#Nasehat Dhuha# Kamis, 18 Februari 2021 | 53 Hari Menuju Ramadhan 1442 H | Oleh : Ustadz Sularto
Klikbmi, Tangerang –Anggota Koperasi BMI yang berbahagia, mengendalikan gaya hidup sangat penting dalam Islam. Kita tidak boleh berlebih-lebihan. Gaya hidup islami melarang seseorang bersikap berlebihan, sebab hal tersebut hanya akan merugikan kita diri sendiri dan orang di sekitarnya. Allah juga tidak menyukai orang yang gemar memubadzirkan sesuatu.
Pola hidup sederhana hendaknya dibudayakan umat Islam. Juga di keluarga kita. Kalau orang tua memberikan contoh anaknya tentang kesederhanaan, maka anak akan terjaga dari merasa dirinya lebih dari orang lain, tidak senang dengan kemewahan, dan mampu mengendalikan diri dari hidup bermewah-mewah. Orang yang sederhana akan mudah melepaskan diri dari kesombongan dan lebih mudah merasakan penderitaan orang lain. Jadi, bagi orang yang merasa penampilannya kurang indah, perindahlah dengan kesederhanaan. Sederhana adalah buah dari kekuatan mengendalikan keinginan. Mengendalikan selera dan gaya hidup. Kita harus hidup sesuai dengan pendapatan kita.
Kaya bukan hal dilarang, bahkan dianjurkan. Perintah zakat bisa dipenuhi kalau kita punya harta, demikian pula perintah haji dan banyak kebaikan lainnya bergantung pada kekayaan. Yang dilarang itu adalah berlebih-lebihan dan bermewah-mewahan. Hal tersbut bukan berarti mengajak untuk miskin, tapi mengajak agar kita berhati-hati dengan keinginan hidup mewah. Satu hal yang penting, ternyata di negara manapun orang yang bersahaja itu lebih disegani, lebih dihormati daripada orang yang bergelimang kemewahan.
Nabi Muhammad adalah sosok yang sangat sederhana. Walaupun harta Beliau sangat banyak, rumah beliau sangatlah sederhana, tidak ada singgasana, tidak ada mahkota walaupun jika beliau mau hal itu akan sangatlah mudah beliau dapatkan. Beliau menggunakan harta tersebut untuk menyebarkan risalah Islam, berdakwah, membantu fakir miskin, dan memberdayakan orang-orang yang lemah. Dari apa yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW, kita harus kaya dan harus mendistribusikan kekayaan tersebut kepada orang lain sebanyak-banyaknya, terutama untuk orang terdekat.
Maka, bila kita memiliki uang dan kebutuhan keluarga telah terpenuhi, bersihkan dari hak orang lain dengan berzakat. Kalau masih ada lebih, maka siapkan untuk kerabat yang membutuhkan. Kekayaan kita harus dapat dinikmati banyak orang. Sederhana dan tidak berlebihan akan menjadikan kita memiliki anggaran berlebih untuk ibadah, untuk meningkatkan kemampuan kita beramal saleh menolong sesama. Bukankah perilaku hemat dan hidup sederhana akan membantu dan meringankan kita di masa depan? Pentingnya hidup hemat dan kesederhanaan merupakan langkah terbaik yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Kita harus ingat bahwa Allah menunjuk kita sebagai khalifah di muka bumi
وَهُوَ ٱلَّذِي جَعَلَكُمۡ خَلَٰٓئِفَ ٱلۡأَرۡضِ وَرَفَعَ بَعۡضَكُمۡ فَوۡقَ بَعۡضٖ دَرَجَٰتٖ لِّيَبۡلُوَكُمۡ فِي مَآ ءَاتَىٰكُمۡۗ إِنَّ رَبَّكَ سَرِيعُ ٱلۡعِقَابِ وَإِنَّهُۥ لَغَفُورٞ رَّحِيمُۢ
“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [QS. Al-An’am:165]
Inti dari mengendalikan gaya hidup adalah jangan sampai pendapatan kita hanya untuk memenuhi keinginan dan selera duniawi, kita harus menjaga agar pendapatan kita bernilai. Agar pendapatan bernilai kita tetap harus menjalankan kewajiban dan sunah harta dengan berzakat, infaq , sedekah dan wakaf (ZISWAF).

Kami keluarga besar Kopsyah BMI mengajak untuk selalu ber-ZISWAF. Mari salurkan Rekening ZISWAF kita ke rekening ZISWAF KOPSYAH BMI : no rekening 7 2003 2017 1 (BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia (Sularto/Klikbmi).
