Lewat HRSH, Ziswaf BMI Kembali Menggebrak Bogor

BMI Corner

Hibah Rumah Siap Huni (HRSH) Koperasi Benteng Mikro Indonesia (BMI) kembali memberikan kebahagiaan bagi warga dhuafa (non anggota). Kali ini, giliran Anih (60), warga Kampung Poncol, Desa Babakan, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor yang menerimanya, Rabu (18/11). Ini merupakan rumah yang ke empat di wilayah Kabupaten Bogor yang dibangun lewat Ziswaf BMI.

Redaksi Klikbmi- CISEENG

Kehilangan sosok suami membuat keuangan Anih berantakan. Tinggal di sebuah rumah yang nyaris tak ada semen sedikitpun, Anih harus menghidupi tiga anak beranaknya dengan sangat terbatas. Hidup sebagai perajin tikar pandan belumlah disebut mapan bagi warga Kampung Poncol, Desa Babakan, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor tersebut. Beruntung, Rita, putri pertamanya bisa hidup mandiri.

Namun tak berarti itu bisa meringankan kehidupannya. Selama 16 tahun ditinggalkan sang suami, Anih harus menjalani hidup yang serba terbatas. Ia pun tak mau merepotkan anak-anaknya meski kini telah berkeluarga. Ia sadar, kondisi buah hatinya tak jauh berbeda dengannya. Namun, semakin lama, kekuatannya pun terkuras. Jika dahulu, ia bisa merajut tikar pandan seminggu delapan kali, kini berkurang menjadi sekali seminggu. Pendapatannya menurun drastis. ”Sekarang seminggu Cuma Rp100 ribu, ya itu diirit-iritin pak,” ujar wanita paruh baya tersebut kepada Klikbmi di rumahnya.

HIDUP DARI TIKAR PANDAN : Anih (kiri) berfoto bersama putri pertamanya, Rita di rumah mereka sebelum direnovasi, Rabu (18/11).

Kendati demikian, Anih tetap bersikukuh untuk hidup sendiri lewat tikar pandannya. Hingga ia lupa bahwa rumahnya kini hampir tak terurus. Laba-laba bersarang di setiap sudut rumah, lantai yang hanya beralas tanah membuat suasana rumah terasa lembab dan basah. Atap bocor di sana-sini. Hawa malam yang dingin bebas keluar masuk karena geribik rumahnya mulai lapuk. ”Kalau batuk sudah biasa, masuk angin palingan,” katanya menyebut penyakit yang sering dideranya saat musim penghujan tiba.

”Setiap habis salat, saya sering ngobrol (berdoa usai salat) sama yang di Atas. Kapan bisa punya rumah bagus, bisa bawa anak cucu tidur bareng di sini. Pengen punya lantai keramik kayak masjid,” terangnya.

Kesabaran dan doa Anih yang tak pernah terputus itu akhirnya terjawab. Akhir Oktober lalu, seorang pria berpakaian rapi lengkap dengan tas mendatangi rumahnya. Pria tersebut mengaku karyawan dari Koperasi BMI. Semua pertanyaan mengenai kesendiriannya memenuhi kebutuhan dan kondisi rumah dari petugas dijawabnya secara jujur. Hingga akhirnya, ia mendapat kabar bahwa rumahnya akan dibangun dalam program HRSH Kopsyah BMI.

”Sudah sekian kali saya bertemu orang yang punya rencana buat bangun rumah, tapi baru BMI yang bisa mewujudkan pembangunan rumah saya,” akunya.

Rabu (18/11), acara peletakan batu pertama pembangunan rumah dihelat. Acara itu dihadiri Manajer Ziswaf Kopsyah BMI, Casmita, Manager Area 05 Encep Toha Saputera dan Manajer Cabang Ciseeng M Saeful.Sementara dari pihak luar, acara tersebut dihadiri Kades Babakan Apendi, Bhabinsa Babakan Pelda Laode dan tokoh masyarakat setempat.

Kades Babakan Apendi mengucapkan terima kasih kepada Kopsyah BMI yang telah berpartisipasi memberikan Hibah Rumah Siap Huni kepada warganya. Ia mengakui, baru Kopsyah BMI yang mengaplikasikan syariah di tengah warganya. ” Ini rumah yang pertama kalinya dihibahkan kepada warga kami dari Kopsyah BMI. Padahal, BMI baru beroperasi di sini, tapi mampu memberikan contoh bagaimana koperasi syariah yang sesungguhnya. mudah mudahan Kopsyah BMI bisa terus berbuat kebaikan seperti ini kepada masyarakat kami, ” ujarnya.

KOPERASI PALING BERKAH: Kades Babakan Apendi melakukan peletakan batu pertama rumah Anih, Rabu (18/11). Apendi menyebut bahwa Kopsyah BMI yang pertama kali diketahuinya mewujudkan cita-cita koperasi untuk kemaslahatan umat di Desa Babakan.

Apendi juga menegaskan bahwa Kopsyah BMI menjadi bukti bahwa koperasi syariah yang benar-benar menjalankan program program sosial yang sangat bermanfaat bagi seluruh warganya. ”Saya menyesal dan baru tahu mengapa BMI baru kali ini beroperasi di sini. Lewat program HRSH ini, saya meyakini bahwa menjadi anggota Kopsyah BMI, sudah jelas dekat dan bermanfaat bagi masyarakat kita,” jelasnya.

Sementara Manajer Ziswaf Kopsyah BMI Casmita menuturkan Kopsyah BMI dalam masa pandemi ini terus menjalankan peran sosialnya dengan sangat baik. Sesuai dengan dalil koperasi bersumber pada QS Al Maidah ayat 2 yang berbunyi ; “Tolong menolonglah kamu dalam kebajikan dan taqwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran,”. Jika diperas, intisari dari ayat tersebut adalah rasa kekeluargaan dan gotong royong.

”Semangat tolong menolong ini yang terus kami bawa, bahwa di tengah pandemi Covid 19 ini, semangat kebersamaan untuk membantu sesama terus kami jalankan sesuai amanah,” terangnya.

”HRSH sederhana ini dibangun karena rumah tersebut nantinya sudah siap dihuni tinggal memindahkan alat rumah tangga saja. HRSH BMI selalu dibangun dengan standar dan kualitas yang bermutu. Spesifikasi bahan selalu kami cek. Rumah HRSH Bu Anih akan dibangun dengan ukuran 4×3 meter,” ujarnya.

KUALITAS NOMOR SATU: Proses pembangunan pondasi rumah Anih tengah dilakukan dengan komposisi material yang berkualitas.

Casmita menyebut HRSH yang akan berdiri nanti akan memiliki kamar tidur, kamar mandi dan dapur, saluran air dipasangi plavon GRC, Asbes menjadi atapnya dan baja ringan sebagai rangkanya. ”Semua full tembok, total biaya pembangunan mencapai Rp30 juta,” jelasnya.  

Terpisah, Presiden Direktur Koperasi BMI Kamaruddin Batubara merasa bersyukur, para anggota Kopsyah BMI bisa bergotong royong memberikan kebahagiaan dan mengurangi beban Ibu Anih lewat Ziswaf.

”Dengan bersyukur, Allah pasti menambah rezeki kita. Dengan ber-infaq Allah akan mengganti ratusan kali pahala kebaikan. Dengan berkoperasi kita tidak sekedar mencari keuntungan, tapi meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat dengan cara apa, ya bergotong royong saling membantu,” katanya.

Kamaruddin menegasskan bahwa HRSH adalah bentuk kepedulian Kopsyah BMI kepada anggota dan masyarakat. Dikatakannya, Zakat, Infaq dan Sadaqah (ZIS) untuk Dhuafa yang diberikan Rp1.000 per minggu ini, bisa membantu kehidupan Anih dan membangun HRSH senilai Rp30 juta. Sementara, ZIS bagi anggota bersumber dari dana kebajikan (1 persen setiap pencairan pembiayaan). 50 persen dari 1 persen tersebut diperuntukkan untuk sosial pemberdayaan sementara 50 persen lagi dipakai untuk pengembangan diri atau Capacity Building.

Dikatakannya, inilah bentuk manifestasi Koperasi sesungguhnya sesuai ajaran sang Founding Fathers Muhammad Hatta. ” Ini ajaran beliau, ekonomi gotong royong. Jika ini dipraktekkan, tidak akan ada yang miskin. Hal ini senada dengan Perintah Allah dalam Al Quran Surah Al Hasyr ayat 7 yang intinya bahwa harta jangan hanya beredar di kalangan orang kaya saja,” tandasnya. (gar/KLIKBMI).

Share on:

1 thought on “Lewat HRSH, Ziswaf BMI Kembali Menggebrak Bogor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *