Solo, KlikBMI: Presiden Direktur Koperasi BMI Group Kamaruddin Batubara menjadi panelis model pengembangan koperasi di Indonesia dalam perspektif perguruan tinggi dalam agenda Pelaksanaan literasi perkoperasian di depan 225 civitas Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jawa Tengah, Kamis 19 Desember 2024.
Ketua Pelaksana Acara Andina Elok Puri Maharani menerangkan acara literasi perkoperasian diikuti oleh Para civitas. Mereka yang hadir adalah mahasiswa, dosen, para peneliti dan perwakilan profesi.
“Tujuan agenda untuk meningkatkan literasi perkoperasian di kalangan akademisi agar nantinya kita bisa melakukan penelitian dan riset-riset pengetahuan kita tentang regulasi dalam mengembangkan model bisnis berbasiskan koperasi serta kita berharap semakin banyak skripsi, tesis dan disertasi perkoperasian agar iklim di kalangan akademis untuk membangun koperasi semakin terbangun,” jelasnya.
Sementara Sekretaris Kementerian Koperasi RI (Sesmenkop) Ahmad Zabadi menerangkan melalui agenda ini Kementerian Koperasi meminta dukungan dan masukan sekaligus pemikiran positif dalam membangun koperasi di Indonesia. Setelah berubah menjadi Kementerian koperasi, Kemenkop mendapat mandat yang kuat membangun koperasi di Indonesia.
“Kementerian Koperasi setelah menjadi Kementerian Tunggal menjadi momentum bagi kami untuk lebih fokus membangun koperasi lebih kuat,” jelasnya.
“Hal yang saat ini kita fokuskan adalah mendorong koperasi untuk terlibat dalam seluruh kegiatan usaha yang melibatkan banyak masyarakat, kita sadar masih ada regulasi yang membatasi keterlibatan koperasi di kegiatan bisnis tertentu dan ini diskriminatif, saya rasa Fakultas Hukum UNS bisa mencermati kebijakan baik secara langsung dan tidak langsung yang bersifat diskriminatif dan secara substansial bertentangan dengan UUD 1945 karena koperasi adalah entitas bisnis yang disebut secara otentik di Pasal 33 ayat 01 UUD 1945,” papar Ahmad Zabadi yang kehadirannya didampingi Deputi
Pengawasan Kementerian Koperasi Herbert Siagian.
Dengan style presentasinya yang segar dan penuh humor, Presdir Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara mengeluarkan resep-resep Rebranding koperasi Ala BMI. Pria yang karib disapa Kambara tersebut mengawali presentasinya dengan memperkenalkan Koperasi BMI Grup. Kambara juga menjelaskan aset dan detil tiga koperasi primer yang menjadi anggota Koperasi Sekunder Benteng Madani Indonesia (Koperasi Sekunder BMI) baik simpanan pokok dan simpanan wajib-nya secara transparan.
Kambara menerangkan Koperasi Sekunder menaungi 3 koperasi primer di BMI Group yakni Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) pada sektor simpan pinjam dan pembiayaan syariah, Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia (Kopmen BMI) pada sektor usaha riil khususnya sektor konsumsi. Ketiga Koperasi Jasa Benteng Mandiri Indonesia (Kopjas BMI) yang bergerak pada sektor jasa.
“Kopsyah BMI saat ini asetnya Rp1,3 triliun dengan simpanan pokok Rp10 ribu dan simpanan wajib perdana Rp5 ribu, jumlah karyawan Kopsyah BMI berjumlah 1.175 orang dengan anggota sebanyak 238.380 jiwa. Kemudian Kopmen BMI memiliki asset Rp97,9 miliar dengan anggota sebanyak 65.264 orang dengan simpanan pokok sebesar Rp100 ribu dan simpanan wajib Rp10 ribu. Kemudian koperasi primer ketiga adalah Kopjas BMI dengan asset Rp34,8 miliar dengan simpanan pokok sebesar Rp1juta dan simpanan wajib sebesar Rp100 ribu dengan anggota mencapai 1.041 orang dengan jumlah karyawan 24 orang,” jelasnya.
“Kemudian koperasi sekunder BMI kini asetnya telah mencapai Rp151 miliar dengan anggota tiga koperasi primer, dimana simpanan pokoknya Rp1 miliar dan simpanan wajibnya Rp25 juta. Dan jumlah karyawan Koperasi Sekunder BMI yakni 33 orang,” terang Kambara.
Kambara menjelaskan rebranding adalah proses untuk merubah citra dan persepsi publik. “Jadi yang bertanggung jawab untuk merebranding adalah koperasinya, bukan Kemenkop. Kemenkop punya kerjaan sendiri,” tegas Kambara.
Sementara tujuan dari rebranding koperasi, lanjut Kambara yakni meningkatkan daya tarik dan citra koperasi serta menyesuaikan citra koperasi sesuai zaman dan memperkenalkan koperasi di segmen pasar yang baru.
Inilah Link Semua Platfrom Media Sosial Kooperasi BMI Grup BMI
Kambara juga menerangkan 5 langkah rebranding koperasi. Langkah pertama adalah analisis situasi, kedua yakni menentukan tujuan dan sasaran. Langkah ketiga ialah menyusun identitas baru.
“Pada saat BMI telah berbadan hukum koperasi di tahun 2013, saya berfikir keras bagaimana BMI punya akun Youtube, tiga tahun kemudian kita punya akun Youtube dengan nama BMI News di tahun 2016. Bahkan koperasi yang pertama bikin podcast adalah kami,” jelas Kambara.
Kemudian semua platform medsos BMI kita aktifkan, kita punya portal berita di klikbmi.com
“Langkah rebranding koperasi selanjutnya adalah pelatihan anggota dan karyawan. Kemudian rebranding logo BMI di 11 Armada Ambulans gratis Koperasi BMI,” papar Kambara
Kemudian BMI menghadirkan BMI Mobile dan Doit BMI dalam mendorong digitalisasi koperasi di tengah anggota dan masyrakat.
Kemudian BMI mendorong optimalisasi benefit sosial pemberdayaan. BMI telah membagi bagikan 513 unit hibah rumah siap huni (HRSH) dan Koperasi BMI sabet Rekor MURI Hibah Rumah Gratis ke3 dalam penyerahan HRSH unit ke 500 di Cisoka, Tangerang 2 Oktober 2024 lalu.
“Jadi untuk koperasi di Indonesia, saya menantang tolong salip BMI, Dapat Rekor MURI yang ke 700, dahulukan kami ini tujuannya sama rebranding, rumah gratis sekarang indentik dengan Koperasi BMI
Di akhir presentasi, Kambara memutar video Bukit Manik Indonesia di Kampung Lokapurna, Gunung Sari, Pamijahan Bogor. Kambara menyatakan ini adalah Kawasan wisata yang dibangun oleh Koperasi BMI
Sejumlah panelis juga dihadirkan seperti Suwandi seorang akademisi, penggiat koperasi dan pengembang kewirausahaan, Margetti Herwin dari U-Coach Indonesia.
Asisten Deputi SDM dan Pengembangan Perkoperasian Kemenkop RI Nasrun Siagian Didapuk sebagai Master of Ceremony.
Dalam pemaparannya, Suwandi menjelaskan secara teori Society Cooperative bagaimana kedudukan Presiden direktur koperasi dalam sosio ekoonomi koperasi sejajar kedudukannya dengan Direktur Utama Bank “Pak Kambara ini sama sejajarnya dengan Direktur Bank Mandiri, kalau berkirim surat pasti di balas,”
“Nah itulah mengapa, nomenklatur presiden direktur dan direktur itu penting dalam koperasi karena ada kesejajaran dalam dunia yang begitu kompetitif ini,” tandas Suwandi. (Togar/Humas)