Mau Sukses? Kuncinya Dua, Jujur dan Jago Komunikasi

BMI Corner
Materi Hari Terakhir Diklat Asmen Kopsyah BMI Angkatan Kedua  

Klikbmi.com – Hidup harus sesuai kemampuan bukan kemauan. Begitu yang disampaikan Direktur Keuangan Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) Makhrus di akhir Materi Laporan Keuangan dalam Diklat Asisten Manajer di Istana Nelayan Hotel, Jatiuwung, Kota Tangerang, Sabtu 1 Oktober 2022.

Di hari ini, ke-84 asisten manajer Kopsyah BMI mendapatkan dua materi yakni komunikasi yang disampaikan oleh Direktur SDM Kopsyah BMI Agus Suherman dan Laporan Keuangan oleh Direktur Keuangan Kopsyah BMI Makhrus.

Makhrus menjelaskan hidup dengan sederhana bukan berarti jauh dari self award atau bahkan hidup pelit kepada sesama. Melainkan hidup yang dilaksanakan sesuai batas kemampuan finansial dan mengedepankan kebutuhan daripada keinginan yang berorientasi pada keseimbangan dan keberlanjutan hidup.

Direktur Keuangan Kopsyah BMI Makhrus menyampaikan bahwa kejujuran menjadi etos kerja yang mutlak dimiliki semua karyawan Koperasi BMI.

”Kalau butuh sesuatu, jangan lari ke pinjaman online (pinjol). Bukankah kawan-kawan asmen di sini jika ada keperluan kuliah, keperluan keluarga mendesak, bisa dikomunikasikan oleh manajer cabang. Jadi mengapa harus ke pinjol?. Jika ingin sesuatu misalnya handphone, kenapa tidak disimpan di simpanan sukarela untuk kemudian dibelanjakan ke Kopmen BMI,” ujar pria murah senyum ini.

Makhrus juga mengingatkan, bahwa kejujuran merupakan syarat paling mendasar dalam berkoperasi. Contohnya dapat menjaga simpanan anggota dengan baik, bertanggung jawab terhadap tupoksi, disiplin waktu dan tidak melakukan fraud atau perbuatan tercela lainnya.

“Hal yang paling utama ketika bekerja adalah kita harus mempunyai sifat yang jujur karena jujur ketika berkomunikasi merupakan salah satu poin penting untuk menyukseskan koperasi BMI sekaligus membangun kepercayaan anggota. Kita wajib bersikap jujur dalam segala hal, mulai dari hal yang kecil seperti menyusun laporan keuangan yang tadi kita bahas bersama-sama. Agar apa? Agar kita bisa sukses bersama di BMI,” jelasnya.

Suasana diklat asmen Kopsyah BMI angkatan kedua di Istana Nelayan Hotel, Jatiuwung, Kota Tangerang. Acara ini didukung penuh oleh Divisi Diklat dan Divisi EO Koperasi Jasa Benteng Mandiri Indonesia.

Keterampilan berbicara di depan anggota, apalagi dalam rembug pusat mutlak harus dimiliki oleh para asisten manajer. Dalam kesempatan ini, Direktur SDM Kopsyah BMI Agus Suherman membagikan pengetahuan dan pengalamannya tentang dunia public speaking khas Kopsyah BMI dalam rembug pusat.

Satu hal penting yang ia tanamkan di hadapan para asmen adalah berbicara di depan rembug pusat harus mudah dipahami seluruh anggota. Artinya, penggunaan istilah yang terkesan asing dan sulit dicerna itu harus dihindari.

”Gunakan pembendaharaan kata yang banyak dan variatif. Kemudian kuasai pengetahuan tentang produk simpanan dan pembiayaan Kopsyah BMI, agar pesannya bisa tersampaikan dengan baik,” jelas Agus.

Selain memberikan materi, Agus juga mengetes bagaimana para asmen berkomunikasi dari awal rembug pusat dimulai hingga selesai.

Sebelum memulai, mengucapkan salam untuk anggota yang hadir di sana adalah hal yang wajib. Kemudian menanyakan kabar anggota. Menyapalah dengan pilihan kata yang baik, jangan sembarangan meski sudah akrab. Semua dilakukan agar rembug pusat lancar. Setelah itu kita mulai rembug pusat,” terangnya.

Direktur SDM Kopsyah BMI Agus Suherman menyampaikan kiat berkomunikasi dengan anggota saat rembug pusat.

Komunikasi akan terjalin dengan baik saat di bagian evaluasi dan motivasi. Saat kita promosi promosi produk Koperasi BMI, kita sampaikan dan menunggu tanggapan dari anggota atas produk ini. Dari sana kita bisa mengukur ketertarikannya atas produk yang kita promosikan. Selain itu, Agus juga menjelaskan bentuk komunikasi verbal dan non verbal.

”Gestur dan verbal adalah unsur paling penting dalam rangka berkomunikasi. Cara berkomunikasi menjadi yang utama dalam rangka menyampaikan informasi dengan baik dan menarik sehingga promosinya dapat tersampaikan. Percuma promosinya baik akan tetapi cara menyampaikannya salah maka juga tidak akan sampai pesannya”, ujar Agus.

 Ada lima bentuk kegagalan komunikasi, sambung Agus, Yaitu :

  1. Apa yang dikatakan, tidak didengar,
  2. Yang didengar, tidak dimengerti,
  3. Yang dimengerti, tidak disepakati,
  4. Yang disepakati tidak dilakukan
  5. Yang dilakukan tidak berlanjut
Agus menyampaikan, minimnya pengetahuan petugas saat mempromosikan produk membuat informasi tidak tersampaikan dengan baik.

Kiat yang terakhir adalah, belajar cara mengambil alih perhatian di rembug pusat. ”Ambil alih perhatian mereka, bisa bersiul, bisa berdehem. Jika kita mengerti siapa anggota kita, maka kita tahu bagaimana cara menyampaikan informasi tersebut dengan cara yang sesuai dengan anggota kita, sehingga pesan atau promosi dapat tersampaikan dengan baik”, jelasnya yang kemudian juga berpesan agar kita harus menjadi orang yang bisa berkomunikasi.

Selain itu, Agus juga menyampaikan bentuk selling skill. Yakni kita harus Percaya diri, ramah, meyakinkan, responsive, dan service oriented. ”Syarat selling skill adalah kita harus mengenal jenis produk, kemudian keunggulan produk dan mampu menjualnya,” tandasnya.

(Togar Harahap/Klikbmi)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *