata harus positif. Kata sulit harus diubah menjadi tidak mudah. Kalau sudah ngomong sulit, sudah mundur dua langkah itu,” terangnya.
Langkah ke empat adalah teachable atau mau belajar dan merendah untuk terus belajar. Kamaruddin mengatakan, Koperasi BMI harus terus belajar. BMI harus melakukan banyak inovasi. Kreativitas dan inovasi menjadi cara koperasi BMI menjaga keberlanjutan (sustainability), baik pada organisasi dan usaha koperasi.
”Setelah semuanya selesai baru kita action. Caranya bagaimana? fokus pada solusi, bukan pada masalah. Lalu pilih kata-kata yang memotivasi dan memberikan semangat. Jangan mengurusi pekerjaan orang lain, jangan membuat asumsi dan jangan membuat cerita yang belum tahu juga (samar),” terangnya.
”Lalu bersyukur dan qanaah. Kemudian lakukan terus sampai sukses. Kita harus menuntaskan apa yang sudah kita mulai. Jangan pernah mundur, maju terus. Koperasi BMI ini punya kita. Harus kita perjuangkan,” tandasnya.(gar/KLIKBMI)