Menjaga Jarak Dengan Dunia, Jangan Terlalu Cinta Dunia

Info ZISWAF

Nasehat Dhuha Rabu, 28 April 2021 | Hari Ke-16 Rmadhan 1442 H | Oleh : Sularto

Klikbmi, Tangerang – BMI Kliker di manapun berada, pujian syukur mari terus kita haturkan kepada Allah SWT karena kita telah menyelesaikan dengan baik puasa kita sampai hari ke-15. Hari ini kita masuk pada hari ke-16. Semoga puasa kita hari ini diberikan kelancaran dan mendapat pahala yang besar dan mendapatkan ridhlo Allah SWT.  Dalam satu ceramahnya Buya Yahya menyampaikan bahwa cinta dunia bukan hanya dimiliki oleh orang kaya, tetapi juga dimiliki oleh orang miskin. Seperti banyak orang miskin yang mengorbankan sholat hanya untuk mengejar dunia yang bernilai ratusan ribu rupiah.

BMI Kliker yang berbahagia, setiap muslim  percaya tujuan penciptaan dirinya dan keberadaannya di dunia ini tidak lain adalah beribadah kepada Allah Ta’ala. Hanya saja, tidak sedikit yang akhirnya melupakan hal tersebut sehingga terjerumus dalam kecintaan yang dalam pada nikmat dunia. Seorang mualaf dan pengarang buku The Islamic yang juga seniman grafis yang berfokus pada tema-tema konversi ke Islam, Theresa Corbin, mengatakan, tidak ada masalah dalam mencintai dunia.  Bagaimanapun, itu adalah sarana untuk menopang hidup kita dan melanjutkan ibadah. Bagaimanapun, itu adalah berkah bagi kita dan sarana bagi kita untuk bersyukur kepada Sang Pencipta. Masalah datang ketika kita membuat dunia menjadi tujuan dan bukan alat untuk tujuan akhir. Dunia adalah tempat sementara waktu dan semua yang ada di dunia harus digunakan atau dihindari dengan tujuan akhir mencapai ridha Allah.

Quraish Shihab mengungkap bahwa kebodohan adalah salah satu sumber musibah. Sedangkan sumber dosa, salah satunya adalah cinta yang berlebihan. Menurut Quraish Shihab, ada dua naluri yang dianugerahi Allah kepada manusia, yaitu mencintai dunia dan akhirat. Saat keduanya dihadapkan untuk dipilih, maka yang dipilih itulah yang lebih dicintai. Meski begitu, Quraish Shihab mengingatkan untuk tidak terlalu berlebihan mencintai dunia. Bagi siapa yang memenuhi hatinya dengan rasa butuh yang terus bertambah dan bekerja sambil berlari mengejar dunia tanpa henti, adalah yang terlalu berlebihan dalam cintanya pada dunia. Tujuan kita bukanlah menjadi sekaya, atau sekuat, atau senyaman mungkin dalam hidup ini. Hidup ini hanyalah sarana menuju akherat di mana apa yang kita lakukan di dunia akan menentukan posisi kita di hadapan Allah.

Allah juga sebenarnya sudah tahu kalau kita akan melakukan kesalahan dalam perjalanan kita menuju akhirat. Allah berfirman:

بَلْ تُؤْثِرُونَ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا 

Artinya: “Sesungguhnya kalian (wahai manusia), mementingkan perhiasan dunia atas kenikmatan akhirat,” (QS al-A’la Ayat 16).

Ketika kita mulai mengejar dunia alih-alih menggunakannya sebagai alat untuk tujuan kita yang sebenarnya (ridha Allah), saat itulah prioritas kita bercampur aduk. Dan, kita mulai menderita penyakit spiritual yang serius. Nabi Muhammad pernah berdiri di depan para sahabat dan berkata: “Bukan kemiskinan yang aku takuti untukmu, tapi apa yang aku takuti untukmu adalah dunia akan dihadirkan untukmu seperti yang telah disajikan untuk mereka yang sebelum kamu, lalu kau akan bersaing untuk itu, dan itu akan terjadi, menghancurkanmu, sama seperti itu menghancurkan mereka.” (Ibn Majah)

Sebagaimana penyakit fisik menghancurkan tubuh, penyakit spiritual menghancurkan jiwa. Ketika kita menempatkan cinta dunia di atas cinta Allah, penyakit seperti keserakahan, kesombongan, tidak tahu berterima kasih, cemburu, dan kesia-siaan semuanya mulai mengambil alih hati kita dan membuat hidup menuju kehancuran. Maka jaga jarak dengan dunia dan jangan terlalu cinta pada dunia.

Mari menempatkan dunia sebagai sarana beribadah, dengan tetap rutin bersedekah. Mari salurkan sedekah terbaik kita sebagai bentuk ketatan kita melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BNI Syariah) a/n  Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888 dengan memilih Paket Takjil atau Paket Wakaf Al Qur’an Terjemahan dan atau memilih keduanya. (Sularto/Klikbmi)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *