Kisah Ibu Kartinah Dan “Mukjizat” Berbakti Pada Orang Tua

Edu Syariah


Nasehat Dhuha Rabu 28 September 2022 | 2 Rabiul Awal 1444 H | Oleh : Sularto

Klikbmi, Tangerang – Kemarin (Selasa,27/9) dari penyerahan Hibah Rumah Siap Huni (HRSH) Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) ke-380 di Kampung Kidul, Desa Ranca Bango, Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang terdapat pelajaran luar biasa yang bisa kita petik.


Ibu Kartinah di usianya yang tiga tahun lagi menginjak kepala enam masih harus merawat kedua orang tuanya yang sudah tua renta. Sehari-hari, Kartinah bersama suaminya Arnan (62 tahun) merawat dengan penuh kesabaran kedua orang taunya. Mereka yang sehari-hari hanya punya penghasilannya Rp 50 ribu- Rp 70 ribu masih harus merawat orang tuanya yang sudah renta. Kesabarannya dalam merawat kedua orang tuanya berbuah mukjizat, pasangan keluarga ini mendapatkan rumah gratis Kopsyah BMI.
Pembangunan ulang dari nol rumah Ibu Kartinah oleh Kopsyah BMI berawal saat Rembug Pusat Gelatik memberitahu kepada staf lapang bahwa rumah Ibu Kartinah ambruk diterjang hujan lebat dan angin kencang.

Ibu Kartinah dan suaminya, Arnan di depan rumahnya yang dibangun ala kadarnya usai ambruk dihajar angin kencang
Penyerahan simbolis kunci HRSH Kopsyah BMI ke-380 oleh Kadiskop Usaha Mikro Nurul Hayati bersama Presdir Koperasi BMI Grup Kamaruddin kepada Ibu Kartinah dan Pak Arnan. Nurul juga menghadiahkan satu unit kipas angin untuk pasutri yang sedang berbahagia itu


Memang kita tidak perlu ragu lagi hikmah dan keutamaan merawat orang tua atau birrul walidain. Kita tidak perlu ragu lagi bahwa birrul walidain merupa amalan yang utama. Hukumnya fardhu ain dan amalan ini merupakan hak orang tua atas anak-anaknya. Orang tua, apalagi jika sudah sepuh, merupakan gerbang untuk masuk ke dalam surga.Rasulullah SAW bersabda:


رَغِمَ أَنْفُهُ ، ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ،ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ “. قِيلَ : مَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ : ” مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ، أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا، ثُمَّ لَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ “.

Artinya: ”Celaka seseorang itu (diulang tiga kali). Sahabat bertanya: siapa yang celaka wahai Rasulullah? Beliau menjawab: orang yang mendapati salah satu orang tuanya atau dua-duanya dalam keadaan tua, kemudian (anak tersebut) tidak masuk surga.” (HR Muslim).


Imam Nawawi dalam Almanhaj mengatakan hadis ini memotivasi seseorang untuk melakukan birrul walidain dan menjelaskan besarnya pahala merawat orang tua. Jadi, merawat orang tua hingga sudah sepuh merupakan sebab masuknya seseorang ke dalam surga.


Keutamaan berbakti kepada orang tua menurut sebagian ulama merupakan amalan yang dapat menggugurkan dosa-dosa besar. Oleh karena itu, orang yang diberi hidayah oleh Allah SWT untuk berbakti kepada orang tua seakan mendapat ghanimah atau harta yang sangat besar.
Keberhasilan berbakti kepada orang tua tergantung kepada ketelatenan dan kesabaran seseorang.

Semakin tua usia orang tua, maka harus semakin telaten dan sabar dalam menghadapinya. Allah SWT berfirman:


وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا * وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ

Artinya: “Dan Allah telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah kepada selain-NYA, dan hendaknya kamu berbuat baik kepada orang tuamu. Jika salah seorang di antara keduanya atau dua-duanya hidup sampai usianya lanjut, maka janganlah sekali-kali mengatakan kepada mereka ucapan ‘ah’, dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka ucapan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang.“ (QS Al-Isra’: 23-24).

Ayat ini menjelaskan bahwa berbakti kepada orang tua ketika mereka telah lanjut usia memerlukan kesabaran lebih. Jadi, perlu sekali menjaga perkataan dan sikap dan meningkatkan kesabaran tanpa keluh kesah.

Dalam banyak ayat, Allah SWT mengingatkan agar manusia berbuat baik pada kedua orangtuanya.


وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.

Dalam ayat yang lain Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk bersyukur kepada kedua orang tua setelah bersyukur kepada-Nya:


وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْناً عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

Artinya: “Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS Luqman: 14).

Bukan hanya sebagai bentuk rasa syukur, merawat orang tua atau birrul walidain ini juga bahkan setara dengan jihad atau perang di jalan Allah SAW. Suatu ketika, seorang sahabat bernama Jahimah pernah datang kepada Nabi dan berkata: “Ya Rasulullah aku ingin ikut perang dan aku datang kepadamu untuk meminta saran.” Rasulullah pun bertanya: “Apakah kamu masih mempunyai ibu?”. Dia menjawab: “Ya, masih.” Maka beliau bersabda, “Kalau begitu, temanilah ia, karena surga itu terletak di kedua kakinya.” (HR Ahmad).

Mukjizat berbakti pada orang tua, dapat kita temukan dalam sejarah hidup seorang sahabat, ketika ibu dari Iyas bin Muawiyah wafat, lyas meneteskan air mata tanpa meratap, lalu beliau ditanya seorang sahabat tentang sebab tangisannya. Jawabnya, “Alloh telah membukakan untukku, beberapa pintu untuk masuk surga, sekarang, satu pintu telah ditutup.” Begitulah, orangtua adalah pintu surga, bahkan pintu yang paling tengah di antara pintu-pintu yang lain. Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Orang tua adalah pintu surga yang paling tengah, terserah kamu, hendak kamu terlantarkan dia, atau kamu hendak menjaganya.” (HR Tirmidzi).


Al-Qadhi berkata, “Maksud pintu surga yang paling tengah, adalah pintu yang paling bagus dan paling tinggi. Dengan kata lain, sebaik-baik sarana bisa mengantarkan seseorang ke dalam surga dan meraih derajat yang tinggi adalah dengan mentaati orangtua dan menjaganya.”


Bersyukurlah jika kita masih memiliki orang tua, karena di depan kita masih ada pintu surga yang masih terbuka lebar. Terlebih bila orangtua telah berusia lanjut. Dalam kondisi tak berdaya, atau mungkin sudah pelupa, pikun dan terkesan cerewet, atau tak mampu lagi merawat dan menjaga dirinya sendiri, persis seperti bayi yang baru lahir.

Bagi kita yang tidak lagi memiliki orang tua tetaplah berbakti dengan terus mendoakannya setiap saat dan bersedekah serta berwakaf atas nama kedua orang tua. Mudah-mudahan kita dapat mengambil hikmah dari keutamaan berbakti kepada orang tua yang kita peroleh dari kisah Ibu Kartinah yang dengannya mendapatkan hadiah dari Allah berupa rumah dari Kopsyah BMI.


Mari terus ber-ZISWAF (Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BSI eks BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888. (Sularto/Klikbmi)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *