Tangerang, klikbmi.com – Berawal dari pembiayaan Rp2 juta, Siti Serlina, Anggota Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) Cabang Curug Tangerang ini berhasil mendirikan usaha buket bunga. Manfaat dari pembiayaannya yang diperolehnya mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari, membangun toko, hingga menyekolahkan dua adik iparnya.
Buket bunga (Bouquet) menjadi salah satu bingkisan yang paling populer dibeli oleh banyak orang untuk diberikan kepada sosok tersayang. Sebab, bentuknya yang indah membuat siapa saja menjadi senang, terlebih jika diberikan di hari ulang tahun, wisuda dan hari spesial lainnya. Isinya bisa beragam. Mulai dari uang, uang mainan, snack, boneka dan beragam lainnya.
Kepada Klikbmi, Serli-sapaan akrab Siti Serlina- mengungkapkan usaha ini dimulai saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tengah gencar-gencarnya di pertengahan Juni 2021. Ibu satu anak ini baru saja resign sebagai sales di Mall Tangcity. Ia kemudian terinspirasi dari tayangan Youtube berisi tutorial membuat buket bunga.
”Waktu itu saya coba-coba dan kemudian saya upload ke status Whatsapp dan ternyata ada yang tertarik dan pesan ke saya. Lama-kelamaan, saya mulai banyak pesanan,” cerita Serli saat ditemui di rukonya tepat di depan SMP 4 Curug, Perumahan Graha Indah Curug, Kampung Pabuaran, Kelurahan Curug Kulon, Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa 14 November 2023.
Di tengah pesanan ramai, Serli yang sebelumnya anggota penabung Rembug Pusat Lumba-lumba mulai kesulitan modal. Ia pun mengakses pembiayaan Rp2 juta dari produk pembiayaan produktif Mikro Mitra Usaha (MMU). Lama-kelamaan, pesanan pun banjir. Tak kurang dari 25 lebih pesanan sehari ia dapatkan.
”Saat banjir pesanan itu, saya mulai membutuhkan tempat untuk workshop membuat buket bunga. Akhirnya saya mendapatkan pertolongan lagi dari Kopsyah BMI lewat MTG Renovasi,” jelasnya.
Dari MTG Renovasi Kopsyah BMI, Serli merubah ruangan di rumahnya menjadi ruko berukuran 5X4. Semua dicat pink dan dinamai Zara Buket, nama diambil dari putri semata wayangnya itu. Jika sedang banyak orderan, dia biasanya mencari bantuan seseorang. Dari hari ke hari, pesanan datang tanpa henti. Jika saat wisuda, karyawan lepasnya ditambah lagi.
Bagaimana bisa setenar ini. Serli mengatakan rahasianya satu, ia hanya mengambil untung sewajarnya. Harga buket bunga yang di toko besar mencapai Rp100 ribu, ia jual Rp50 ribu. Sementara itu, dalam proses pembuatannya, dia mengungkapkan hanya butuh waktu sekitar 1 jam atau 30 menit.
Kecepatan pembuatan tergantung pada besar kecilnya karangan atau buket bunga. Selain itu. Serli juga memberikan tutorial membuat buket bunga bagi pelanggan yang ingin merangkai bunganya sendiri. Hal itu membuat para pelanggan bisa belajar membuat buket sesuai kemauannya sendiri.
Kesulitannya saat ini, Serli masih bekerja sendiri di saat kebanjiran pesanan. Ia baru saja melepas dua pegawainya. Yakni adiknya sendiri karena alasan keluarga dan rekannya yang harus pulang kampung karena sang ayah sakit.
Meski demikian, hasil tangan Serli tak diragukan lagi. Meski usahanya masih terbilang muda, kualitasnya bagus sehingga membuat pelanggan puas. Alhasil, toko buket Zara miliknya menjadi trending di Google Maps mulai dari Curug sampai Kompleks Perumahan Citra Raya banyak yang menjadi pelanggannya.
Kepada Klikbmi, ia mengucapkan banyak terima kasih kepada Kopsyah BMI. Pembiayaannya yang semula Rp2 juta bisa memberikan manfaat besar bagi keluarganya. Kopsyah BMI menjadi pendorong kesuksesannya hingga sekarang. ”Dari pembiayaan Rp 2 juta dari Kopsyah BMI, saya bisa bangun usaha pak. Menyekolahkan dua adik ipar, bangun ruko dan sekarang punya bisnis jajanan kebab. Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Kopsyah BMI,” terang Serli.
Dengan kisaran harga mulai Rp 50 ribu sampai Rp100 ribu untuk buket, Serli mampu meraup omzet memenuhi kebutuhan hidupnya, lebih dari cukup. Serli baru saja mengakses pembiayaan Rp15 juta. Ia juga membuat tiga rekening simpanan untuk mertua, ibu kandung dan kakak yang setiap hari ditabungnya Rp10 ribu.
“Usaha ini awalnya iseng semata untuk mendapatkan pemasukan tambahan. Namun, ternyata bisa bertahan sampai sekarang. Intinya, harus semangat, terus berkarya, pantang menyerah, dan berani berubah dan tetap amanah buat anggota Kopsyah BMI kalau mau maju usahanya” pungkasnya.
”Modal saya dari dulu cuma dari Kopsyah BMI pak. Nggak ada dari lembaga keuangan lain. Bagi saya, apa yang diamanahkan oleh BMI harus dijalankan dengan baik dan benar. Alhamdulillah, berkat pembiayaan Kopsyah BMI saya bisa sedikit demi sedikit membangun usaha buket dan kebab, bisa ajak saudara dan tetangga kerja bareng, bisa membangun ruko untuk sekedar nggak kehujanan,” tandasnya.
Dalam setiap momen, Presiden Direktur Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara terus mengingatkan bahwa koperasi yang sejahtera ditunjukkan dengan meningkatnya kesejahteraan anggota. Ia mengajak anggota untuk terus berusaha, merubah hidup untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui Model BMI Syariah.
Model BMI Syariah memiliki lima pilar pemberdayaan yaitu ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial, dan spiritual. Kelima pilar tersebut dijalankan dengan lima instrumen yaitu Sedekah; Pinjaman; Pembiayaan; Simpanan dan Investasi melalui pengembangan budaya menabung; dan pemberdayaan Zakat, Infaq, Sedekah, Wakaf (ZISWAF).
Seperti Firman Allah SWT dalam QS Ar Rad ayat 11 :
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia
“Tentu Koperasi BMI bangga memiliki anggota semilitan Ibu Serli. Yang tetap semangat membangun ekonomi yang lebih baik. Turut membantu anggota lewat usahanya. Itulah koperasi, membangun jiwa gotong royong demi kebaikan dan kesejahteraan bersama,” pungkasnya. (togar/humas)
Berkah lancar usahanya bu