Menjadi Anggota Kopsyah BMI, Keberkahan Untuk Keluarga Saya

BMI Corner

Pernah Terpuruk, Usaha Depot Isi Ulang Air galon dan Elpiji Anggota Kopsyah BMI Cabang Subang Ini Bangkit Lewat Pembiayaan Dari Koperasi BMI

Subang, Klikbmi.com: Sorot mata Sularsih (51tahun) tampak sayu saat menceritakan kisahnya membangun usaha agen elpiji dan depot isi ulang pada 2019 silam. usaha yang dirintis bersama suaminya Rino Budi harus tumbang di pandemi pertengahan 2021 lalu. Tepat di September 2022, Sularsih dipertemukan dengan Kopsyah BMI. Pembiayaan pertamanya sebesar Rp 7 juta dari Kopsyah BMI melentingkan usahanya keluar dari lubang keterpurukan. Hari-hari Sularsih kini disibukkan membangun kembali usaha agen elpiji dan depot isi ulang air galon. Kini Sularsih mengakses pembiayaan mikro mitra mandiri (M3) yang telah mencapai Rp150 juta

baca juga : Datang Dari Makassar, Kopsek Ukhuwah Sejahtera Madani Siap Mereplikasi Sirkuit Bisnis Koperasi BMI Grup

Dengan semangat Sularsih (berjilbab) didampingi suaminya Rino Budi (Kaos merah) bercerita kepada Direktur bisnis dan Pemberdayan Kopsyah BMI Casmita (berbatik) bagaimana pembiayaan pertamanya sebesar Rp7 juta dari Kopsyah BMI membangkitkan kembali usaha depot galon dan gas elpiji miliknya dari keterpurukan.

Kalimat tahmid terus diucapkan perempuan paruh baya itu kepada Direktur Bisnis dan Pemberdayan Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) dan Manajer Kopsyah BMI Cabang Subang Abdul Kodir yang menemuinya, Rabu 9 Oktober 2024.
“Alhamdulillah pak, kalau nggak ada Kopsyah BMI mungkin hidup kami semakin terpuruk,”. ujar Anggota Rembug Pusat Lavender Kopsyah BMI Cabang Subang tersebut.

Baca juga : Kambara Raih Penghargaan Tokoh Koperasi Indonesia 2024 Dari Cluster Koperasi Syariah.

Subang merupakan kota yang kesekian kali ditinggali Sularsih setelah merantau meninggalkan tanah kelahirannya di Kulon Progo, Jogjakarta pada Tahun 2000.
Dari Jakarta, Sularsih berpindah pindah-pindah kota. Ia pernah tinggal di Batam Kepulauan Riau , Bekasi, lalu kembali ke kampung halamannya kemudian di Tahun 2015, ia dan suaminya Rino Budi memutuskan pindah ke Subang.

Mereka tinggal di sebuah rumah di Blok Sukahegar RT 067 RW 018 Kelurahan Sukamelang Kecamatan Subang, Kabupaten. Subang-Jawa Barat. Awal 2019, Sularsih dan suaminya membuka usaha agen elpiji. Sularsih menjadi agen elpiji dan depot air galon terbesar di kelurahan itu.
“Setiap hari saya bisa mengorder 2 truk gas elpiji. Lama kelamaan orderan semakin banyak,” terangnya.

Kesuksesan usaha Sularsih membuat banyak warga Sukamelang meniru usaha mereka. Depot air isi ulang tumbuh di sana-sini. Berbeda dengan membangun usaha depot isi ulang air galon, untuk menjadi agen penyalur Elpiji bukanlah hal yang mudah. Selain syarat administrasi, Sularsih harus menyetorkan deposito dengan varian Rp50 juta hingga Rp300 juta. Modal itu belum termasuk membeli tabung gas melon dan gas LPG. Warga yang ingin menjadi penjual gas elpiji pun berduyun-duyun membangun kemitraan dengan Sularsih. Pertengahan 2021 Masalah pun timbul, banyak dari mereka hanya menitipkan tabung gas tanpa menitipkan uang untuk membeli isi gas elpiji.

Sularsih berfoto bersama suami dan Direktur Bisnis dan Pemberdayan Kopsyah BMI Casmita

“Jadi mereka hanya menggadaikan tabung gas saja,uangnya nggak dikasih ” ujar Sularsih.
Alhasil Sularsih pun harus mengganti kerugian tersebut. ” Saya gak mau menuntut. biarlah Allah SWT yang membalasnya,” ujar Sularsih.

Baca juga:Kambara Dinobatkan Tokoh Pegiat Desa dan Koperasi Tingkat Nasional

Akibat ulah mitra mitranya yang nakal modalnya lama kelamaan kian tergerus dan habis. Hal itu berimbas Sularsih tak bisa membayar deposito. Mitra mitranya pun mulai mengeluh karena gas elpiji tak lagi tersalurkan. Sularsih tak mau mundur. Deposito tetap ia bayar agar semuanya berjalan lancar. Ia pun terpaksa mengutang dari para rekannya hingga keluarga untuk menutupi ini. “Gali lubang tutup lubang pak,” ujar Sularsih.

Himpitan ini ia rasakan selama setahun cibiran dan makian dari pelanggan karena ketiadaan barang ia telan sendiri. Hingga pada September 2022, Sularsih dipertemukan oleh Kopsyah BMI. Berawal dari ajakan salah satu anggota bernama Bu Eri, Sularsih pun menjadi anggota Rembug Pusat Lavender.

“Saya awalnya nggak percaya pak masak minjam uang nggak pakai jaminan . Kalau pakai jaminan apa yang bisa saya jaminkan rumah saja masih numpang tapi di Kopsyah BMI tanpa jaminan, Semua syarat dimudahkan dengan dasar saling percaya. Pembiayaan pertama saya sebesar Rp7. juta sampai sekarang semua tanpa jaminan . Dari amanah itu usaha saya bisa bangkit,” terang Sularsih.

Nada bicara Sularsih semakin semangat saat menceritakan bagaimana ia mengelola pembiayaan dari Kopsyah BMI. Pembiayaan Rp7 juta ia selesaikan dalam waktu 3 bulan. “Pembiayaan itu saya gunakan untuk modal membangun usaha lagi,’ kata Sularsih

Wilayah penyalurannya semakin luas. belajar dari pengalaman sebelumnya, Sularsih semakin selektif mencari mitra.

usahanya meningkat dari hari ke hari, dalam sehari Sularsih mampu mengantarkan 1.200 galon dan satu truk gas elpiji. Alhasil pembiayaan Sularsih di Kopsyah BMI meningkat dari Rp7 juta menjadi Rp12 juta. Hingga pada pembiayaannya yang ke delapan Sularsih mendapat amanah pembiayaan mencapai Rp150 juta yang akan diselesaikannya pada Desember 2024 nanti. kini Sularsih memiliki karyawan sebanyak 4 orang
di rembug pusat Lavender, Sularsih dikenal sebagai anggota yang militan dan loyal. ibu tiga anak ini juga menyimpan di Simpanan Sukarela, Simpanan berjangka dan Simpanan Saham. Koperasi Syariah BMI menjadi tempat utama pengelolaan keuangan Ibu Sularsih saat ini.

“Menjadi anggota koperasi BMI adalah keberkahan bagi keluarga saya , BMI datang menyelamatkan hidup kami. Terima kasih Kopsyah BMI,” tandas Sularsih. (Togar/Humas)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *