Dulu Jadi Korban PHK, Kini Anggota Kopsyah BMI Cabang Mauk Ini Bisa Membeli Kios Untuk Bengkel Suaminya
Nasehat Dhuha Senin, 3 Oktober 2022 | 7 Rabiul Awal 1444 H | Oleh : Ustadz Fakhry Fadhil, S.Sy, M.H
Tangerang, klikbmi.com – Suara speaker ruang HRD mengagetkan Ipah dan rekan-rekannya yang saat itu tengah bekerja. Ipah dan rekannya yang saat itu sedang bekerja saling berpandangan. Seperti biasa, pengeras suara di ruang HRD perusahaan garmen itu terdengar jika ada keadaan darurat atau pembagian THR. Tapi ini tidak. Pabrik dan karyawannya bekerja seperti biasa.
“Informasi untuk semua karyawan diharapkan untuk berkumpul di ruang HRD,” begitu suara pengumumannya.
Ipah bersama rekan-rekannya pun beranjak ke arah suara. Sesampainya di aula pabrik. Suasana keganjilan semakin terasa. Pihak perusahaan mengumumkan bahwa omset dan permintaan barang mengalami penurunan, mereka terpaksa mengeluarkan kebijakan untuk mengurangi karyawan.
Nama Ipah pun tertera dalam daftar nama yang harus diputus kontrak oleh Pabrik Garmen di Pasar Kemis Tangerang itu. Ipah dan rekan-rekannya pun bertanya, selama ini mereka sudah bekerja semaksimal mungkin, tugas yang diembankan kepada mereka dilakukan semaksimal mungkin. Tapi mengapa, harus diputus tanpa pertimbangan. Semua pertanyaan itu hanya bisa dipikirkannya sendiri.
Setelah pengumuman itu, Ipah pulang ke rumah. Ia tak mau larut dalam kepedihan itu. Entah berapa orang lagi yang harus menerima kenyataan pahit harus dirumahkan atau dengan kata lain di PHK. “Saya hanya bisa pulang, mikirin gimana bayar kontrakan kios setiap bulannya,” ujar Ipah kepada penulis.
Kejadian pahit di awal tahun 2016, cukup membuat keluarga Ipah menderita. Kebimbangan mengelilingi benaknya setiap malam. Bagaimana bisa, ia yang masih menganggur harus memenuhi kebutuhan keluarga dengan hanya mengandalkan usaha bengkel motor milik suaminya, Abdillah. Sementara, bengkel itu harus membayar sewa setiap bulannya.
”Mau bisnis waktu itu, nggak ada modal pak. Kesana kemari cari pinjaman juga nggak ada yang mau ngasih,” kata anggota Kopsyah BMI Cabang Mauk itu.
Hingga kemudian, Ipah pun mencoba berjualan cemilan dengan modal seadanya. Hampir setahun membuka usaha, Ipah pun mengenal Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI). ”Kenalannya akhir tahun 2016 dekat-dekat tahun baru. Awalnya memang cuma nabung saja pak, eh keterusan bisa sampai sekarang dan dapat amanah dari BMI,” paparnya.
Setelah dua bulan menyimpan di BMI, Ipah pun mengajukan pembiyaan untuk modal usahanya. Ia menjual makanan cemilan yang dibungkus ulang menjadi ukuran lebih kecil lalu dititipkan ke warung-warung. Selain dititipkan, Ipah berjualan sendiri berkeliling ke rumah-rumah tetangganya. Kegiatan itu masih dilakukannya hingga sekarang. ”Kalau saya berdagang, suami saya di bengkel,” ujarnya.
Ipah mengaku hanya mengandalkan kepercayaan Kopsyah BMI untuk membangun usahanya. ”Saya masih ingat dulu pertama kali dapat pembiayaan sebesar Rp 2 juta, sekarang Alhamdulillah bisa dapat Rp 30 juta,” terangnya.
Sejak berkenalan dengan Kopsyah BMI, spare part dan servisnya semakin variatif. Abdillah bersyukur istrinya bisa mendapatkan amanah dari BMI untuk membangun bengkel terus.
Sejak di PHK, Abdillah mengatakan sering kali pindah lokasi bengkel karena harga sewanya tinggi. Ia pun pernah membuka bengkel dengan menyewa tanah. Namun sama saja, harga sewa tanah kian hari kian tinggi. Ia pun kerap pindah mencari lokasi yang terjangkau.
Kegigihan itu akhirnya terbayar. Di tahun 2019, Ipah membeli satu kios di Desa Kedung Dalam, Kecamtan Mauk. Kios bengkel motor membuat Abdillah tenang, tanpa harus berpindah-pindah lokasi bengkel lagi. Kini, Abdillah terus belajar agar tidak ketinggalan dengan pesatnya perkembangan motor saat ini.
”Alhamduillah, istri saya mendapatkan amanah dari Kopsyah BMI dan bengkel saya bisa meningkat sampai sekarang. Sekarang, saya harus mengikuti perkembangan jaman, baik motor manual dan metic harus kita ketahui bagaimana memperbaikinya. Kan kalau kita mengikuti zaman, bengkel ini bisa bertahan, berjalan terus dan dapur juga ngebul,” ujar Abdillah.
Alhamdulilah suatu keberkahan yang didapatkan oleh Ipah dan keluarga. Ketika mau terus berusaha dan berdoa kepada Allah SWT, Ipah pun tak mau luput dengan akhiratnya. Ia tercatat di dalam data base program wakaf kopsyah BMI, ia sudah dua kali berwakaf untuk atas nama kedua orang tuanya dan saat ini dilanjutkan berwakaf atas nama kedua mertuanya.
Dalam kehidupan kita pasti mempuyai sebuah harapan yang kita inginkan terkadang apa yang kita inginkan tidak kita dapatkan. Bisa saja ada yang salah dengan hal kita lakukan. Hal yang perlu kita renungkan harapan yang kita inginkan harus di imbangi dengan proses yang tak mudah, kerja keras dan berserah diri..
Seperti dalam Firman Allah di QS Ar-Rad ayat 11 :
اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.
Maka setiap keinginan kita harus diimbangi dengan ikhtiar, dan berdoa supaya Allah bisa memberikan jalan untuk kita menggapai keinginan tersebut.
Wallahu a’lam bish-showaab
Mari terus ber-ZISWAF (Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BSI eks BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888.
(Togar Harahap/Klikbmi)