Nasehat Dhuha, Senin 26 September 2022 | 29 Shafar 1444 H | Oleh : Casmita, SE, ME
Klikbmi, Tangerang – Ibu Tini (57) tahun dan Pak Madiar (66) adalah pasangan suami istri yang tinggal di Kp. Waru Jaya RT 06 RW 06, Desa Waru Jaya, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Ibu Tini merupakan pedagang tape dan uli keliling dan Pak Madiar tidak bekerja karena sakit. Pada hari itu terlihat wajahnya sangat senang dan antusias menyambut tamu yang datang ke rumah anaknya yang dijadikan tempat kumpul acara peletakan batu pertama Hibah Rumah Siap Huni (HRSH), karena kondisi hujan lebat tidak memungkinkan untuk dilakukan peletakan batu pertama di lokasi rumahnya yang akan di bangun.
Walaupun kondisi hujan lebat Ibu Tini dan keluarga sangat yakin tamu undangan pasti datang karena mereka sudah menyiapkan tape uli hasil olahan tangannya sendiri untuk disajikan di hadapan para tamu yang hadir. Dan benar saja walaupun hujan lebat tamu pun berdatangan baik dari Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) maupun dari pemerintah setempat. “Silahkan dicicipi makanannya Bapak Ibu” ucapnya dengan ikhlas.
Ketika kami bertanya amalan apa yang menyebabkan Ibu Tini mendapatkan Hibah Rumah Siap Huni (HRSH) dari Kopsyah BMI. Beliau hanya menjawab ga tahu ya pak, “Saya mah sehari-hari ya begini aja seneng kalau banyak tamu datang kerumah dan kalau saya dagang keliling terus dagangan saya ga habis ya saya bagiin ke orang-orang takut mubajir ga kemakan kalau dibawa lagi ke rumah” ujar Ibu Tini pada penulis.
Manajer Kopsyah BMI Cabang Parung Ibu Zulfah pun menimpali ” Iya Pak, di rumahnya, sebelum di robohkan rumah Ibu Tini juga dijadikan tempat kumpulan ibu-ibu anggota Kopsyah BMI, setiap kumpulan Ibu Tini selalu menyediakan air minum berupa teh manis bahkan air susu untuk semua anggota yang datang ke rumahnya tanpa terkecuali dan dengan antusias menyuguhkannya. Walaupun petugas sudah melarang ditakutkan merepotkan Ibu Tini dan keluarga” timpal Ibu Zulfah.
Salah satu anaknya pun ikutan menimpali, “ Ibu saya kalau dagang keliling selalu tidak ada sisa di dalam pancinya, tapi pendapatan omsetnya tiap hari ga sama, kemudian saya tanya kenapa bisa habis tapi hasil uangnya hanya dapat segini, Ibu saya bilang sisanya dibagiin ke orang-orang di jalan yang dilihatnya seperti butuh, begitu Pak” ujar anak Ibu Tini.
Ibu Tini memang terkenal di kampungnya sebagai pedagang tape dan uli keliling yaitu makanan tradisional yang terbuat dari beras ketan. Tapenya enak dan punya rasa tersendiri bahkan anaknya pun tidak bisa membuat rasa yang sama enak seperti yang dibuat Ibu Tini.
Penulis menyimpulkan apa yang dilakukan Ibu Tini dalam menyambut tamu sebaik mungkin dan selalu berbagi kepada siapa saja jika ia berdagang dilakukannya dengan sangat ikhlas.
Mengapa Ibu Tini mendapatkan Rumah Gratis dari Kopsyah BMI, inilah balasan untuk Beliau yang selalu berbuat baik kepada siapa pun seperti selama ini ia dilakukan. Allah balas dengan sepuluh kali lipat sesuai firman Allah SWT. Dalam surat Al-an’am ayat 160:
مَنْ جَاۤءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهٗ عَشْرُ اَمْثَالِهَا ۚوَمَنْ جَاۤءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزٰٓى اِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ
Artinya: Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan barangsiapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikit pun tidak dirugikan (dizalimi).
Sobat Klikbmi di manapun berada tentu pernah mendengar ajakan untuk berbuat baik kepada sesama, entah itu dari orang tua, guru, atau pemuka agama. Pernahkah muncul di benak Sobat Klikbmi soal mengapa kita harus berbuat baik kepada sesama? Apa manfaat melakukan kebaikan tersebut, untuk mendapatkan pahala atau balasan perbuatan baik? Jika mengingat ayat Al-Qur’an, ajakan untuk berbuat baik kepada sesama itu lebih dari sekadar upaya mendapat pahala maupun balasan. Mari kita simak beberapa kutipan Al-Qur’an yang mengajarkan kita untuk giat berbuat baik dengan hati tulus!
Pertama, kebahagiaan datang bagi yang gemar berbuat baik, “[…] Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” Kutipan ini berasal dari surat Al-A’raf: 56. Dalam ayat tersebut disebutkan bahwa rahmat Allah senantiasa ada bagi siapapun yang tulus menyebarkan kebaikan kepada orang-orang di sekitarnya.
Ayat ini dapat ditafsirkan bahwa berbuat baik akan mendatangkan kasih sayang dari Allah SWT di dunia maupun akhirat. Melakukan perbuatan baik akan membuka pintu kebahagiaan, kesehatan, dan ketenangan hati. Berbuat baik bisa juga diartikan sebagai satu langkah lebih dekat untuk meraih rahmat Allah.
Kedua, selalu ingat kebaikan yang datang dari Allah SWT. Terkadang sebagai makhluk ciptaan Allah SWT, kita lupa untuk bersyukur. Padahal, semua yang ada pada diri kita adalah nikmat pemberian Sang Khalik, mulai dari kesehatan, harta, hingga pengetahuan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 122 yang berbunyi, “Ingatlah nikmat yang telah Aku berikan kepadamu.”
Allah tidak pernah meminta manusia untuk membalas seluruh nikmat-Nya dengan harta benda. Dalam firman-Nya, Allah hanya meminta manusia untuk mengingat nikmat yang telah Ia berikan. Nah, berbuat baik kepada sesama adalah salah satu cara mengingat nikmat pemberian Allah SWT. Menolong sesama dan tidak menzalimi orang lain merupakan tindakan sederhana yang membantu kita untuk tidak mengingkari nikmat dari Allah SWT serta menjadi cerminan kebaikan yang datang dari Allah SWT.
Ketiga, berbagi kebaikan juga untuk diri sendiri. Beberapa orang beranggapan bahwa berbuat baik itu bertujuan untuk mendapatkan manfaat berarti. Anggapan yang tidak salah, namun sejatinya, perbuatan baik kita kepada orang lain layaknya “boomerang kebaikan” bagi diri kita sendiri. Jadi, saat kita menolong orang lain, bukan hanya mereka yang merasakan manfaatnya, tetapi juga kita.
Hal ini disebutkan di surat Al-Isra’ ayat 7 yang berbunyi, “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri.” Kebaikan untuk orang lain akan mendatangkan kebaikan untuk diri sendiri. Sebaliknya, perbuatan buruk kepada orang lain juga akan mendatangkan keburukan bagi siapapun yang melakukannya.
Keempat, terus bersyukur dan bersikap positif. “Barang siapa bertakwa kepada Allah, maka Ia akan menjadikan jalan keluar baginya dan memberinya rezeki dari jalan yang tidak disangka […]” Dalam surat Ath-Thalaq ayat 2-3, Allah menjanjikan jalan keluar berupa rezeki yang tak terduga bagi umat-Nya yang bertakwa dan senantiasa tawakal. Ayat ini mengajarkan kita untuk selalu bersikap positif dan husnuzan (berprasangka baik) kepada Allah SWT. Rajin beribadah dan melakukan kebaikan akan meningkatkan ketakwaan kita. Selalu ingat janji Allah bahwa Ia akan memberi rezeki dan jalan keluar bagi ciptaan-Nya yang berjalan lurus sesuai ajaran-Nya.
Kelima, setiap langkah baik sangatlah berarti. Terkadang, manusia ragu untuk berbuat baik kepada sesama karena merasa kebaikannya tidak cukup bernilai. Namun, sebenarnya sebuah kebaikan tetaplah kebaikan dan lebih baik dari beribu keburukan. Allah menyatakan hal ini melalui firman-Nya dalam surat Al-Maidah ayat 100, “Katakanlah (Muhammad), ‘Tidaklah sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya keburukan itu menarik hatimu.”
Setiap kebaikan, meskipun kecil bentuknya, akan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Begitu pula dengan keburukan, seremeh apa pun bentuknya juga akan mendapat ganjaran. “Barangsiapa yang berbuat kebaikan (sebesar biji dzarrah), niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barangsiapa yang berbuat kejahatan (sebesar biji dzarrah), niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.”
Jadi, jangan merasa ragu untuk selalu berbuat baik, sekecil apapun itu. Setiap langkah baik kita berarti dan Allah SWT pun telah menjanjikan balasan untuk setiap kebaikan yang kita lakukan. Semoga kutipan ayat-ayat Al-Qur’an di atas bisa menginspirasi kita semua untuk berbuat baik kepada sesama.
Wallahu a’lam bish-showaab.
Semoga Allah menuntun kita semua untuk selalu berbuat kebaikan dengan rutin dan ikhlas. Mari terus ber-ZISWAF (Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BSI eks BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela: 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI: 0000000888. (Sularto/Klikbmi)