Nasehat Dhuha Rabu, 9 Juni 2021 | 28 Syawal 1442 H | Oleh Ust Sarwo Edy
Klikbmi, Tangerang – Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah lepas dari yang namanya berinteraksi dengan manusia lainnya. Di dalam agama islam kita kenal dengan yang namanya hablum-minan-naas (Hubungan dengan manusia). Kita diperintahkan untuk selalu menjaga kebaikan dalam kaitannya hablum mina-Allah (hubungan dengan Allah) dan hablum mina-n-naas (Hubungan dengan manusia).
Di dalam agama islam, ada korelasi yang sangat kuat antara hablum mina-Allah dan hablum mina-n-naas. Artinya Jika hubungan kita dengan Allah baik, maka akan berpengaruh kepada hubungan baik kita dengan manusia yang lainnya.
Kita kenal trilogy islam, Yaitu : Aqidah, Syariah dan Akhlak. Aqidah merupakan kepercayaan dan keimanan terhadap keesaan Allah. Syariah (hukum) adalah jalan menuju sesuatu yang diajarkan oleh agama. Dan Akhlak adalah budi pekerti, sopan santun dan perilaku.
Dalam filosofi lain, aqidah, syariah dan akhlak bagaikan suatu pohon, dimana aqidah adalah akar, syariah merupakan batangnya dan akhlak adalah daunnya.
Setiap perjalanan manusia satu dengan manusia yang lainnya tidak bisa kita samakan. Itulah warna-warni kehidupan yang harus dijalani setiap individu. Tujuannya adalah untuk menguji siapa di antaranya yang paling baik amalnya. Siapa yang paling baik syukurnya dan siapa yang paling baik sabarnya.
Karena adanya warna warni kehidupan itulah kadang akan timbul penyakit hati yang melingkupi manusia. Salah satu penyakit hati yang sering terjadi adalah dengki. SOS (Senang melihat Orang lain Susah dan Susah melihat Orang lain Senang).
Dengki menurut KBBI merupakan menaruh perasaan marah (benci,tidak suka) karena iri yang amat sangat kepada keberuntungan orang lain. Perasaan ini muncul karena seseorang tidak memiliki sesuatu kelebihan/keunggulan yang dimiliki orang lain atau mengharapkan orang lain yang memilikinya agar kehilangannya.
Dengki juga biasa kita sebut hasad yang di dalam bahasa arab diartikan iri hati. Kebanyakan orang yang memiliki sifat hasad ini akan melakukan hal-hal yang dilarang agama maupun norma sosial. Seperti berbohong dengan menjelekkan orang lain yang memiliki kelebihan/keunggulan tersebut. Ini jelas sangat bertentangan dengan norma agama dan jatuhnya menjadi fitnah.
Dalil yang menyatakan tentang hal tersebut termaktub di surat Al-Ahzab ayat 58 yang berbunyi :
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا
Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.
Banyak kisah-kisah yang diceritakan di dalam Al-Qur’an tentang bahaya dari sifat hasad ini. Dimulai dari bagaimana akhir dari sebuah hasad seorang Qabil terhadap Habil (dimana keduanya adalah anak dari Nabi Adam AS) yang diabadikan di dalam surat Al-Maidah ayat 27 dan juga bagaimana kisah hasadnya saudara-saudara Nabi Yusuf karena lebih sayangnya ayah mereka kepada beliau.
Dari dua cerita di atas saja, kita bisa menyimpulkan bahwa tidak ada kebaikan dari sifat hasad tersebut dan tidak akan kembali suatu kebaikan kepada pihak yang memiliki sifat hasad dan bahkan berakhir dengan suatu azab.
Allah secara jelas melarang sifat dengki/ hasad ini kepada setiap insan yang termaktub di dalam surat An-Nisa’ ayat 32 yang berbunyi :
وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا ۖ وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبْنَ ۚ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Selain dari Al-Qur’an yang secara jelas menerangkan bahwa Allah melarang keras terhadap sifat hasad, Rasulullah SAW juga pernah bersabda dalam hadistnya tentang larangan hasad yang berbunyi :
“jangan kalian saling mendengki, jangan saling najasy, jangan saling membenci, jangan saling membelakangi! Hendaklah kalian menjadi hamba-hamba Allah yang bersaudara” (HR. Bukhari dan Muslim).
Yang jadi pertanyaannya adalah apakah bisa kita menemukan solusi agar tidak benci pada nikmat orang atau hasad?
Berikut adalah beberapa caranya :
- Ilmu dan Iman dengan mengetahui bahwa hasad akan berdampak pada diri sendiri di dunia dan akhirat
Dari Abu Hurairah R.A, Rasulullah SAW bersabda,
“Barang siapa yang berbuat dzalim pada saudaranya, maka hendaknya dia meminta kehalalan padanya, karena kelak di akhirat tiada lagi dinar maupun dirham sebelum kebaikannya diambil untuk saudaranya (yang dia dzalimi). Bila tidak memiliki kebaikan, maka kejelekan saudaranya (yang dia dzalimi) akan diberikan padanya” (HR. Bukhari) - Selalu bersyukur yang sedikit
Dari An-Nu’man bin Basyir R.A, Rasulullah SAW bersabda,
“Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak”(HR. Ahmad. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadist ini hasan) - Selalu memandang orang yang di bawahnya dalam masalah dunia
Dari Abu Hurairah R.A, Rasulullah SAW,
“Jika salah seorang di antara kalian melihat orang lain diberi kelebihan harta dan fisik (atau kenikmatan dunia lainnya), maka lihatlah kepada orang yang berada di bawahnya (HR. Bukhari) - Banyak mendoakan kebaikan pada orang yang mendapatkan kenikmatan karena jika mendoakannya, kita akan dapat yang semisalnya.
Dari Ummu Darda’ R.A, Rasulullah SAW bersabda,
“Doa seorang muslim kepada saudaranya ketika saudaranya tidak mengetahuinya adalah doa yang mustajab. Di sisinya ada malaikat (yang bertugas mengaminkan doanya kepada saudaranya). Ketika dia berdoa kebaikan kepada saudaranya, Malaikat tersebut berkata : Aamiin. Engkau akan mendapatkan yang semisal dengannya”(HR. Muslim)
Kesimpulannya, mari kita menjauhi penyakit hati seperti sifat hasad/iri/dengki terhadap kenikmatan yang dimiliki oleh orang lain dan membanding-bandingkan dengan apa yang kita miliki karena setiap kita diberi jalan-jalan yang berbeda dalam menerima kenikmatan dari Allah SWT.
Salurkan sedekah terbaik kita melalui rekening Ziswaf Kopsyah BMI : BNI Syariah : 7 2003 2017 1 a/n Benteng Mikro Indonesia. Simpanan Sukarela : 000020112016. DO IT BMI : 0000000888. (Sularto/Klikbmi)