Kambara Jadi Dosen Tamu Di IPB University, Prof Lukman Baga : Kopsyah BMI Berikan Teladan Koperasi Yang Baik

BMI Corner

Bogor, klikbmi.com – Presiden Direktur Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara menjadi dosen tamu di depan 150 Mahasiswa Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University, Rabu 29 November 2023. Kepada peserta kuliah umum, pria yang akrab di sapa Kambara membawakan materi membangun koperasi yang Inovatif.

Koordinator Mata Kuliah Koperasi Agribisnis FEM IPB University Prof Lukman Bagja mengatakan, Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) telah memberikan teladan yang baik kepada masyarakat lewat program sosial dan pemberdayaan. Diantaranya menyerahkan 453 rumah gratis untuk anggota dan masyarakat dhuafa.

Koordinator Mata Kuliah Koperasi Agribisnis IPB University Prof Lukman M Baga : Koperasi BMI teladan koperasi yang baik kita contoh.

“Mengapa Pak Kamaruddin Batubara kita undang sebagai dosen tamu, karena sebagai Ketua Pengurus Kopsyah BMI telah memberikan teladan yang baik. Beliau mengurus Kopsyah BMI sampai sekarang terap berjalan dengan rel nya sebagai koperasi yang memberdayakan umat,” jelasnya.

“Koperasi menjadi kata-kata magic bagi generasi milenial. Pak Kamaruddin punya banyak ilmu yang yang bisa kita gali. Kopsyah BMI ini koperasinya luar biasa. Alhamdulillah, sekarang anggotanya sudah 300 ribu lebih,” tambah Prof Lukman yang disambut tepuk tangan para mahasiswa.

Kambara : Koperasi inovatif harus adaptif dengan perkembangan zaman.

Mengawali materinya, Kambara mengaku antusias jika berada di IPB University. Sebagai alumni Diploma Veteriner IPB, Kambara mengawali kisah bahwa embrio Kopsyah BMI berasal dari IPB.

Kambara mengatakan, Kopsyah BMI awalnya adalah Lembaga Pembiayaan Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (LPP-UMKM) yang merupakan artikulasi simpulan studi identifikasi skim-skim pembiayaan bagi pelaku UMKM yang dilakukan oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Tangerang dan Lembaga Sumberdaya Informasi Institut Pertanian Bogor (LSI-IPB) pada tahun 2002.

Kambara : Koperasi dibangun oleh orang yang jujur dan setia kawan

“Saya sangat antusias jika berada di depan adik-adik mahasiswa. Karena Kopsyah BMI lahir dari IPB,” jelasnya.

Penerima Penghargaan Satyalancana Wira Karya dari Presiden RI itu menjelaskan koperasi harus inovatif itu harus adaptif terhadap perkembangan zaman.

“Kopsyah BMI harus menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada baik di bidang Good Cooperative Governance (GCG) sekaligus model bisnisnya,” terang pria berdarah Mandailing itu.

Dalam seminar yang dimoderatori Dosen Agribisnis Rahmat Yanuar, Kambara menjelaskan bahwa koperasi sebenarnya berasal dari orang-orang yang ingin merubah hidupnya dengan cara yang lebih murah dan mudah.

Kambara memberikan pertanyaan definisi koperasi kepada mahasiswa Agribisnis IPB University.

Hal ini dituangkan dalam pengembangan Koperasi BMI Grup yakni Koperasi Sekunder Benteng Madani Indonesia (Koperasi Sekunder BMI). Terdapat 3 koperasi primer di BMI Grup, Kopsyah BMI pada sektor simpan pinjam dan pembiayaan syariah, Kopmen BMI ada sektor usaha riil khususnya sektor konsumsi.  Ketiga Kopjas BMI yang bergerak pada sektor jasa. Semuanya tidak berbadan hukum PT, semua koperasi

“Koperasi BMI Grup total anggota 302.700 orang. Bisnisnya apa saja, selama orang bisa mengerjakan, kita bisa mengerjakannya,” paparnya.

Alumnus IPB University ini menggarisbawahi pesan Bung Hatta bahwa koperasi tidak menghendaki orang-orang yang luar biasa untuk mengemudikannya, di mana-mana koperasi diusahakan oleh orang yang biasa-biasa saja yang bekerjasama di atas 2 sifat penting yakni jujur dan setia kawan.

Foto bersama ratusan peserta kuliah umum koperasi inovatif Departemen Agribisnis FEM IPB University.

” Koperasi ini lembaga independent dan bukan lembaga publik. Koperasi itu asasnya gotong royong dan kekeluargaan. Bagaimana keluarga ingin hidup sejahtera bersama-sama. Kuncinya kita harus belajar berbagi. Koperasi Syariah mengambil keuntungan sewajarnya,” jelasnya.

Penulis tiga buku Seri Peradaban Baru Koperasi Indonesia itu menjelaskan, tujuan koperasi adalah memberikan kesejahteraan anggota dan masyarakat umum.
Dalam Konferensi Koperasi di Jogjakarta Tahun 1946, Bung Hatta mengatakan bahwa konsep ekonomi Indonesia sesudah perang haruslah didasarkan kepada cita-cita tolong menolong.
” Kopsyah BMI tengah berjuang membangun Peradaban Baru Koperasi Indonesia bahwa harus menjadikan koperasi menjadi besar, harus dikelola profesional, harus menjadi mandiri, berkarakter dan bermartabat, koperasi harus peduli sesama dan koperasi harus berbasis pemberdayaan” tegas Kambara

Kambara menanggapi pertanyaan mahasiswi seputar Produk Kopsyah BMI.

Kambara menerangkan, untuk membangun koperasi yang inovatif ada beberapa aspek yang harus dibangun. Pertama adalah teknologi, dimana Koperasi BMI Grup kini memiliki dua dompet digital yakni Doit BMI dan BMI Mobile yang kini bisa didownload di Playstore dan Apps Store.

” Kopsyah BMI terus berinovasi terhadap produk Pembiayaan dengan berpegang pada Model BMI Syariah. Kemudian, Kopsyah BMI juga berinovasi membuat produk layanan yang bermuara pada kebutuhan anggota. Kemudian, pengelolaan Risiko antara anggota dan koperasinya.
Kemudian membangun kemitraan dan kolaborasi. Kami membangun captive market utnuk membangun sirkuit bisnis Koperasi BMI Grup,” paparnya.

Pencetus Model BMI Syariah juga menegaskan bahwa di Pasal 4 Undang- Undang Perkoperasian Nomor 25 Tahun 1992 bahwa fungsi koperasi selain ekonomi adalah fungsi sosial. Kambara juga mengingatkan, bahwa membangun koperasi syariah wajib mempraktekkan nilai-nilai sosial (social value). Kopsyah BMI punya gerakan Gassiteru kepanjangan dari gerakan sedekah Rp3.000 seminggu. Rp1.000 untuk infak, dan Rp2.000 untuk wakaf. Dari wakaf Rp2.000 seminggu, BMI telah mengumpulkan Rp33,2 miliar.

Kambara bersama Koordinator Mata Kuliah Koperasi Agribisnis IPB University Prof Lukman M Baga.

”Kami telah menyerahkan 453 rumah gratis. Dan itu nilainya Rp31,5 juta sampai Rp60 juta untuk satu rumah. Kita punya gerakan Gassiteru, yang dari wakafnya mencapai Rp33,2 miliar. Inilah koperasi, gerakan gotong royong dalam QS Al Maidah ayat 2 untuk saling tolong menolong dalam kebaikan,” paparnya.

“Alokasi dana wakaf yakni Sawah 100 hektar, masjid, rumah sakit dan sekolah dari TK sampai dengan Perguruan Tinggi yang gratis atau bayar seikhlasnya. Bayarnya dari mana? Dari bisnis yang kita jalankan,” tandas Kambara. (togar/humas)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *