وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖوَاتَّقُوا اللّٰهَ
Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan” (Q.S Surat Al-Ma’idah ayat 2)
Tangerang, Klikbmi.com: Buku Membangun Koperasi Dan Koperasi Membangun karangan Bung Hatta merupakan warisan pemikiran visioner Bung Hatta yang mengandung nila-nilai luhur berkoperasi dan layak dipedomani serta ditiru para insan dan penggiat koperasi di seluruh Indonesia. Di halaman ke 20 buku tersebut terdapat kutipan “Dan hanya koperasi-lah yang dapat merintis jalan yang aman dan sehat untuk mencapai kemakmuran rakyat, rohani, dan jasmani, yang pada gilirannya menjadi sendi kesejahteraan sosial. Koperasi menghidupkan semangat demokrasi yang sebenarnya, yaitu demokrasi politik, ekonomi, dan sosial!”
Presiden Direktur Koperasi BMI Grup, Kamaruddin Batubara menanggapi kutipan tersebut dengan mengartikan bahwa Koperasi itu dilakukan berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Bagaimana membuat bisnis dirumuskan secara bersama-sama, berdasarkan kebutuhan bersama, sehingga tidak ada produk yang idle, pembiayaan efektif dan semua produktif dalam rangka mencapai kesejahteraan bersama. Ia menekankan hal tersebut bukanlah sesuatu yang mudah tetapi bisa dilakukan dengan semangat kekeluargaan dan gotong royong.
“melalui semangat kekeluargaan dan gotong royong itulah, kita harus mencari cara bagaimana ekonomi anggota harus meningkat, kemudian juga aktivitas sosial dan kepedulian antar sesama harus terus ditumbuhkan dan juga partisipasi dalam politik karena politik itu bisa mewarnai kehidupan ekonomi dan sosial” Tegas pria yang karib disapa Kambara tersebut.
Hal tersebut sejalan dengan konsep Koperasi yang diamanahkan Bung Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Koperasi menurut Bung Hatta adalah gerakan ekonomi kerakyatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bersama didasarkan pada semangat kekeluargaan dan gotong royong.
Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) yang dipimpin Kambara dibangun dengan konsep taawun (saling tolong menolong dalam kebaikan) dengan penuh semangat gotong royong dan kekeluargaan yang merupakan azas koperasi dalam kegiatannya. Gotong royong artinya kegiatan bekerja bersama-sama untuk membantu orang lain atau membangun fasilitas bersama. Sementara arti kekeluargaan adalah sifat saling tolong-menolong, sukarela, dan saling membantu.
Prinsip tersebut digaungkan Kambara melalui Model BMI Syariah sebagai inti pemikiran dalam mengembangkan Koperasi dan berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan anggota melalui lima instrumen dasar, yaitu sedekah, pinjaman, pembiayaan, simpanan, dan investasi melalui pengembangan budaya menabung dan pemberdayaan Zakat, Infaq Sedekah dan Wakaf (Ziswaf), untuk mewujudkan lima pilar pemberdayaan di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan spritual.
Semangat kekeluargaan dan gotong royong merupakan salah satu nilai yang terkandung dalam Pancasila. Dimana menurut Kambara, Koperasi dapat mewujudkan sila kelima Pancasila yang juga secara tidak langsung memenuhi keempat sila sebelumnya. Baca disini: https://klikbmi.com/pojok-kambara-koperasi-dapat-mewujudkan-sila-ke-5-pancasila/#google_vignette
“Dengan konsep taawun dan bergotong royong, kita bisa melakukan apapun untuk kemaslahatan umat. Kita akan buktikan kepada dunia, bahawa koperasi mampu berbuat lebih seperti halnya perusahaan besar lainnya, mampu mengelola sumber daya manusia yang mumpuni, memiliki sumber bahan baku yang cukup, dan memiliki akses pemasaran dan jaringan yang luas sehingga mampu mensejajarkan diri dengan pelaku ekonomi lainnya (korporasi swasta dan BUMN), dan tidak dipandang lagi sebagai pelaku ekonomi kelas dua di negeri ini” Pungkas Pria penerima penghargaan Pegiat Koperasi dan Desa dari HA IPB University tersebut. (Nur/Humas)